Selasa 07-Mar-2023 23:42 WIB
129

Foto : detik
brominemedia.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI
buka suara terkait tidak menghadirkan saksi saat persidangan gugatan Partai
Prima di PN Jakarta Pusat (Jakpus). KPU menilai gugatan tersebut di luar
kewenangan PN Jakpus.
"Gugatan dan sengketa tentang partai politik jalurnya
adalah Bawaslu dan PTUN. Dengan demikian ketika perkara dibawa ke ranah gugatan
perdata ke PN Jakpus, KPU berpendapat hal tersebut bukan kompetensi PN,"
kata Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari kepada wartawan, Selasa (7/3/2023).
Kemudian, menurut Hasyim, tidak dihadirkannya saksi dalam
persidangan, lantaran KPU merupakan pihak yang paling mengetahui kronologis
perkara Partai Prima. Sebab itu, dia menyebut KPU tidak lagi perlu untuk
menghadirkan saksi.
Manfaatin gadgetmu untuk dapetin penghasilan tambahan. Cuma modal sosial media sudah bisa cuan!
Gabung bisnis online tanpa modal di http://bit.ly/3HmpDWm

"KPU ini sebagai pelaku kegiatan pendaftaran dan verifikasi partai, jadi KPU ini adalah pihak yang tahu urusan tersebut," ujarnya.
"Berdasarkan dua hal tersebut, KPU tidak menghadirkan saksi dan KPU cukup menghadapi sendiri persidangan tersebut," sambungnya.
Diketahui, dalam persidangan di PN Jakpus, KPU hanya memberikan kuasa kepada 43 anggota dan staf KPU RI untuk memberikan keterangan. Selain itu, KPU RI juga tidak menghadirkan saksi dalam persidangan tersebut.
Sementara itu, Partai Prima mengirimkan dua saksi. Di mana kesaksian mereka dipertimbangkan oleh majelis hakim.
Berdasarkan salah satu pertimbangan itu, majelis hakim kemudian meminta KPU untuk tidak melaksanakan sisa tahapan Pemilu 2024 dan melaksanakan tahapan pemilu dari awal selama lebih kurang 2 tahun 4 bulan 7 hari. Namun hal tersebut, kemudian berdampak pada penundaan Pemilu 2024.
Berikut putusan lengkapnya:
Dalam Eksepsi.
Menolak Eksepsi Tergugat tentang Gugatan Penggugat Kabur/Tidak Jelas (Obscuur Libel);
Dalam Pokok Perkara.
1. Menerima Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Penggugat adalah partai politik yang dirugikan dalam verifikasi administrasi oleh Tergugat;
3. Menyatakan Tergugat telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum;
4. Menghukum Tergugat membayar ganti rugi materiil sebesar Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) kepada Penggugat;
5. Menghukum Tergugat untuk tidak melaksanakan sisa tahapan Pemilihan Umum 2024 sejak putusan ini diucapkan dan melaksanakan tahapan Pemilihan Umum dari awal selama lebih kurang 2 (dua ) tahun 4 (empat) bulan 7 (tujuh) hari;
6. Menyatakan putusan perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu secara serta merta (uitvoerbaar bij voorraad);
7. Menetapkan biaya perkara dibebankan kepada Tergugat sebesar Rp.410.000,00 (empat ratus sepuluhriburupiah).
Konten Terkait
Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU DKI Jakarta, Astri Megatari mengklaim telah ...
Kamis 05-Dec-2024 20:10 WIB
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya menuntaskan rekapitulasi suara untuk Pilwali Surabaya 2024.
Rabu 04-Dec-2024 20:11 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan bersama Ketua KPU RI Mochammad Afifuddin menyampaikan keterangan pers terkait kesiapan Pilkada serentak di Gedung Kemenko...
Senin 25-Nov-2024 20:40 WIB
Petugas KPU Jawa Tengah memanggil dua perwakilan pendukung masing-masing pasangan calon Gubernur dan wakil Gubernur saat debat
Minggu 10-Nov-2024 20:34 WIB
Sebanyak 120 calon anggota legislatif (caleg) terpilih Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Jawa Tengah (Jateng) resmi ditetapkan. Tujuh dari ratusan caleg terpilih itu berpotensi akan diganti.
Selasa 28-May-2024 21:00 WIB