Bromine Media merupakan media online yang menyajikan ragam informasi dan berita di ranah lokal Wonogiri hingga nasional untuk masyarakat umum. Bromine Media bertempat di Brubuh, Ngadirojo Lor, Ngadirojo, Wonogiri, Jawa Tengah.

All Nasional Internasional

KULINER

Sega Pager, Cita Rasa Tradisional Khas Purwodadi yang Membumi

Selasa 13-May-2025 21:00 WIB

66

Sega Pager, Cita Rasa Tradisional Khas Purwodadi yang Membumi

Foto : liputan6

Brominemedia.com – Purwodadi, sebuah kota kecil yang terletak di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah memang terkenal dengan kekayaan kulinernya yang sederhana namun penuh cita rasa.

Di antara berbagai makanan khasnya, ada satu sajian tradisional yang keberadaannya terus bertahan melawan arus modernisasi Sega Pager. Nama Sega Pager sendiri diambil dari bahasa Jawa, yang berarti nasi pagar, merujuk pada filosofi sajian ini yang disusun menyerupai pagar yang mengelilingi sesuatu yang penting, yakni nasi.

Dalam penyajiannya, Sega Pager Grobogan dibungkus rapi dengan daun pisang, menambah aroma khas yang harum dan menggoda. Isian utamanya terdiri dari nasi putih pulen, urap aneka sayuran segar, dan sambal kacang yang gurih pedas.

Kombinasi ini tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga mencerminkan semangat gotong royong dan kesederhanaan hidup masyarakat pedesaan Jawa. Secara tradisional, urap yang digunakan dalam Sega Pager berisi campuran sayuran seperti kacang panjang, tauge, bayam, daun kenikir, hingga daun pepaya muda yang direbus setengah matang agar tetap mempertahankan kerenyahan dan kesegarannya.

Sayuran ini kemudian dibumbui dengan kelapa parut yang telah dicampur aneka rempah, seperti bawang putih, kencur, cabai, dan sedikit gula merah, menciptakan cita rasa gurih, manis, dan sedikit pedas yang seimbang. Sebagai pelengkap, sambal kacang dengan rasa pedas-manis disiram di atas urap atau disajikan terpisah.

Sambal ini terbuat dari kacang tanah goreng yang dihaluskan bersama cabai rawit, bawang putih, dan gula merah, menghasilkan tekstur kental dan rasa yang menggugah selera. Penggunaan daun pisang sebagai pembungkus bukan hanya sekadar tradisi, melainkan juga memberikan sentuhan alami yang menambah keharuman sekaligus menjaga suhu makanan tetap hangat lebih lama.

Makanan ini pada awalnya sangat lekat dengan kehidupan petani di Purwodadi. Dahulu, Sega Pager kerap dibawa sebagai bekal saat mereka pergi ke sawah atau ladang.

Karena praktis dan mudah dibawa, makanan ini menjadi pilihan utama untuk makan siang di tengah kesibukan bekerja.

Warisan Rasa

Tidak heran bila sampai sekarang, Sega Pager kerap ditemukan dijual di pasar tradisional pada pagi hari, di mana para pembeli yang ingin memulai hari dengan sesuatu yang mengenyangkan dan menyehatkan bisa dengan mudah menikmatinya.

Keunikan lain dari Sega Pager adalah tidak adanya penggunaan lauk hewani seperti daging atau telur, menjadikannya hidangan yang sangat ramah bagi para vegetarian atau mereka yang ingin menikmati menu sehat berbasis nabati. Namun, beberapa variasi modern terkadang menambahkan lauk seperti tempe goreng, tahu bacem, atau bahkan telur rebus untuk menambah pilihan rasa.

Dalam dunia kuliner yang semakin modern dan penuh inovasi ini, kehadiran Sega Pager bagaikan nafas segar yang mengingatkan kita pada akar budaya kuliner Nusantara yang mengedepankan kesederhanaan namun penuh makna.

Kini, meskipun Sega Pager lebih banyak ditemui dalam acara-acara tradisional seperti kenduri, hajatan desa, atau sekadar jualan di pasar pagi, ada juga sebagian restoran atau warung makan yang mulai memasukkan Sega Pager ke dalam daftar menunya untuk memperkenalkan kuliner ini kepada generasi muda dan wisatawan.

Membungkusnya dengan cara yang tradisional, menata urap dengan warna-warni alami sayuran, serta menyiramkan sambal kacang yang harum, membuat setiap porsi Sega Pager tidak hanya sebuah makanan, tetapi juga sebuah pengalaman budaya yang kaya rasa.

Melestarikan makanan seperti Sega Pager berarti juga menjaga warisan rasa, tradisi, dan nilai kehidupan masyarakat Purwodadi. Makanan ini mengajarkan tentang pentingnya bersyukur atas anugerah alam, memanfaatkan hasil bumi secara sederhana namun maksimal, serta berbagi dalam kebersamaan.

Sega Pager adalah bukti bahwa dalam selembar daun pisang dan secarik nasi, tersimpan filosofi kehidupan yang dalam: kehangatan, kesederhanaan, dan kebersamaan.

Konten Terkait

KULINER Kelompok Ketahanan Pangan Desa Pedamaran 5 OKI Kelola Ayam Petelur, Hasilkan 23 Kilogram Telur

Kelompok usaha di Desa Pedamaran 5, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten OKI memilih menjalankan program ketahanan pangan untuk ternak ayam petelur.

Minggu 25-May-2025 21:44 WIB

Kelompok Ketahanan Pangan Desa Pedamaran 5 OKI Kelola Ayam Petelur, Hasilkan 23 Kilogram Telur
PEMERINTAHAN Bekas Stasiun Kudus Bakal Disulap sebagai Sentra Kuliner, Pemkab Nego Harga Sewa ke PT KAI

Bekas Stasiun Kudus diminati pemkab untuk difungsikan sebagai sentra kuliner. Kini dalam tahap perencanaan dan negosiasi harga sewa ke KAI.

Jumat 23-May-2025 20:42 WIB

Bekas Stasiun Kudus Bakal Disulap sebagai Sentra Kuliner, Pemkab Nego Harga Sewa ke PT KAI
KULINER Perajin Besek di Bero Klaten Mulai Kebut Produksi, Bersiap Hadapi Lonjakan Permintaan saat Iduladha

Mereka mulai mengebut produksi pembuatan besek menyambut permintaan yang biasa melonjak mendekati Hari Raya Kurban.

Minggu 18-May-2025 21:17 WIB

Perajin Besek di Bero Klaten Mulai Kebut Produksi, Bersiap Hadapi Lonjakan Permintaan saat Iduladha
TREND Penghasilannya Rp 30 Juta Sebulan, Edwin Penjual Kopi Gerobak Ternyata Lulusan Teknik, Jaga Kualitas

Inilah kisah sukses penjual kopi gerobak di Gorontalo. Adalah Edwin Wesley Sasue (27), perintis usaha jualan kopi pakai gerobak.

Minggu 18-May-2025 21:16 WIB

Penghasilannya Rp 30 Juta Sebulan, Edwin Penjual Kopi Gerobak Ternyata Lulusan Teknik, Jaga Kualitas
KULINER Sega Pager, Cita Rasa Tradisional Khas Purwodadi yang Membumi

Kombinasi ini tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga mencerminkan semangat gotong royong dan kesederhanaan hidup masyarakat pedesaan Jawa

Selasa 13-May-2025 21:00 WIB

Sega Pager, Cita Rasa Tradisional Khas Purwodadi yang Membumi

Tulis Komentar