Sabtu 14-Oct-2023 01:00 WIB
388
Foto : brominemedia.com
Brominemdia.com - Wakil Ketua Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander
Marwata membela atasannya, Firli Bahuri yang
menandatangani surat penangkapan mantan Menteri
Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL)
sebagai penyidik.
Alex
menyinggung soal Undang-undang (UU) KPK yang lama dan UU KPK 2019 yang baru
setelah direvisi.
"Sebetulnya
UU KPK yang lama dan yang baru secara tupoksi tuh enggak ada bedanya. Bisa
dibaca di Pasal 6. Di situ tugas KPK melakukan pencegahan, koordinasi,
supervisi, melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan," kata Alex
di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (13/9/2023).
Menurutnya
yang diberikan mandat dalam UU KPK untuk melaksanakan sejumlah tugas itu adalah
pimpinan KPK.
"Jadi, sekalipun tidak disebutkan di dalam Undang-Undang yang baru, pimpinan itu penanggung jawab tertinggi lembaga ya. Secara official sampai dengan saat ini kami masih meyakini bahwa pimpinan KPK adalah penanggung jawab tertinggi lembaga. Kalau bukan pimpinan siapa lagi kan. Kan enggak mungkin juga Dewan Pengawas KPK," jelasnya.

Oleh karena itu, pimpinan mendelegasikan kepada kedeputian
penindakan untuk upaya-upaya penyidikan. Tentu kalau pimpinan bukan penyelidik,
bukan penuntut umum, kami enggak bisa juga mendelegaskan kewenangan itu kepada
penyidik di KPK, kan begitu. Itu logika hukumnya seperti itu," sambungnya.
Sebelumnya,
Mantan penyidik KPK, sekaligus ketua IM57+ Institute M Praswad Nugraha menilai
Firli tak bisa menandatangani surat penangkapan SYL sebagai penyidik.
"Dengan
adanya perubahan pada Pasal 21 ayat (4) UU Nomor 19 Tahun 2019 tentang KPK yang
menyebutkan bahwa pimpinan KPK tidak lagi bertindak sebagai penyidik dan
penuntut umum di KPK dengan perubahan klausul yang mengganti istilah penyidik
dan penuntut umum menjadi pejabat negara. Artinya, pimpinan KPK bukan lagi
penyidik dan penuntut umum," katanya.
Konten Terkait
Terungkap alasan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko.
Jumat 07-Nov-2025 20:18 WIB
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan lima orang tersangka baru dalam kasus dugaan suap pengelolaan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) serta pengadaan barang dan jasa di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo tahun 2021-2024.Jurubicara KPK, Budi Prasetyo mengatakan, tim penyidik telah selesai melakukan pemeriksaan terhadap lima orang tersangka baru dalam perkara pengembangan kasus yang menjerat mantan Bupati Situbondo, Karna Suswandi. Mereka merupakan pihak pemberi suap.Hari ini .
Selasa 04-Nov-2025 20:53 WIB
Diskominfotik Riau memberikan klarifikasi terkait OTT KPK yang turut mengamankan Gubernur Riau Abdul Wahid diamankan.
Senin 03-Nov-2025 21:33 WIB
KPK melakukan penyelidikan dugaan korupsi terkait kereta cepat Whoosh. KPK meminta para pihak yang dipanggil dalam penyelidikan kasus tersebut kooperatif.
Jumat 31-Oct-2025 21:08 WIB
KPK masih menghitung kerugian keuangan negara dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi pengelolaan dan penyelenggaraan haji tahun 2024.
Rabu 01-Oct-2025 20:32 WIB





