Jumat 06-Oct-2023 00:11 WIB
357

Foto : brominemedia.com
Brominemedia.com - Era globalisasi membawa dampak tersendiri bagi kelestarian budaya Indonesia. Jika tidak ada upaya pelestarian dari masyarakat Indonesia, bukan tidak mungkin berujung diklaim oleh negara lain.
Salah satunya seperti yang sempat ramai belakangan ini soal Malaysia yang mengklaim beberapa budaya Indonesia. Contohnya, wayang dan gamelan.
Menanggapi hal ini, Bacaleg DPR RI Dapil Jawa Tengah V Partai Perindo, G.K.R. Ayu Koes Indriyah memberikan pandangan tersendiri.
Melalui Podcast Aksi Nyata yang tayang di YouTube Partai Perindo, Ayu menyebut bahwa hal ini sebenarnya memang salah dari negara yang mengklaim beberapa budaya Indonesia tersebut.
Pasalnya, negara tetangga belum tentu memiliki keterampilan dalam membuat wayang, bahkan tidak pernah memainkan wayang di negaranya.
“Pertama tentu yang mengklaim yang salah. Karena bagaimana dia bisa mengakui yang tidak ada di negaranya. Seperti wayang kok diakui di negara tetangga,” ujar Ayu dalam Podcast Aksi Nyata di YouTube Partai Perindo, Kamis, (5/10/2023).
“Apakah mereka pernah main wayang? Atau tahu membuat kulit menjadi wayang? Ataukah bahkan mereka ada perusahaannya di negaranya yang bisa membuat gamelan, seperangkat gamelan?” ujar dia lagi.

Ayu lantas menjelaskan secara detail tentang wayang. Menurutnya, salah satu warisan budaya Indonesia ini memiliki ciri khas tersendiri yang seharusnya tidak bisa diklaim begitu saja oleh negara mana pun.
“Wayang kan perlu gamelan. Tidak hanya wayang tok. Perlu segala sesuatunya. Apakah di negaranya dia juga ada pendidikan untuk nyinden, nembang, mendalang? Nggak ada. Bagaimana mengakui,” tuturnya.
“Umpamanya bahasa. Kan wayang itu jelas pakai bahasa Jawa. Bagaimana itu bisa diklaim sama negara tetangga. Dia nggak punya bahasa Jawa,” ucapnya lagi.
Ayu menyebut bahwa untuk melestarikan warisan budaya sebenarnya tidak perlu pengakuan UNESCO.
Pasalnya, dia menilai, masyarakat Indonesia seharusnya tidak perlu memperjuangkan untuk sesuatu yang memang sudah ada dan dimiliki oleh leluhur mereka.
“Tapi anehnya sekarang segala sesuatu kita harus perjuangkan UNESCO. Aneh. Menurut saya kenapa kita harus memperjuangkan di UNESCO gitu? Untuk hal yang kita sudah miliki dari leluhur kita,” ungkapnya.
Konten Terkait
Kerja sama antara lembaga atau kampus dengan pusat pendidikan di luar negeri bisa jadi upaya bekali anak dengan pemahaman lintas budaya.
Senin 06-Oct-2025 21:29 WIB
Apple menyatakan bahwa bekas pada bagian belakang unit demo iPhone 17 Pro dan seri iPhone 16 bukanlah goresan permanen.
Kamis 25-Sep-2025 21:47 WIB
Tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Departemen Seni Rupa
Senin 15-Sep-2025 20:50 WIB
Temuan ini secara langsung mementahkan narasi resmi yang disampaikan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).
Rabu 10-Sep-2025 20:31 WIB
Namun, bukan hanya hal tersebut yang menjadi perbincangan (viral), melainkan pengakuannya tentang sumber modal awalnya kini jadi miliader.
Selasa 09-Sep-2025 20:48 WIB