Senin 25-Aug-2025 20:44 WIB
Foto : rm_id
Brominemedia.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus mendapat sambutan positif dari siswa di berbagai daerah. Hingga 24 Agustus 2025, tercatat sudah ada 20.025.956 penerima manfaat dari target lebih dari 75 juta siswa di seluruh Indonesia.
Di lapangan, program MBG terlihat mulai diminati. Banyak siswa bahkan berharap agar variasi menu ditambah sehingga tidak menimbulkan rasa bosan.
Salah satu contohnya terlihat di SMAN 3 Selong, Lombok Timur, NTB. Antusiasme siswa terhadap MBG cukup tinggi. Kepala SMAN 3 Selong Syawalul Fitri mengungkapkan, sejak awal pelaksanaan, menu MBG sudah dinilai baik dan disukai siswa.
“Kami baru beberapa bulan dapat jatah MBG. Dari awal menunya bagus-bagus dan anak-anak senang, meski kerap langsung habis disantap. Namun, siswa berharap variasi menunya bisa lebih banyak,” jelas Syawalul, dalam keterangannya, Senin (25/8/2025).
Sementara itu, Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Iwan Setiawan, meningkatnya minat siswa terhadap MBG menunjukkan kalau program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini menyentuh persoalan mendasar.
Pasalnya, banyak siswa di daerah tertinggal dan terluar belum terpenuhi kebutuhan gizinya.
“Program MBG ini menjadi harapan bagi anak-anak di daerah. Banyak siswa berangkat sekolah tanpa sarapan, sehingga program ini bagaikan oase bagi mereka,” kata Iwan.
Iwan menilai, MBG merupakan strategi jangka panjang untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Asupan gizi yang baik diyakini akan berdampak langsung pada kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia ke depan.
“Kalau anak-anak sehat dan makan bergizi, kemampuan belajarnya akan meningkat. Itu investasi penting untuk masa depan bangsa,” tegasnya.
Selain manfaat gizi, Iwan juga menyoroti strategi Pemerintah dalam menyalurkan anggaran MBG. Menurutnya, pola distribusi yang langsung melalui Badan Gizi Nasional dinilai efektif. Sebab, anggarannya bisa langsung dirasakan masyarakat tanpa terhambat birokrasi.
“Strategi Pemerintah pusat agar anggaran langsung ke mitra adalah langkah tepat. Dengan begitu, potensi penyelewengan dan korupsi bisa ditekan,” ujarnya.
Ke depan, Iwan menyarankan agar pemerintah lebih peka terhadap masukan dari sekolah dan siswa, termasuk menambah variasi menu serta meningkatkan standar gizi.
Untuk sekolah di perkotaan, ia menilai peran orang tua juga perlu ditingkatkan.
“Sekolah di perkotaan sebaiknya dibarengi dengan sosialisasi standar gizi kepada guru dan orang tua. Karena rata-rata orang tua di kota tergolong mampu, mereka bisa ikut menyediakan makanan bergizi bagi anak-anaknya,” pungkas Iwan.
Konten Terkait