Foto : harianjogja
brominemedia.com -
Sekitar 8 juta warga Amerika Serikat (AS) berpotensi kelaparan. Hal itu
disebabkan karena program tunjangan atau bantuan sosial (bansos) pangan atau
SNAP berakhir sejak awal tahun ini.
Kondisi tersebut muncul setelah pertumbuhan ekonomi Negeri
Paman Sam itu terpuruk. Satu dari empat rumah tangga yang menerima bantuan
subsidi pangan tambahan di era pandemi mengatakan bahwa mereka
"kadang-kadang" atau "sering" tidak memiliki cukup makanan
sejak program tersebut dicabut di 32 negara bagian per 1 Maret 2023, menurut
analisis Biro Sensus AS.
"Hasil tersebut menandai periode penuh pertama
pengumpulan data setelah sebagian besar rumah tangga menerima jumlah SNAP yang
lebih rendah," kata Biro Sensus AS dikutip dari Bloomberg, Kamis
(27/4/2023).
Manfaatin gadgetmu untuk dapetin penghasilan tambahan. Cuma modal sosial media sudah bisa cuan!
Gabung bisnis online tanpa modal di http://bit.ly/3HmpDWm
Sebuah keluarga yang terdiri dari empat orang dengan pendapatan US$2.000 per bulan saat ini mendapatkan rata-rata US$340 dalam bentuk tunjangan Program Bantuan Gizi Tambahan setiap bulannya. Jumlah tersebut US$600 lebih rendah daripada sebelum masa berlakunya.
Menurut para ekonom di Morgan Stanley, dampaknya sudah terlihat dalam angka-angka terbaru pada produk domestik bruto untuk kuartal I/2023.
"Konsumsi melemah di akhir kuartal I/2023 lantaran penurunan tunjangan SNAP pada Maret 2023, serta cuaca yang lebih hangat menarik aktivitas konsumsi ke depan," tulis para ekonom Morgan Stanley yang dipimpin oleh Ellen Zentner dalam sebuah catatan.
Seperti diketahui, laporan Departemen Perdagangan yang menunjukkan pertumbuhan PDB AS melambat menjadi 1,1 persen secara tahunan per kuartal I/2023.
"Hilangnya tunjangan pangan akan berlanjut hingga kuartal II/2023 dan diperkirakan akan membebani konsumsi," tulis ekonom Morgan Stanley.
Tim Morgan Stanley memperkirakan bahwa berakhirnya tunjangan pangan SNAP mengakibatkan kerugian pada pendapatan yang dapat dibelanjakan sebesar US$4 miliar dari Februari hingga Maret, atau US$50 miliar jika disetahunkan.
Ekonom juga melihat berakhirnya stimulus era Covid yang diterjemahkan ke dalam hambatan signifikan pada pendapatan yang dapat dibelanjakan pada kuartal kedua, yang mengakibatkan penurunan belanja konsumen secara keseluruhan.
Melalui program SNAP, keluarga dan individu berpenghasilan rendah di AS menerima tunjangan tunai yang dimasukkan ke dalam kartu yang dapat digunakan untuk membeli bahan makanan di toko-toko resmi. Pembayaran rata-rata untuk keluarga beranggotakan empat orang melonjak dari kurang dari US$50 sebelum pandemi menjadi sekitar US$650 pada puncaknya.
Manfaat yang ditingkatkan membantu banyak keluarga untuk tetap bertahan karena harga berbagai bahan pokok, mulai dari daging hingga telur melonjak.
Beberapa pemerintah daerah semakin memilih untuk tidak menggunakan jatah SNAP darurat ketika vaksin diluncurkan dan ekonomi lokal dibuka kembali. Sejak Maret 2023, jumlah rumah tangga yang melaporkan ketidakcukupan pangan di negara-negara bagian yang mempertahankan program ini hingga saat itu telah meningkat ke tingkat yang sama dengan negara-negara bagian yang mengakhiri program ini lebih awal.
Semakin banyak orang Amerika yang beralih ke kartu kredit dan jenis pembiayaan yang tidak terlalu diatur untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka lantaran tunjangan atau bansos di era pandemi dicabut satu per satu oleh pemerintah.
Konten Terkait
Lebih dari 82 juta pemilih memanfaatkan pemungutan suara awal saat hari pemilihan Pilpres Amerika Serikat dimulai.
Selasa 05-Nov-2024 20:22 WIB
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) membenarkan peristiwa saling tikam Warga Negara Indonesia (WNI) di Philadelphia, Amerika Serikat (AS). Korban berasal dari Tangerang.
Jumat 09-Aug-2024 20:35 WIB
brominemedia.com - Patung lilin aktor Amerika Serikat Dwayne Johnson diresmikan di Musée Grévin di Paris, Prancis, pada 16 Oktober 2023. Akan tetapi, beberapa orang yang sudah melihatnya tidak...
Selasa 24-Oct-2023 03:43 WIB
Brominemedia.com - Pembalap AlphaTauri, Daniel Ricciardo, telah pulih sepenuhnya dari cedera dan telah memastikan kesiapannya untuk berpartisipasi dalam F1 GP Amerika Serikat 2023
Rabu 18-Oct-2023 02:03 WIB
Tether Holdings Limited, raksasa kripto di balik stablecoin terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, telah menjadi pemegang Obligasi Negara Amerika Serikat terbesar ke-22 di dunia. Penerbit USDT ini menyalip negara-negara seperti Australia, Spanyol, Meksiko dan Uni Emirat Arab dalam mencapai prestasi ini. Chief Technology Officer Tether, Paolo Ardoino, melalui X (sebelumnya Twitter) hari ini telah menyoroti kepemilikan […] The post Tether Holdings Menjadi Pemegang Obligasi Negara AS Terbesar ke-22 di Dunia appeared first on Coin Edition.
Rabu 06-Sep-2023 04:00 WIB