Selasa 04-Nov-2025 20:47 WIB
Foto : fajar
Brominemedia.com - Aktivis dan pegiat Nahdlatul Ulama (NU), Mohamad Guntur Romli, berbicara mengenai wacana penetapan Presiden ke-2 RI, Soeharto, sebagai pahlawan nasional.
Dikatakan Guntur, langkah tersebut tidak pantas dan justru mengaburkan sejarah kelam Orde Baru terhadap kalangan kiai dan warga NU.
Guntur secara khusus mengkritik Sekjen PBNU, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), yang disebutnya ngotot memperjuangkan Soeharto sebagai pahlawan nasional.
“Tak habis pikir dengan Sekjen PBNU, Gus Ipul, yang keukeuh mencalonkan Soeharto sebagai pahlawan nasional," ujar Guntur di X @GunRomli (4/11/2025).
"Apa dia tidak ingat sejarah bagaimana Soeharto dan Orde Baru merepresi NU dan kiai-kiai NU?," tambahnya.
Ia menekankan bahwa ini bukan soal memelihara dendam, tapi untuk terus jujur pada sejarah.
Menurutnya, mengangkat Soeharto sebagai pahlawan sama saja dengan upaya pemutihan terhadap catatan kelam masa lalu.
“Tak patut menjilat Soeharto dengan mengangkatnya sebagai pahlawan, juga tak perlu membencinya dengan penuh amarah dan dendam. Soeharto sebagai pahlawan sama saja dengan upaya pemutihan terhadap dosa-dosanya yang kelam pada NU," tegasnya.
Guntur juga mengingatkan pesan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tentang pentingnya memaafkan tanpa melupakan sejarah.
“Tidak ingatkah kata-kata Gus Dur, kita bisa saja memaafkan tapi tidak untuk melupakan. Sebagai orang NU, bisa saja memaafkan dosa-dosa Soeharto, tapi tidak untuk melupakan dosa-dosanya agar kita tetap waspada dan kejadian kelam itu tidak boleh terulang lagi,” ungkapnya.
Kata Guntur, wacana menjadikan Soeharto pahlawan nasional telah melewati batas.
“Mem-pahlawan-kan Soeharto sudah pasti melewati garis merah, itu seperti melupakan, bahkan mengubah sejarah yang berbahaya bagi refleksi ke depan," lanjutnya.
Guntur bilang, hubungan antara NU dan rezim Orde Baru pada masa lalu meninggalkan luka mendalam.
“NU pernah dimanfaatkan Soeharto untuk menyingkirkan Komunis di awal-awal kekuasaan, tapi akhirnya di era Orde Baru, justru NU yang diPKI-kan oleh Soeharto,” kuncinya. (Muhsin/fajar)
Konten Terkait