Bromine Media merupakan media online yang menyajikan ragam informasi dan berita di ranah lokal Wonogiri hingga nasional untuk masyarakat umum. Bromine Media bertempat di Brubuh, Ngadirojo Lor, Ngadirojo, Wonogiri, Jawa Tengah.

All Nasional Internasional

KRIMINAL

Mary Jane Berharap Grasi dan Kamuflase 9 Ambulans Jelang Eksekusi Mati

Senin 03-Jul-2023 07:20 WIB

187

Mary Jane Berharap Grasi dan Kamuflase 9 Ambulans Jelang Eksekusi Mati

Foto : detik

brominemedia.com - Delapan tahun lalu drama terjadi di Limus Buntu. Sembilan tiang pancang disiapkan tapi seorang batal dieksekusi mati di detik-detik akhir. Dialah Mary Jane Fiesta Veloso.
Timah panas tim regu tembak menembus jantung 8 terpidana mati tepat pukul 00.18 WIB pada Rabu, 29 April 2015. Suara tembakan serentak itu menggetarkan sunyinya tengah malam di sebidang tanah lapang di belakang pos polisi Nusakambangan.

Limus Buntu, nama lokasi itu menjadi saksi bisu eksekusi mati bagi Andrew Chan, Myuran Sukumaran, Martin Andeson, Raheem Agbaje, Rodrigo Gularte, Sylvester Obiekwe Nwolise, Okwudili Oyatanze, dan Zainal Abidin.

Dua nama awal merupakan warga Australia yang dikenal sebagai duo 'Bali Nine'. Sisanya merupakan warga Nigeria kecuali Rodrigo yang berasal dari Brazil dan Zainal dari Indonesia.

Namun yang dibahas kali ini bukanlah perihal 8 nama itu tapi Mary Jane. Wanita asal Filipina itu awalnya masuk dalam daftar terpidana yang menanti eksekusi mati bersama dengan 8 nama di atas. Namun di detik akhir Mary Jane menemukan keajaiban. Eksekusi untuknya ditunda.

Saat itu menjelang tengah malam pada Selasa, 28 April 2015 beriringan 9 ambulans membawa para terpidana itu ke Limus Buntu. Tanpa disadari ternyata ada 1 ambulans yang seharusnya membawa Mary Jane tapi kosong.

"Dari sel isolasi di Lapas Besi hanya keluar delapan terpidana. Sembilan mobil beriring-iringan hanya untuk kamuflase saja," ujar salah seorang sumber detikcom yang saat itu memantau proses eksekusi mati.

Informasi itu lalu diamini oleh Tony T Spontana yang kala itu bertindak selaku Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung (Kapuspenkum Kejagung). Kamuflase itu agaknya untuk mengurangi kegaduhan karena memang saat itu pelaksanaan eksekusi mati mendapat sorotan baik di dalam negeri maupun dunia internasional.

"Sembilan ambulans itu untuk kamuflase," kata Tony.

Pada akhirnya hanya 8 terpidana yang dieksekusi mati saat itu. Sedangkan Mary Jane sendiri sampai detik ini masih hidup dan mengharap pengampunan.
Kisah Mary Jane
Terlahir sebagai bungsu dari 5 bersaudara, Mary Jane menikah muda di usia 17 tahun dan dikaruniai 2 anak. Namun rumah tangganya tak berjalan mulus. Mary Jane bercerai dan memutuskan mengadu nasib menjadi tenaga kerja wanita atau TKW di Dubai pada 2009. Demikian dilansir GMA Network edisi 8 April 2015.

Usia kerja Mary Jane di Dubai tak lama, hanya 9 bulan, sebab perlakuan majikannya yang hampir memperkosa Mary Jane. Dia pun memilih pulang kampung ke Filipina dan ditawarkan bekerja di Malaysia oleh salah seorang teman yang dikenal keluarga Mary Jane.

Jauh-jauh ke Malaysia ternyata lowongan sebagai asisten rumah tangga atau ART itu sudah terisi tapi Mary Jane dikabari bila lowongan lain ada di Indonesia. Maka terbanglah Mary Jane ke Indonesia tapi seorang kenalannya menitipkan koper dengan upah USD 500. Tak disangka koper itu yang membuatnya dibekuk pada April 2010 di Bandara Adisutjipto Yogyakarta.

Di dalam koper yang dibawa Mary Jane ditemukan 2,6 kilogram heroin. Barang haram itu ditemukan di dalam koper yang dibawa Mary Jane. Lokasinya tersembunyi karena berada di lapisan dalam koper dan dijahit. Mary Jane sendiri bersikeras tak tahu akan hal itu.

Singkat kata Mary Jane diadili dan divonis mati tapi eksekusinya tertunda. Dilansir detikX penundaan eksekusi itu berkat permintaan Presiden Filipina kala itu Benigno Aquaino III ketika bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sela-sela penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-26 di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin, 27 April 2015.

Benigno beralasan Mary adalah korban mafia perdagangan manusia. Bahkan, sehari kemudian, atau sehari sebelum Mary dieksekusi, otoritas keamanan Filipina telah menahan Maria Cristina Sergio, pelaku perdagangan manusia. Wanita berusia 44 tahun inilah yang dituduh menjebak Mary Jane. Ia menyerahkan diri di Kota Cabanatuan, Nueva Ecija pada Kamis, 28 April 2015 pukul 10.00 waktu setempat.

"Jadi ada surat pemerintah Filipina. Ada kasus human trafficking. Ada penundaan, bukan pembatalan," kata Jokowi di Jakarta pada Rabu, 29 April 2015.

Konten Terkait

KRIMINAL Mary Jane Berharap Grasi dan Kamuflase 9 Ambulans Jelang Eksekusi Mati

Menjelang tengah malam Selasa, 28 April 2015 beriringan 9 ambulans membawa para terpidana itu ke Limus Buntu. Tanpa disadari ternyata ada 1 ambulans kosong.

Senin 03-Jul-2023 07:20 WIB

Mary Jane Berharap Grasi dan Kamuflase 9 Ambulans Jelang Eksekusi Mati

Tulis Komentar