Selasa 23-Jul-2024 20:32 WIB
Foto : tribunnews
Brominemedia.com – Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah, Sudaryono, yang sebelumnya dipersiapkan oleh Prabowo Subianto untuk maju dalam Pemilu Gubernur Jateng 2024, kini diangkat menjadi Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI. Situasi ini, menurut Pengamat Politik Universitas Diponegoro Wahid Abdulrahman, telah mengubah peta politik di Jateng. Pasalnya, salah satu calon gubernur potensial kini tidak lagi berpartisipasi dalam Pilgub Jateng mendatang.
“Mas Daryono itu kan anak emas Pak Prabowo, kemarin diendorse langsung untuk terjun ke Pilgub Jateng, tapi tampaknya harus ‘mengalah’ dan diberi tempat yang tidak kalah mentereng sebagai wamentan,” ujar Wahid melalui sambungan telepon, Senin (22/7/2024), dilansir dari kompas.com.
Wahid menilai, pengangkatan Sudaryono ini menguatkan konsolidasi partai dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM). Dengan demikian, dukungan mengerucut pada sosok Kapolda Jateng, Ahmad Luthfi, atau Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep yang juga putra bungsu Presiden Joko Widodo.
“Konsolidasi semakin menguat, dan bisa jadi titik temunya pada Pak Ahmad Luthfi yang relatif dapat diterima oleh Golkar, PAN, PSI, Demokrat, dan Gerindra. Atau bisa juga Mas Kaesang dengan catatan kondisi tertentu,” lanjutnya.
Wahid menambahkan bahwa potensi masuknya Kaesang dalam Pilgub Jateng masih menunggu perkembangan peta politik di Jakarta, terutama terkait dengan Anies Baswedan yang memiliki elektabilitas tinggi dan dikabarkan akan kembali bertarung di sana.
“Kalau di Jateng, secara perhitungan, potensi menangnya relatif besar, apalagi kalau Kaesang diduetkan dengan Ahmad Luthfi. Tapi ini juga masih menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi soal batas usia cagub/cawagub,” tambahnya.
Wahid juga menyebutkan bahwa saat ini Ahmad Luthfi menjadi figur yang disepakati oleh Jokowi untuk maju dalam Pilgub Jateng 2024, sehingga KIM mencari pasangan duet yang berpotensi memenangkan Pilgub tersebut. Dia memprediksi bahwa Kaesang mungkin akan berpasangan dengan Luthfi, dengan posisi Kaesang sebagai Wakil Gubernur.
“Duet ini mungkin terjadi, karena di Indonesia politiknya sangat cair. Entah Ahmad Luthfi-Kaesang atau sebaliknya. Namun, kecenderungannya yang pertama, karena pertimbangan pengalaman, senioritas, dan daya terima,” jelas Wahid.
Menurut Wahid, KIM juga memiliki alternatif untuk mengusung Ahmad Luthfi dengan Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin, yang memiliki efek elektoral khususnya di wilayah basis pesantren. “Kehadiran Gus Yasin bisa menarik dukungan PPP ke dalam koalisi KIM,” terangnya.
Dengan demikian, Wahid menilai bahwa Prabowo menarik Sudaryono dari Jateng karena ada pertimbangan politik lainnya yang menjadi prioritas. “Dengan diangkatnya Mas Dar menjadi menteri, Pak Prabowo juga rela, dan saya kira jabatan itu bisa ditransisi mungkin setelah Oktober, setelah pelantikan presiden. Artinya, tidak kalah secara perhitungan, tapi ada tempat lain,” tandasnya.
Konten Terkait