Selasa 21-Feb-2023 12:17 WIB
272

Foto : harianjogja
brominemedia.com - Kasus penyakit leptospirosis di
Bantul melonjak signifikan di awal tahun ini. Dinas Kesehatan Bantul mencatat
total kasus penakit yang disebabkan air seni hewan pengerat itu sudah mencapai
37 kasus. Dari jumlah tersebut sebanyak enam orang di antaranya meninggal
dunia.
Jumlah yang meninggal dunia tersebut melebihi angka setahun di
2022 lalu. Tahun lalu kasus leptospirosis sebanyak 137 kasus dengan total
kematian sebanyak empat orang. “Kasus leptospirosis selama bulan Januari hingga
Februari tahun ini ada 37 kasus, dan enam orang di antaranya meninggal dunia,”
kata Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bantul Abednego Dani
Nugroho, saat dihubungi Selasa (21/2/2023).
Manfaatin gadgetmu untuk dapetin penghasilan tambahan. Cuma modal sosial media sudah bisa cuan!
Gabung bisnis online tanpa modal di http://bit.ly/3HmpDWm

Abednego merinci kasus leptospirosis untuk Januari sebanyak 29 kasus dan bulan ini sampai 21 Februari sebanyak delapan kasus. Sementara sebaran per kapanewon terbanyak ada di Kapanewon kasihan sebanyak 10 kasus. Kemudian disusul Kapanewon Pandak enam kasus, Bambanglipuro dan Bantul masing-masing empat kasus, Sewon tiga kasus, dan Piyungan dua kasus.
Kemudian Imogiri, Kretek, Pleret, Pundong, dan Sanden, masing-masing satu kasus. Ia tidak menampik kasus leptospirosis tahun ini melonjak cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya. Pada 2022 lalu kasus leptospirosis merenggut nyawa empat orang dari total 137 kasus.
Penyakit leptospirosis atau kencing tikus dikategorikan sebagai penyakit dengan tingkat bahaya cukup tinggi. Sebab, selain dapat merusak organ vital diri manusia juga bisa berakibat pada kematian.
Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira yang ditularkan melalui hewan perantara seperti tikus ataupun kelinci dan sejenisnya. Proses penularan biasanya dilalui melalui kencing tikus yang masuk melalui anggota badan yang terluka.
Meski tidak dapat menular dari manusia ke manusia, namun ia meminta kepada masyarakat untuk memperhatikan kebersihan lingkungan rumah agar tidak menjadi sarang tikus. “Terutama juga bagi masyarakat yang sering beraktivitas di tempat berair seperti di sawah. Apalagi waktu kondisi hujan,” jelasnya.
Ketika harus beraktivitas di lokasi genangan air seperti petani agar menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan sepatu bot. Abed juga meminta agar masyarakat yang mengalami gejala penyakit leptospirosis supaya segera memeriksakan diri ke rumah sakit atau puskesmas terdekat.
Beberapa gejala leptospirosis di antaranya demam secara mendadak, kemudian pusing, mata merah, dan badan lemas, serta disertai nyeri pada bagian betis. “Jika disertai nyeri betis harus segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Kami pastikan untuk obat leptospirosis sudah tersedia di sejumlah fasilitas kesehatan,” tandasnya.
Konten Terkait
Sebanyak 19.287 orang telah mengakses layanan cek kesehatan gratis (CKG) di fasilitas kesehatan daerah ini sebagai upaya menjaga kesehatan
Senin 21-Jul-2025 21:07 WIB
Publik tidak mengetahui bahwa Kang Seo-ha berjuang melawan kanker dan hanya sahabat dekat dan keluarganya yang mengetahui kondisi kesehatannya.
Senin 14-Jul-2025 20:44 WIB
Seorang pria ditemukan meninggal dunia di kamar 302, lantai tiga Hotel Bali yang terletak di kawasan Nagoya, Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam, Minggu
Minggu 06-Jul-2025 21:02 WIB
Program Makan Bergizi (MBG) tetap berjalan di wilayah Bantul meski proses belajar mengajar di sekolah telah berakhir dan murid sedang menjalani libur
Jumat 04-Jul-2025 20:47 WIB
Jamaah tersebut diketahui bernama Mahriya Mursit asal Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng.
Selasa 10-Jun-2025 21:59 WIB