Foto : tempo
brominemedia.com-- Singapura, bersama dengan Brunei, Malaysia, dan Thailand,
akan menominasikan kebaya untuk dimasukkan dalam Daftar Perwakilan UNESCO
Warisan Budaya Tak Benda. Kemanusiaan. Hal ini diungkapkan oleh Dewan Warisan
Nasional (NHB) dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 23 November 2022.
Pendaftaran kebaya bersama tiga negara lainnya ini akan
menjadian nominasi multinasional pertama Singapura, yang melibatkan empat
negara. Nominasi multinasional untuk pakaian tradisional wanita, yang mewakili
bagian penting dari warisan Melayu dan kota pelabuhan Singapura, juga
mencerminkan perpaduan unik budaya di Asia Tenggara, pertama kali diusulkan dan
dikoordinasikan oleh Malaysia.
“Brunei, Malaysia, Singapura, dan Thailand sepakat untuk
bekerja sama dalam nominasi multinasional ini karena kebaya mewakili dan
merayakan sejarah bersama yang kaya di kawasan ini, mempromosikan pemahaman
lintas budaya, dan terus hadir dan secara aktif diproduksi dan dikenakan oleh
banyak komunitas di seluruh Asia Tenggara," kata Dewan Warisan Nasional
Singapura. Mereka juga mempersilahkan negara lain untuk bergabung dalam
nominasi tersebut.
Daftar ini dikembangkan oleh UNECO pada tahun 2008 dan
terdiri dari unsur-unsur warisan budaya tak benda dari berbagai negara.
Pendaftaran tersebut bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya praktik
dan ekspresi, mendorong dialog yang menghormati keragaman budaya, serta
memberikan pengakuan yang semestinya terhadap praktik dan ekspresi komunitas di
seluruh dunia.
Untuk memenuhi syarat, UNESCO akan fokus pada aspek-aspek
seperti bagaimana kebaya diselaraskan dengan definisi warisan budaya takbenda
dari lembaga tersebut. Selain itu nominasi melibatkan partisipasi masyarakat di
setiap negara peserta.
Pada Desember 2020, budaya jajanan Singapura juga masuk
dalam daftar warisan budaya tak benda UNESCO. Thailand memiliki tiga elemen
dalam daftar UNESCO, termasuk Nuad Thai atau pijat tradisional Thailand.
Malaysia memiliki enam unsur, termasuk latihan pencak silat,
sedangkan Brunei baru pertama kali mendaftarkan.
Menurut Kepala Eksekutif NHB, CEO NHB Chang Hwee Nee kebaya
merupakan representasi identitas Melayu, Peranakan dan masyarakat lainnya di
Singapura. "Kebaya merupakan bagian integral dari warisan kami sebagai
kota pelabuhan multikultural, dengan hubungan lintas Asia Tenggara dan
dunia," ujarnya dilansir dari Channel News Asia. Hasil nominasi akan
diumumkan pada akhir 2024.
Bulan lalu sejumlah masyarakat Indonesia mendorong untuk
didaftarkannya kebaya dalam warisan UNESCO. KBRI Washington DC bersama diaspora
Indonesia melakukan kampanye "Kebaya Goes to UNESCO." Sekitar 200
perempuan di wilayah Washington DC dan sekitarnya ikut meramaikan parade
“Cantik Berkebaya" di kawasan National Mall, pusat kota Washington DC pada
Minggu, 7 Agustus 2022.
Konten Terkait
JPNN.com, CIANJUR - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon, dan Wakil Menteri Kebudayaan (Wamenbud) Giring Ganesha Djumaryo, melakukan kunjungan kerja ke Situs Gunung Padang di Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Rabu 01-Jan-2025 21:26 WIB
Pemkab Ponorogo meresmikan Mixzone Creative Hub yang merupakan reward dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Rabu 01-Jan-2025 21:23 WIB
Bareskrim Polri menangkap warga negara (WN) Ukraina Roman Nazarenco alias RN yang merupakan otak sekaligus pengendali laboratorium narkoba di Bali.
Minggu 22-Dec-2024 20:34 WIB
Selama telapak tangan dan kaki menghitam, Rini mengaku kadang merasa nyeri di bagian tubuh tersebut.
Jumat 20-Dec-2024 21:31 WIB
Sertifikat penetapan Rumah Dhurung Bawean dan Pudak sebagai WBTbI tingkat nasional resmi diterima oleh kepala Disparbud Gresik Saifudin Ghozali
Senin 09-Dec-2024 20:45 WIB