Kardinal Suharyo: Yang Kaya Merusak Hutan, Rakyat Kecil Jadi Korban
Kamis 25-Dec-2025 20:38 WIB
2
Foto : mediaindonesia
Brominemedia.com - USKUP Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, menyatakan rentetan bencana alam yang terjadi di berbagai daerah merupakan lonceng peringatan bagi bangsa Indonesia untuk melakukan pertobatan ekologis secara nasional.
Dalam konferensi pers Hari Raya Natal 2025 di Gereja Katedral Jakarta, Kamis (25/12), Kardinal Suharyo menegaskan bahwa bencana alam tidak semata-mata disebabkan oleh faktor alam. Menurutnya, bencana juga berkaitan erat dengan perilaku manusia yang merusak lingkungan hidup.
Ia menilai, konteks perayaan Natal tahun ini tidak dapat dilepaskan dari situasi kebencanaan yang dialami masyarakat di sejumlah wilayah, seperti Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. Daerah-daerah tersebut mengalami dampak besar akibat banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada akhir November lalu.
Pertobatan ekologis, kata Suharyo, harus dimaknai sebagai perubahan cara pandang dan gaya hidup manusia agar lebih bertanggung jawab terhadap alam sebagai bagian dari ciptaan Tuhan.
“Kerusakan lingkungan yang berujung pada bencana harus menjadi refleksi bersama tentang apa yang perlu dibenahi dalam cara kita memperlakukan alam,” kata Kardinal Ignatius Suharyo dikutip dari Antara, Kamis (25/12).
Ia menjelaskan bahwa pertobatan ekologis tidak selalu diwujudkan melalui tindakan besar. Langkah-langkah kecil dan konkret dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengurangi sampah, menggunakan sumber daya secara bijak, serta menghindari gaya hidup berlebihan, dinilai menjadi bagian penting dari tanggung jawab moral terhadap lingkungan.
Dengan semangat Natal, ia berharap pesan pertobatan ekologis dapat mendorong seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama merawat alam demi keberlanjutan kehidupan generasi mendatang. Ia juga menekankan pentingnya peran para pemimpin yang tengah menjalankan pemerintahan agar bersikap jujur dan konsisten dalam mewujudkan kebaikan bersama.
"Siapa yang menandatangani izin menebang hutan atau yang menandatangani jangan lah wani piro? Nah itukan membahayakan. Yang kaya merusak hutan, korbannya rakyat miskin. Korbannya saudari-saudara yang kita tidak memiliki kekuasaan. Melalui semangat kelahiran juru selamat Keuskupan Agung Jakarta berharap kepada para pemimpin bekerja sebaik-baiknya mewujudkan kebaikan bersama," kata Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo.