Minggu 23-Mar-2025 20:35 WIB
343
Foto : mediaindonesia

Selama pandemi covid-19, BEI juga beberapa kali menerapkan trading halt untuk mengendalikan volatilitas pasar. Salah satu yang paling bersejarah terjadi sepanjang Maret 2020 ketika IHSG mengalami kejatuhan tajam akibat kepanikan investor.
Rijadh menyoroti perbedaan mendasar antara trading halt 2025 dengan yang terjadi pada masa awal pandemi tersebut. Ia menuturkan, pada 2020 gejolak pasar dipicu oleh faktor eksternal, yakni ketidakpastian global akibat pandemi.
Sementara itu, pada 2025 gejolak lebih banyak dipengaruhi oleh ketidakpastian kebijakan ekonomi domestik dan reaksi negatif investor terhadap regulasi baru.
Pada 2020, BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengambil langkah-langkah mitigasi tambahan, seperti pembatasan penjualan saham tanpa kepemilikan dan pembelian kembali saham oleh perusahaan tanpa persetujuan pemegang saham.
“Sebaliknya, pada 2025, pasar lebih merespons sentimen kebijakan fiskal dan moneter yang dianggap tidak kredibel oleh investor,” ujarnya.
Mekanisme trading halt memiliki peran penting dalam meredam kepanikan di pasar. Rijadh menjelaskan bahwa penghentian perdagangan sementara memberikan waktu bagi investor untuk mencerna informasi dan menghindari keputusan impulsif.
Trading halt juga membuka peluang bagi investor untuk melakukan strategi buy on weakness, dengan catatan harus dilakukan secara cermat dan bertahap untuk menghindari kerugian lebih lanjut akibat penurunan harga saham yang berkelanjutan. Ia pun memberikan beberapa tips bagi investor untuk menghadapi ketidakpastian pasar.
“Di setiap krisis, market akan mengalami rebound. Bisa menjadi kesempatan asal hati-hati dalam menyikapinya karena tidak ada yang tahu kapan bottom dari penurunan terjadi,” pesannya.
Ia berpesan, dalam kondisi pasar yang bergejolak, penting untuk tidak panik dan mengambil keputusan berdasarkan emosi. Menurutnya, diversifikasi kunci untuk mengurangi risiko dalam investasi. Investor perlu menyebar investasi mereka ke berbagai instrumen keuangan, seperti saham, obligasi, dan reksadana.
Jika investor ingin melakukan pembelian saham untuk jangka pendek di tengah penurunan IHSG, ia menyarankan agar para investor lebih berhati-hati. “Bisa juga mencicil untuk membeli saham-saham dengan fundamental bagus, dan jangan lupa terapkan cut loss secara disiplin untuk melindungi modal investasi,” tutup dia.
Konten Terkait
Generasi Z didorong untuk berani menentukan arah masa depan dan berkontribusi secara nyata bagi lingkungan serta masyarakat.
Selasa 28-Oct-2025 20:15 WIB
Dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan Nasional (BIKN) 2025, platform fintech peer-to-peer (P2P) lendingRupiah Cepat berkomitmen mendukung industri keuangan nasional, dengan memberikan solusi keuangan kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat yang belum terjangkau dengan layanan keuangan konvensional.
Kamis 09-Oct-2025 21:28 WIB
Pemerintah pusat memperkenalkan 16 Sekolah Garuda secara serentak di berbagai wilayah Indonesia, Rabu (8/10/2025). Sekolah Garuda itu diharapkan dapat menciptakan generasi muda yang memiliki daya saing...
Rabu 08-Oct-2025 20:32 WIB
Jakarta menargetkan posisi Top 50 kota global. Pemerintah dan EAROPH siapkan strategi regenerasi urban, TOD, dan pembangunan berkelanjutan.
Senin 06-Oct-2025 21:31 WIB
Pemerintah Kabupaten Majalengka menargetkan nilai pendapatan asli daerah (PAD) untuk tahun anggaran 2026 sebesar Rp670 miliar atau meningkat 2,17 persen dibandingkan realisasi tahun 2025.
Rabu 01-Oct-2025 20:30 WIB






