Rabu 12-Jun-2024 20:37 WIB
155

Foto : harianjogja
Brominemedia.com - Sebanyak 80 juta lapangan kerja akan hilang seiring berkembangnya teknologi. Hal tersebut disampaikan Plh. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kemenko Musdhalifah Machmud dalam media briefing di Kantor Kemenko Perekonomian, Rabu (12/6/2024).
“Dengan perkembangan teknologi nanti yang akan semakin cepat ke depan, sekitar 80 juta lapangan kerja akan hilang,” kata Musdhalifah, Rabu.
Asisten Deputi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Kemenko Perekonomian, Chairul Saleh menyebut berkurangnya pekerjaan yang memanfaatkan tenaga kerja manusia merupakan konsekuensi dari digitalisasi.
Diakuinya, digitalisasi tidak bisa dihidari lantaran pemerintah sendiri mendapat keuntungan dari ekonomi digital. Pekerjaan yang bersifat rutin dan berulang menjadi jenis pekerjaan pertama yang akan tergantikan lantaran semua sudah dapat terbaca oleh agloritma.
Chairul, mengutip data World Economic Forum menyebut pekerjaan yang akan hilang di antaranya data entry, sekretaris eksekutif, akuntan, pembukuan (bookkeeping), assembly and factory workers, bisnis jasa, manajer administratif, costumer service, general and operation manager, hingga customer service.
“Jadi secara fitur yang memang berulang, rutin, administrasi, disebutkan ada data entry, administratif executif secretary, accounting,” ungkapnya
Secara bersamaan, akan ada sekitarnya 67 juta lapangan kerja baru yang tercipta, seiring berkembangnya teknologi.
Chairul menyebut, ada beberapa jenis pekerjaan yang akan dibutuhkan ke depannya. Pekerjaan tersebut umumnya berkaitan dengan digital seperti analisis data, ilmuwan, AI specialist, big data specialist, digital marketing, strategy specialist, process automation specialist, business development professional, digital transformation specialist, information security analysis, software and application developer, dan internet of things (IOT) specialist.
Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah mitigasi, salah satunya dengan menyiapkan tenaga kerja yang mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi melalui revitalisasi sistem pendidikan, utamanya vokasi di Indonesia. “Di mana kita enggak fokus lagi pada sisi supply side-nya tapi juga kepada demand driven-nya,” pungkasnya.

Konten Terkait
Signify (Euronext: LIGHT), sebagai pemimpin dalam industri pencahayaan, terus mendorong transisi ini dengan menekankan potensi penghematan biaya operasional
Senin 28-Apr-2025 20:43 WIB
Sulawesi Tengah memiliki fasilitas baru untuk mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) lewat teknologi pirolisis.
Minggu 27-Apr-2025 20:48 WIB
TWS: Jelajahi teknologi nirkabel sejati! Pelajari cara kerja, keunggulan, dan evolusi earbud TWS modern.
Kamis 24-Apr-2025 20:46 WIB
Server AIS Receiver yang dipasang di MCC KSOP Kelas III Sampit memiliki sejumlah fitur unggulan yang mampu meningkatkan efisiensi dan kualitas pengawasan pelabuhan.
Jumat 21-Feb-2025 21:01 WIB
Eks Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro dipecat buntut dugaan pemerasan terkait kasus pembunuhan dengan tersangka anak bos Prodia.
Jumat 07-Feb-2025 21:07 WIB