Rabu 30-Aug-2023 07:36 WIB
377
Foto : liputan6
brominemedia.com--Seorang guru Bahasa Inggris sekaligus pembina Pramuka di
SMPN 1 Sukodadi Lamongan, tega menggunduli 14 siswi hanya karena tidak memakai
ciput untuk menutup rambut saat mengenakan hijab. Kepala Sekolah SMP N 1
Sukodadi Harto kepada wartawan menceritakan kronologi kejadian penggundulan
tersebut.
Awalnya pada 23 Agustus ada tim ketertiban dari sekolah memeriksa siswa. Kemudian terjadilah penggundulan siswi yang kedapatan tidak memakai ciput alias penutup rambut saat mengenakan hijab.

"Sorenya sudah diklarifikasi ke wali murid semua. Dan
kita tindaklanjuti tanggal 24 bertemu dengan wali murid untuk mediasi,"
katanya.
Intinya wali murid, kata Harto, sudah menerima permohonan
maaf dari sekolah dan dari guru yang bersangkutan. Anak-anak kita dampingi
psikolog agar tidak trauma," katanya.
Dalam perkembangannya, Harto juga menyebutkan, guru
berinisial EN yang menggunduli belasan siswi hanya karena tidak pakai ciput itu
juga sudah ditarik ke Dinas Pendidikan Jatim dan tidak boleh mengajar.
Aksi penggundulan rambut belasan siswi itu lantas mendapat
kecaman dari berbagai pihak. Salah satunya anggota Komisi X DPR RI Illiza
Sa'aduddin Djamal. Dirinya menyesalkan tindakan guru Bahasa Inggris tersebut.
"Mendidik memang tidak mudah, tetapi sebagai pendidik,
seorang guru seharusnya bisa lebih menahan diri, tidak memakai ciput bukanlah
suatu pelanggaran itu hanya sebuah mode dan pelengkap dalam berhijab,"
kata Illiza di Banda Aceh, Senin.
Ia menjelaskan berhijab merupakan sebuah kewajiban,
sedangkan mengenakan ciput itu bagian dari pelengkap dan penyempurnaan hijab
agar rambut bagian depan tidak terlihat. Illiza berharap kepada guru di seluruh
Indonesia agar kembali mengedepankan aspek persuasif dalam melakukan
pendidikan, dengan kelembutan hati serta kesabaran.
"Apapun alasannya tindakan seperti itu tentu tidak
dibenarkan dalam pendidikan. Sebaiknya mereka diberikan peringatan terlebih
dahulu, kemudian diedukasi bagaimana mengenakan hijab yang benar dan tentu saja
tidak mengedepankan emosi semata," ujarnya.
Mutu Karakter Guru
Sebagai legislator komisi X yang membidangi pendidikan, ia
mengajak pemerintah dan pihak sekolah untuk dapat menciptakan dan menumbuhkan
sekolah aman dan inklusif untuk mendukung terwujudnya pendidikan berkualitas.
Dalam mewujudkan itu, lanjutnya, maka para guru juga harus
mendapatkan pelatihan karakter dan etika mulia. Pemerintah perlu memperhatikan
kinerja dan mutu karakter guru pengajar.
"Sikap dan tingkah laku guru selaku pendidik akhlak
mulia harus menjadi indikator penilaian para guru," kata anggota dewan
asal Aceh itu.
Apabila karakter murid menjadi tujuan penting pendidikan di
Tanah Air, maka penilaian terhadap karakter guru jauh lebih penting dalam dunia
pendidikan karena karakter yang baik akan diajarkan dengan keteladanan dari
para guru.
"Kejadian seperti ini harus menjadi ibrah (pelajaran)
bagi para pendidik lain terkhusus di lingkungan sekolah agama yang membawa
pendidikan Islami yang penuh keteladanan moral," ujarnya.
Menurut dia, di perguruan tinggi terdapat Permendikbudristek
Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual, dan
telah membentuk satuan tugas (Satgas) untuk itu. Karena itu, pemerintah pusat
juga harus mengintervensi satuan pendidikan dengan membuat satgas terkait
perundungan.
Hal yang juga penting, lanjutnya, memberikan pemahaman bagi
masyarakat dan ekosistem sekolah dapat memahami dan mengerti definisi dari
perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi sebagai bagian dari upaya
pencegahan.
"Insya Allah jika pendekatan yang baik maka pendidikan
moral dan karakter akan tercapai dan dapat diserap oleh para generasi
bangsa," demikian Illiza.
Konten Terkait
Libur Natal tahun 2025 ini kunjungan wisatawan di Jatim Park Group menurun dibanding tahun lalu
Kamis 25-Dec-2025 20:30 WIB
Libur Natal tahun 2025 ini kunjungan wisatawan di Jatim Park Group menurun dibanding tahun lalu
Kamis 25-Dec-2025 20:30 WIB
Persema Malang yang dijadwalkan kembali bertanding pada 5 Januari 2026 itu, berkeinginan untuk kembali pulang ke Stadion Gajayana Malang.
Selasa 16-Dec-2025 20:15 WIB
Ikke Septianti (34), warga Desa Bogem...Artikel Ikke Septianti Warga Desa Bogem Magetan Resmi Dilaporkan ke Polda Jatim atas Dugaan Penipuan dan Penggelapan pertama kali tampil pada Republik News.
Minggu 30-Nov-2025 20:13 WIB
Industri penjualan online dan e-commerce yang makin kompetitif menuntut para seller mencari cara agar bisnis mereka tetap tumbuh di tengah persaingan.
Jumat 21-Nov-2025 20:22 WIB





