Sabtu 03-Dec-2022 12:30 WIB
169

Foto : tempo
brominemedia.com –
Kementerian Kesehatan mengungkapkan capaian Imunisasi Kejar di wilayah
Indonesia belum merata. Berdasarkan temuannya, Provinsi di luar Jawa-Bali
memiliki capaian imunisasi yang lebih rendah dibandingkan dengan wilayah
regional Jawa Bali.
Sebagai informasi, Imunisasi Kejar adalah imunisasi tambahan
untuk mengejar cakupan imunisasi rutin yang masih rendah untuk melindungi anak
dari risiko kematian dan kecacatan akibat penyakit. Adapun jenis-jenis
Imunisasi Kejar yakni Polio, Pentavalen DPT, HB-HiB, dan Campak Rubella.
Dari target 36,4 juta anak, sebanyak 26,5 juta anak
Indonesia telah mendapatkan Imunisasi Kejar Campak Rubella yang didominasi
wilayah regional Jawa-Bali dengan persentase sebesar 97,8 persen. Sementara 27
provinsi di luar Jawa-Bali masih menyusul target dengan persentase 63,9 persen.
Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes dr. Prima Yosephine
menyebutkan, persentase Imunisasi Kejar kategori OPV, IPV, dan Pentavalen, di
luar Jawa-Bali masih sangat rendah sehingga belum mencapai target.
Untuk kategori imunisasi Polio, dari seluruh wilayah di luar
Jawa-Bali, hanya tiga provinsi yang telah mencapai target yaitu Kepulauan Riau,
Sumatera Selatan, dan Lampung. Sementara itu, di regional Jawa-Bali, DKI
Jakarta menjadi satu-satunya provinsi yang belum mencapai target.
Selanjutnya, capaian Imunisasi Kejar untuk Polio tetes atau
OPV dan Pentavalen di regional Jawa-Bali telah mencapai target, tetapi belum
bisa mencapai target jenis Polio suntik IPV.
“Sebagai tindak lanjut semua provinsi harus melanjutkan imunisasi kejar polio khususnya dan memastikan semua sasaran balita 12-59 bulan harus mendapatkan dosis polio tetes 4 dosis dan 1 dosis untuk imunisasi polio suntik,” ujar Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi dr. Prima Yosephine saat memberikan keterangan pers secara virtual di Jakarta, Jumat, 2 Desember 2022

Merespons kondisi ini, Kementerian Kesehatan melaksanakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang telah digelar sejak Mei sebagai upaya memperkecil kemungkinan terjadinya perluasan Kejadian Luar Biasa atau peningkatan kasus yang bisa dicegah dengan Imunisasi.
Prima juga menyebutkan adanya upaya lain yang dilakukan yakni menggandeng berbagai lintas sektor untuk membantu mobilisasi masyarakat agar mau dan mampu melengkapi vaksinasi anak.
“Terutama untuk Polio suntik karena saat ini KLB-nya polio tipe 2 yang pencegahannya hanya ada di imunisasi IPV.” ujar dr. Prima.
Konten Terkait
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Tim Investigasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyerahkan hasil penyelidikan terkait kematian Aulia Risma Lestari (ARL), mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesia Universitas Diponegoro (Undip), ke...
Jumat 30-Aug-2024 20:34 WIB
Kemenkes menerbitkan surat edaran terkait pembagian kompetensi untuk mengatasi persinggungan pelayanan yang melibatkan profesi dokter spesialis di RS.
Senin 09-Jan-2023 10:00 WIB
Kemenkes tengah lakukan transformasi kesehatan. Salah satu kendalanya, 400 lebih aplikasi kesehatan milik pemerintah belum saling terintegrasi.
Sabtu 24-Dec-2022 09:01 WIB
Pengampuan rumah sakit pendidikan diharapkan bisa menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas dan bermutu.
Selasa 06-Dec-2022 09:14 WIB
Berdasarkan temuan, Provinsi di luar Jawa-Bali memiliki capaian imunisasi kejar yang lebih rendah dibandingkan dengan wilayah regional Jawa Bali.
Sabtu 03-Dec-2022 12:30 WIB