Kamis 22-Sep-2022 06:01 WIB
410

Foto : detik
brominemedia.com –
Guru di sekolah negeri di Kabupaten Bogor dikabarkan melakukan pemeriksaan
terhadap siswi yang sedang menstruasi. Para siswi disebut-sebut diminta membuka
celana dalam untuk membuktikan sedang mengalami 'datang bulan'.
Pihak sekolah membantah telah melakukan pemeriksaan celana
dalam tersebut. Namun, pihak sekolah mengakui adanya pemeriksaan dengan cara
meraba-raba rok yang dipakai siswi SMA tersebut.
Juru Bicara SMA Negeri I Dramaga, Baitul Harahap,
menjelaskan peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (16/9) lalu. Setiap Hari
Jumat, SMAN 1 Dramaga memang rutin menggelar salat Duha berjemaah.
Namun, beberapa siswi tidak ikut salat berjemaah. Sehingga,
guru bermaksud untuk mengetes kejujuran apakah siswi tersebut betul-betul
menstruasi atau hanya alasannya saja.
"Terus ketahuan tuh yang tidak pakai mukena dan
seterusnya. Sehingga oleh ibu gurunya mau ngetes kejujuran anak-anak,"
ujar Baitul saat dihubungi, Rabu (21/9).
Para siswi yang tidak salat kemudian dikumpulkan oleh guru
perempuan di sebuah ruangan. Menurut Harahap, guru tersebut hanya menanyakan
apakah siswi yang tidak ikut salat ini sedang menstruasi atau tidak.
"Jadi hanya menanyakan begitu aja, 'kamu datang
bulan?'. Terus ada juga anak-anak ditanya ibu gurunya, 'kamu sudah selesai
datang bulannya, cuma belum mandi wajib' juga dipisahkan lagi," tambahnya.
Harahap mengakui adanya pemeriksaan tersebut, tetapi tidak
sampai meminta membuka celana dalam, seperti yang beredar di media sosial.
Harahap mengatakan pihaknya 'hanya' meraba bagian rok belakang siswi dan itupun
dilakukan oleh sesama murid perempuan.
"Ibu gurunya juga menyampaikan, 'mohon maaf ke kalian,
apa kalian misalkan mau menerima seperti begini', istilahnya orang Sunda
dicabak (dipegang) sedikit aja, 'oh memang ada pembalut', seperti itu. Jadi di
belakang roknya itu kan, kalau dicabak ada pembalut, 'oh benar, sedang datang
bulan'," jelas Harahap.
Harahap mengutarakan alasan guru perempuan melakukan
pengecekan terhadap siswi haid. Pasalnya, belakangan banyak siswi yang mengaku
sedang menstruasi dan tidak ikut peribadatan.
"Dari kesiswaan kan mereka mungkin punya data melihat
anak-anak putri semakin bertambah (yang tidak ikut salat Duha) gitu. Oh iya
mungkin siklusnya seperti itu, tapi kok ini tambah banyak," ujar Harahap.
Menurutnya, kejadian ini adalah yang pertama kalinya. Aksi tersebut
terjadi secara spontan.
"Iya, (sebelumnya) belum ada (pemeriksaan), yang tadi saya bilang tadi (karena) spontan," katanya.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kabupaten Bogor turun tangan untuk menyelidiki viral siswi menstruasi diperiksa guru. KPAD Bogor mengaku kedatangannya ke rumah korban hingga melakukan pemeriksaan.
"KPAD sudah melakukan kunjungan untuk konfirmasi dan klarifikasi terkait pemberitaan yang beredar di media tentang adanya kasus dugaan pemeriksaan celana dalam siswi yang sedang haid. Mereka mengungkapkan berita yang sudah beredar tersebut tidak sesuai dengan yang terjadi sebenarnya," kata komisioner KPAD Kabupaten Bogor, Heni Rustiani, melalui keterangannya, Rabu (21/9).
Kejadian itu bermula saat kecurigaan guru muncul karena semakin sedikit siswi yang mengikuti salat Duha dengan alasan sedang haid. Kemudian guru mengumpulkan siswi tersebut di satu ruangan.
Dia mengatakan tidak benar bahwa pemeriksaan dilakukan dengan cara membuka celana dalam siswi. Pemeriksaan dilakukan dengan memegang bagian belakang siswi oleh sesama siswi untuk memastikan ada pembalut yang digunakan atau tidak.
"Guru meminta para siswi tersebut saling memeriksa temannya dengan hanya meraba bagian belakang para siswi itu untuk memastikan ada yang mengganjal berupa pembalut atau tidak. Yang dirasa ada pembalut langsung diminta masuk ke kelas. Dan itu tidak semua siswi, baru beberapa saja karena keburu bel masuk berbunyi," paparnya.
Berdasarkan hasil klarifikasi tersebut, KPAD Bogor menyatakan bahwa isu siswi diminta membuka celana dalam untuk membuktikan sedang haid adalah tidak benar.
"Jadi tidak benar adanya pemeriksaan celana dalam para siswi tersebut. Dan berita yang beredar justru bersumber dari siswa yang bahkan tidak termasuk siswi yang dikumpulkan," tambahnya.
Konten Terkait
Manager PLN ULP Bogor Timur Qonia Isnasari buka suara soal tiga petugas provider yang tewas tersengat listrik saat masang tiang jaringan internet.
Rabu 23-Apr-2025 20:49 WIB
Platform media sosial belakangan ini diramaikan oleh sehuah video yang memperlihatkan seorang...
Jumat 18-Apr-2025 20:41 WIB
Viral video seorang anak yang tangannya terjepit pintu KRL bikin heboh jagat maya. Lantaran tangannya terjepit, anak tersebut sampai menangis keras, terlebih dia juga terpisah dari ibunya yang gagal naik ke kereta yang sama.
Senin 24-Mar-2025 20:50 WIB
Sutradara film Sayap-Sayap Patah, Denny Siregar, menyoroti berbagai isu yang belakangan ramai...
Minggu 23-Mar-2025 20:35 WIB
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pasien yang dirawat, Sekolah Relawan menggelar kegiatan sosial dengan menyalurkan zakat kepada 200 pasien kelas 3 di RSUD Kota Bogor.
Rabu 19-Mar-2025 21:00 WIB