Senin 27-Feb-2023 22:57 WIB
173

Foto : harianjogja
brominemedia.com - Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Tjandra Yoga Aditama
mengemukakan kejadian Flu Burung atau H5N1 yang semula terjadi pada binatang
mamalia, saat ini mulai menginfeksi manusia.
"Sesudah terjadi Flu Burung di berbagai binatang
mamalia di berbagai negara Eropa dan lainnya, maka mulai ada kasus pada
manusia, bahkan di Asia, bahkan sesama negara ASEAN, yaitu Kamboja," kata
dia saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan kasus di Kamboja baru-baru ini diawali dari
infeksi pada 22 ekor ayam dan tiga bebek yang mati di lingkungan rumah keluarga
setempat.
Selain itu, burung liar di sekitar desa tempat tinggal
pasien dilaporkan mati serta masih ada 11 orang lainnya yang sedang dalam
pemeriksaan tentang kemungkinan tertular.
"Kematian unggas juga terjadi di negara kita pada waktu
kasus Flu Burung pada manusia meningkat beberapa tahun yang lalu, dan bahkan
angka kematian di Indonesia cukup tinggi," ujarnya.
Tjandra yang juga mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia
Tenggara itu, mendorong kepemimpinan Indonesia di ASEAN untuk mengantisipasi
Flu Burung.
Manfaatin gadgetmu untuk dapetin penghasilan tambahan. Cuma modal sosial media sudah bisa cuan!
Gabung bisnis online tanpa modal di http://bit.ly/3HmpDWm

"Kementerian Kesehatan Indonesia perlu mengoordinasikan seluruh Kementerian Kesehatan di negara ASEAN untuk kewaspadaan dan antisipasi," katanya.
Caranya, dengan mendeteksi apakah ada kasus di negara ASEAN lain di luar Kamboja, termasuk Indonesia. Kalau memang ada maka perlu upaya maksimal untuk mengendalikan di sumber penularan supaya kasus tidak keluar ke negara lain.
Berikutnya, negara yang belum ada kasus perlu membentengi diri agar jangan terjadi importasi kasus.
"Untuk Indonesia, perlu dilakukan surveilans ketat pada unggas dan manusia untuk mendeteksi awal kalau-kalau sudah ada kasus," katanya.
Untuk mendeteksi unggas, kata Tjandra, bisa dilakukan di tiga tempat, yakni peternakan, pasar ayam, dan lingkungan rumah.
Untuk manusia maka dapat di deteksi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain.
"Apalagi kalau ada klaster beberapa orang dengan gejala yang sama," ujarnya.
Jika muncul kecurigaan kasus pada manusia dan hewan, kata dia, maka diperlukan tim khusus yang dapat turun ke lapangan.
"Mereka haruslah gabungan antara kesehatan dan juga kesehatan hewan. Sarana diagnosis dicek ulang kesiapan dan ketersediaannya, kalau-kalau nanti diperlukan secara luas," katanya.
Ia mengatakan berikutnya terkait obat Flu Burung, Oseltamivir, dengan merek Tamiflu, yang perlu juga dicek ketersediaan serta cara mendapatkannya
"Tentu terus kerja sama dengan WHO untuk memantau perkembangan kasus di berbagai negara, perkembangan genomik kasus pada manusia dan unggas, serta kerja sama internasional untuk ketersediaan logistik yang mungkin akan diperlukan," katanya.
Konten Terkait
Hubungan yang manipulatif bukan hal baru, namun penting untuk terus disuarakan agar semakin banyak orang yang sadar dan mampu mengenali tanda-tandanya sejak awal.
Selasa 22-Apr-2025 20:28 WIB
Paris Saint-Germain akan menghadapi Aston Villa pada leg kedua perempat final Liga Champions di Stadion Villa Park, Birmingham, Rabu (16/4) dini hari WIB.
Selasa 15-Apr-2025 21:20 WIB
Anggota Komisi IV DPR RI Riyono berharap pemerintah bisa mempertahankan kestabilan harga pangan, terkhusus cabai menjelang Idulfitri 1443 Hijriah yang kemungkinan terlaksana pada akhir Maret 2025.
Rabu 19-Mar-2025 21:02 WIB
Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa, Kota Bogor mencapai 220 sentimeter atau berstatus Siaga 1.
Senin 03-Mar-2025 00:10 WIB
Kurma, buah kaya manfaat, ternyata harus diwaspadai penderita penyakit ginjal, diabetes, intoleransi fruktosa, dan alergi. Ketahui risiko dan konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi!
Kamis 27-Feb-2025 20:30 WIB