Mayat tanpa Kepala Ditemukan di Aliran Sungai

Foto : jpnn

brominemedia.com – Sesosok mayat pria tanpa kepala ditemukan di aliran sungai area kebun sawit. Korban diduga diterkam buaya saat mencari rumput untuk pakan ternak pada Rabu (31/8).

Peristiwa itu terjadi di Desa Sungai Rengit Murni, Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan pada Kamis (1/9), sekitar pukul 10.00 WIB.

Lokasi kejadian sekitar aliran sungai di area plasma kebun sawit Limau PT KAM.

Korban bernama Ali Sabran (48), warga Desa Sungai Rengit Murni, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

Kejadian itu diketahui dari pegawai PT KAM yang melihat sepeda motor korban terparkir di lokasi. Saksi kemudian memotret sepeda motor korban berpelat BG 5611 JR dengan topi dan tumpukan rumput.

Lantas saksi mengunggahnya ke media sosial dan aplikasi WhatsApp. Gayung bersambut, keponakan korban ternyata melihat unggahan itu dan memastikan bahwa sepeda motor itu memang milik pamannya.

"Itu mamang saya. Dia mencari rumput di situ,” ujar keponakan korban Beni, Sabtu (3/9).

"Banyak warga menduga mamang saya diterkam buaya," imbuh dia.

Penemuan mayat Ali tidak jauh dari tempat korban mencari rumput untuk pakan ternak. Korban ditemukan tak bernyawa dengan kondisi tanpa kepala. Anggota Tim BPBD Banyuasin Ricky memgatakan tubuh korban sudah dievakuasi.

“Ya tubuh korban sudah ditemukan dan dievakuasi. Proses pencariannya sudah berlangsung sejak Rabu,” kata Ricky.

Pada Rabu malam, menurut Ricky, sejumlah warga sejatinya sudah melihat buaya menampakkan diri dengan membawa tubuh korban.

Namun, warga tidak berani bertindak. Terpisah, Bupati Banyuasin H Askolani mengaku prihatin mendengar salah seorang warganya dimangsa buaya.

“Selaku Bupati Banyuasin, saya mengucapkan keprihatinan yang mendalam,” ucap Bupati Banyuasin, Kamis (1/9).

Kejadian warga menjadi korban keganasan buaya bukan hal yang pertama. Oleh karena itu, Bupati Askolani meminta masyarakat untuk selalu waspada.

“Tetap waspada dan berhati-hati saat beraktivitas. Terlebih di lokasi yang memang terkenal menjadi habitat buaya,” kata Askolani.