Senin 19-Dec-2022 09:12 WIB
776

Foto : tempo
brominemedia.com - Tim Acintya yang terdiri dari tiga
mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuat inovasi dalam
memodelkan bangunan tahan gempa di Indonesia. Ketua Tim Acintya ITS Alexander
Alvin Gunawan menjelaskan banyak sekali kerugian yang disebabkan akibat adanya
gempa bumi di Indonesia.
Tercatat sejak tahun 2018, puluhan ribu fasilitas umum,
rumah, bahkan nyawa manusia yang hilang akibat dampak gempa di Indonesia
sendiri. Oleh karena itu, Alexander bersama anggota timnya, yakni M Luqman Figo
dan Al Hafiz Akbar merancang bangunan tahan gempa dengan kemampuan daktilitas
sebagai struktur utama.
"Daktilitas secara sederhana adalah kemampuan struktur
bangunan untuk meregang saat menerima beban maksimumnya sebelum runtuh,"
ujarnya dilansir dari laman resmi ITS pada Senin, 19 Desember 2022.
Alexander memaparkan, semakin tinggi kemampuan daktilitas struktur maka semakin baik bangunan tersebut dalam menyerap energi gempa. Dengan perencanaan tersebut juga, sambung Alexander, bangunan akan lebih lama untuk bisa runtuh sepenuhnya akibat gempa.

Hal ini memberikan waktu bagi penghuni bangunan keluar ke tempat terbuka. “Untuk mencapai daktilitas yang tinggi, kami menggunakan kayu sebagai material bangunannya,” ujar Alexander.
Mahasiswa Departemen Teknik Sipil ini menuturkan, kayu digunakan karena mudah didapat dan memiliki kemampuan daktilitas dibandingkan beton. Selain itu, kayu juga merupakan material ringan, maka berat total struktur akan semakin ringan pula. “Dengan itu, gaya gempa yang diterima oleh struktur menjadi lebih kecil,” imbuhnya.
Menurut Alexander, untuk membangun bangunan yang kokoh, wajib memiliki struktur yang sederhana, simetris, dan kompak. Selain itu, distribusi massa, kekakuan, dan kekuatan diusahakan seragam dan terus menerus. Dengan mengikuti hal tersebut, maka Tim Acintya merancang bangunan menggunakan struktur dengan bracing yang berbentuk V terbalik atau inverted V.
Bracing merupakan pengaku atau pengikat pada struktur yang dapat mendukung untuk menahan beban struktur. Lebih lanjut, bracing yang berbentuk V terbalik dipilih karena merupakan struktur yang sederhana, tetapi dapat menahan beban dengan baik. Hal tersebut telah dibuktikan bahwa bracing inverted V memiliki ketahanan terbaik terhadap beban dari berbagai macam bentuk bracing yang ada
Lewat inovasinya tersebut, tim Acintya telah berhasil meraih juara III pada ajang berskala nasional Earthquake Resistant Design Competition WCC 2022 yang diselenggarakan oleh Teknik Sipil Universitas Warmadewa, akhir November lalu. Tercatat dalam kompetisi tersebut, bangunan 11 lantai karya Tim Acintya ini berhasil menahan beban 1,2 kilogram setiap dua lantai saat pengujian beban bangunan.
Konten Terkait
Indonesia merupakan negara maritim dengan potensi sumber daya laut yang amat melimpah, salah satunya adalah alga merah. Melihat potensi tersebut, mahasiswa Insitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) cetuskan....
Selasa 28-Feb-2023 09:23 WIB
Mahasiswa ITS menggagas inovasi yakni mengolah tanaman bambu sebagai bahan bakar pengganti batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Jumat 23-Dec-2022 13:02 WIB
Mahasiswa ITS membuat inovasi dalam memodelkan bangunan tahan gempa di Indonesia.
Senin 19-Dec-2022 09:12 WIB