Foto : tempo
brominemedia.com-
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono menyebutkan Kementerian Kesehatan akan
mempercepat pemenuhan dokter, dokter gigi, dan spesialis guna memenuhi
kebutuhan tenaga kesehatan di seluruh fasyankes di Indonesia.
“Seperti yang kita tahu, banyak fasilitas pelayanan
kesehatan yang masih kekurangan tenaga kesehatan, dibutuhkan waktu sekitar 7-36
tahun untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis di jejaring layanan rujukan,”
kata Dante melalui siaran pers Kemenkes, Senin, 5 Desember 2022.
Hal itu diungkapkan Dante dalam acara Mukmar, Seminar dan
Workshop Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ARSPI) di Jakarta pada
Senin, 5 Desember 2022.
Dante menjelaskan, upaya akselerasi dilakukan dengan
menambah kuota dan jumlah prodi di fakultas kedokteran serta melakukan program
pengampuan rumah sakit (RS) pendidikan terhadap rumah sakit lainnya.
Skema ini disebut juga dengan Academic-Based Health System
(AHS), di mana RS didorong agar tidak hanya berperan dalam memberikan pelayanan
kesehatan, tetapi juga dalam bidang pendidikan dan penelitian.
“Nantinya akan kami bentuk sistem RS online untuk meningkatkan sistem integrasi dan interoperabilitas antar rumah sakit, sehingga RS Pendidikan yang sudah ada bisa mengampu RS lainnya,” ujarnya.
Di Indonesia sendiri, program AHS telah dilaksanakan sejak tahun 2010 oleh Universitas Indonesia. Kala itu, fakultas kedokteran UI diintegrasikan dengan RSUPN Cipto Mangunkusumo untuk memberikan layanan kesehatan, serta untuk meningkatkan produksi tenaga kesehatan yang berkualitas dan bermutu.
Sejak saat itu, program AHS terus diperluas, mencakup 6 fakultas kedokteran diantaranya Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Airlangga (UNAIR), dan Universitas Hasanuddin (UNHAS).
Keenam fakultas kedokteran tersebut kemudian melakukan pengampuan di enam wilayah. Hasilnya, jumlah RS Pendidikan meningkat hingga 210 RS di seluruh di Indonesia, terdiri dari 82 unit RSP Utama, 13 RSGM, 28 RS Afiliasi, dan 87 RS Satelit.
Jumlah ini, kata Dante, tengah diupayakan untuk ditingkatkan. Sebab, masih ada sekitar 210 RS yang berpotensi untuk dijadikan RS Pendidikan.
“Totalnya nanti akan ada 420 RS Pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia. Harapannya ini mampu memberikan layanan kesehatan yang memadai, sekaligus bisa menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas dan bermutu” tutur Dante.
Guna mewujudkan target tersebut, dia meminta agar ARSPI aktif melakukan pendampingan dan memberikan bimbingan kepada 210 RS yang belum ditetapkan menjadi RS Pendidikan.
Tak hanya itu, RS Pendidikan juga diminta untuk memastikan proses pendidikan di RSP yang telah ditetapkan berjalan dengan baik dengan kualitas pendidikan yang tetap terjaga. “Mudah-mudahan, kita bersama bisa meningkatkan jumlah tenaga kesehatan melalui penguatan RS Pendidikan yang terintegrasi,” ujarnya NESA AQILA.
Konten Terkait
Universitas Semarang (USM) dan Universitas Gunadarma resmi menjalin kerja sama melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU).
Senin 21-Jul-2025 21:06 WIB
Saat meninjau langsung ke lapangan, Wali Kota Tri Adhianto menyaksikan kondisi fisik bangunan sekolah yang cukup memprihatinkan.
Senin 21-Jul-2025 21:06 WIB
Antusiasme dan kecerian peserta didik mewarnai acara Peringatan Tahun baru Hijriyah sekakigus PenutuPan MPLS
Minggu 20-Jul-2025 20:58 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meresmikan sekaligus membuka angkatan pertama SMA Kemala Taruna Bhayangkara (KTB) dan Global Darussalam Academy (GDA).
Minggu 20-Jul-2025 20:57 WIB
Mensos Syaifullah Yusuf mengakui masih banyak kekurangan terjadi pelaksanaan Sekolah Rakyat selama sepekan beroperasi
Minggu 20-Jul-2025 20:54 WIB