Selasa 03-Jan-2023 08:00 WIB
180

Foto : tempo
brominemedia.com - Mantan penyidik senior Komisi
Pemberantasan Korupsi Mochammad Praswad Nugraha menyebut kembalinya eks
narapidana korupsi Muhammad Romahurmuziy ke panggung politik bukan sesuatu yang
mengejutkan.
Musababnya, kata dia, komitmen perlawanan terhadap korupsi
di Indonesia masih sangat mengkhawatirkan.
"Hari ini justru yang tidak normal adalah jika ada
entitas di dalam negara kita yang mempunyai komitmen serius dalam berjuang
memberantas korupsi dan menegakan integritas, karena orkestrasi
anti-pemberantasan korupsi sebegitu solid dan kompaknya," kata Praswad.
Ingin membaca berita eksklusif dan mendalam dari Tempo?
Kami menyajikan topik-topik berita yang relevan dan
terpercaya untuk Anda, mulai dari Laporan Utama Majalah Tempo, Koran Tempo,
Tempo English, dan Arsip-arsip berita Tempo sejak tahun 1971.
Langganan Sekarang
Selain itu, Praswad juga mengatakan kembalinya Romahurmuziy
menandakan Partai Persatuan Pembangunan atau PPP tidak menunjukkan semangat
antikorupsi. Hal itu, menurut dia, ditunjukkan oleh partai ka’bah tersebut
dengan menampakkan komitmen abnormal dari situasi yang ada.
“Kalau boleh dilihat PPP hanya mengikuti arus tanpa mau berbuat lebih dalam pemberantasan korupsi,” kata koordinator IM57+ tersebut pada Tempo.

Praswad menyebut kembalinya Romahurmuziy tersebut seharusnya menjadi sarana evaluasi total komitmen antikorupsi di Indonesia. Ia menilai salah satu penyebab rendahnya komitmen tersebut di negara ini adalah tidak adanya sosok teladan dalam pemberantasan korupsi.
“Tanpa pimpinan penegak hukum yang berintegritas, maka sulit ada teladan bagi masyarakat terutama para pemangku kepentingan di Indonesia,” ujar aktivis antikorupsi tersebut.
Langkah PPP mendapuk Romahurmuziy sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Partai ini juga dianggap menambah bukti rendahnya komitmen partai politik di Indonesia dalam pemberantasan korupsi.
“Bagaimana partai politik bakal memperjuangkan gerakan antikorupsi, jika ada orang dalam struktural yang pernah tersangkut perkara korupsi,” kata Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Kurnia Ramadhana, pada Senin, 2 Januari 2023.
Muhammad Romahurmuziy masuk ke jajaran pengurus baru PPP di bawah kepemimpinan Pelaksana tugas Ketua Umum Muhammad Mardiono.
Pria yang akrab disapa Romy itu mengumumkan pengangkatan dirinya sebagai Ketua Majelis Pertimbangan PPP lewat akun instagram resminya @romahurmuziy.
Dalam unggahan itu Romy juga menyertakan gambar Surat Keputusan DPP PPP Nomor 0782/SK/DPP/P/XII/2022 tentang Perubahan Susunan Personalia Majelis Pertimbangan DPP PPP Masa Bakti 2020-2025.
Sebelumnya, Romahurmuziy menjalani pidana penjara selama satu tahun atas kasus suap jual beli jabatan di Kementerian Agama pada 2019. Romy bebas pada 2020 lalu.
Nama Romahurmuziy dalam pusaran PPP kembali mencuat saat terjadi gonjang ganjing di tubuh partai Ka'bah pada tahun lalu. Saat itu Ketua Umum Suharso Monoarfa dilengserkan dari jabatan Ketua Umum. Romy dikabarkan ikut cawe-cawe dalam pelengseran Suharso tersebut.
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi menyebut kembalinya Romahurmuziy tak menjadi soal di dalam partai. Bahkan, kata dia, partai telah melakukan pertimbangan secara matang sebelum merekrut kembali sang mantan ketua umum itu ke dalam partai.
“Mas Romy di mata teman-teman PPP masih memiliki kemampuan untuk membesarkan partai, berkontribusi membesarkan partai ini,” ujar dia.
Konten Terkait
Kembalinya eks napi korupsi Romahurmuziy ke PPP dinilai bukan hal yang mengejutkan. Komitmen pemberantasan korupsi mengkhawatirkan.
Selasa 03-Jan-2023 08:00 WIB