Jumat 07-Oct-2022 08:53 WIB
404

Foto : tribun
brominemedia.com--Kasus penembakan di Thailand menjadi salah satu kasus
penembakan yang paling kelam yang tercatat dalam sejarah di negeri Gajah Putih.
Penembakan massal di Thailand ini diduga dilakukan oleh
mantan Polisi yang pernah terjerat kasus narkoba dan saat ini, tersangka
ditemukan bunuh diri usai merenggut nyawa 37 orang.
Korban yang berjumlah 37 orang ini termasuk 22 orang
diantaranya adalah anak-anak dan balita.
Kejadian penembakan massal ini terjadi di Distrik Uthaisawan
Na Klang, Provinsi Nong Bua Lamphu Thailand pada Kamis 6 Oktober 2022 lalu
Seorang pejabat Kepolisian Distrik Uthaisawan Na Klang
Chakkraphat Wichitvaidya mengatakan, pelaku adalah mantan polisi.
Pelaku dipecat dari kepolisian pada tahun lalu karena
terkait kasus narkoba, sebagaimana dilansir Reuters.
Chakkraphat mengutip kesaksian dari para saksi bahwa pelaku
juga terlihat memegang pisau saat menjalankan aksi kejinya.
Dari jumlah korban tewas itu, 22 di antaranya adalah
anak-anak. Sebagian besar anak-anak yang tewas itu ditikam dengan pisau.
Reuters melaporkan, tragedi tersebut merupakan salah satu
pembunuhan anak paling banyak yang dilakukan pelaku tunggal dalam sejarah.
Seorang pejabat setempat mengatakan kepada Reuters bahwa
rentang usia anak-anak di pusat penitipan anak itu dari 2 tahun hingga 5 tahun.

Kronologi Kejadian
Juru Bicara Kepolisian Thailand Paisal Luesomboon mengatakan
kepada ThaiPBS bahwa pelaku telah diadili pada Rabu 5 Oktober 2022 lalu.
Keesokan harinya, pada Kamis, dia pergi ke pusat penitipan
anak untuk menjemput anaknya. AFP melaporkan, identitas pelaku bernama Panya
Khamrab.
Paisal mengatakan, ketika pelaku tidak menemukan anaknya di
sana, dia memulai pembunuhan.
“Dia mulai menembak, menebas, membunuh anak-anak di pusat
penitipan anak Uthaisawan," kata Paisal.
Ketika pelaku tiba di lokasi kejadian, ada sekitar 30 anak
yang berada di sana, lebih sedikit dari biasanya.
Seorang pejabat Distrik Uthaisawan Na Klang Jidapa Boonsom
mengatakan bahwa penembakan terjadi saat makan siang.
“Menembak empat atau lima petugas di pusat penitipan anak
terlebih dahulu,” kata Jidapa.
Dia menambahkan bahwa di antara mereka yang ditembak adalah
seorang guru yang sedang hamil delapan bulan.
“Awalnya orang-orang mengira ada kembang api,” ujar Jidapa.
“Ini benar-benar mengejutkan. Kami sangat takut dan berlari
untuk bersembunyi begitu kami tahu itu adalah penembakan,”
“Begitu banyak anak terbunuh, saya belum pernah melihat yang
seperti itu,” lanjut Jidapa.
Jidapa menuturkan, pelaku memaksa masuk ke ruangan yang
terkunci di mana anak-anak sedang tidur untuk membunuh anak-anak di sana dengan
pisau.
Kepolisian Thailand mengatakan, pelaku juga membunuh istri
dan anaknya kemudian bunuh diri.
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-o-cha, dalam sebuah
pernyataan di Facebook, menyebut penembakan massal tersebut insiden yang
mengejutkan.
"Saya memerintahkan kepala polisi untuk segera pergi ke
tempat kejadian untuk mengambil tindakan yang diperlukan dan semua pihak yang
terlibat untuk memberikan bantuan segera kepada semua orang yang terkena
dampak," kata Prayuth.
Wakil Perdana Menteri Thailand Prawit Wongsuwan melakukan
perjalanan ke Uthaisawan untuk bertemu keluarga korban pada Kamis.
Sedangkan Prayuth diperkirakan akan berkunjung pada Jumat 7
Oktober 2022.
Pemerintah mengatakan akan memberikan bantuan keuangan
kepada keluarga korban untuk membantu menutupi biaya pemakaman dan perawatan
medis.
“Perdana menteri (Prayuth Chan-o-cha) telah menyampaikan
belasungkawanya,” bunyi pernyataan dari Kantor Perdana Menteri Thailand.
Seperti diketahui, tingkat kepemilikan senjata api di
Thailand lebih tinggi dibanding negara lain di kawasannya. Jumlah itu belum
termasuk senjata api ilegal.
Banyak senjata api ilegal diselundupkan melintasi perbatasan
selama bertahun-tahun dari negara-negara tetangganya yang dilanda perselisihan.
Penembakan massal jarang terjadi di Thailand.
Akan tetapi pada 2020, seorang tentara yang marah atas
kegagalan kesepakatan properti mengamuk dengan senjata api. Amukannya
menewaskan sedikitnya 29 orang dan melukai 57 orang di empat lokasi.
Konten Terkait
Ditreskrimum Polda Jawa Tengah membongkar sindikat pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan perdagangan motor bodong.
Senin 28-Apr-2025 20:51 WIB
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta akan menutup akses Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) dan halte Transjakarta di Jalan Raya Bekasi, Cakung, Jakarta Timur.
Jumat 25-Apr-2025 20:30 WIB
Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Desa Bangun Rejo, Hely Febriyanti (50) tewas ditembak...
Jumat 25-Apr-2025 20:29 WIB
Setelah sebelumnya berhasil menyelamatkan korban dan mengamankan tujuh orang terduga pelaku, Kepolisian Resor (Polres) Pasuruan Kota kini merilis identitas dan peran empat tersangka kunci yang terlibat langsung dalam aksi penculikan pada Senin (21/4/2025) malam lalu di Jalan Raya Pantura Rejoso.
Rabu 23-Apr-2025 20:50 WIB
Tim Opsnal Unit Reskrim Polsek Denpasar Selatan berhasil mengungkap kasus pencurian dengan pemberatan (curat) yang terjadi di toko handphone Queen Cell di Jalan Sidakarya No. 83, Denpasar Selatan.
Rabu 23-Apr-2025 20:49 WIB