Selasa 13-Dec-2022 13:53 WIB
154

Foto : tempo
brominemedia.com -Gubernur
Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta Pemerintah Pusat mengkaji ulang rencana
impor beras. Dia menilai keputusan itu akan merusak harga beras hasil produksi
petani dalam negeri.
Menurutnya, pemerintah sebaiknya memprioritaskan untuk
menyerap beras lokal ketimbang membeli dari luar. "Jangan sampai nanti
beras impor masuk, petani pas panen harganya jatuh lagi," kata Ganjar pada
Selasa, 13 Desember 2022.
Dia mengatakan selama ini petani juga kesulitan mengakses pupuk dan harga obat-obatan tanaman melonjak. "Kalau kemudian hasil panennya tidak terbeli dengan harga yang wajar itu artinya seluruh biaya produksi plus keuntungan yang diterima maka petani merugi," tuturnya.

Jika terpaksa tetap mengimpor, Ganjar meminta dihitung waktunya dengan periode panen petani dalam negeri. Sehingga beras hasil panen petani tetap diserap pasar dengan harga yang wajar.
Ia mengatakan kini juga harus dimulai mengembangkan diversifikasi pangan. Pasalnya kini masyarakat Indonesia sudah sangat ketergantungan dengan beras. Sehingga ketika persediaan beras menipis masyakat bisa beralih ke pangan lain seperti sagu, sorgum, umbi-umbian, dan lainnya.
Rencana impor beras, sebut Ganjar, juga harus diikuti dengan data yang valid ketersediaan beras dan kapasitas panen petani. "Terbukalah kepada publik, agar publik tidak curiga," ujar dia.
Konten Terkait
Presiden RI Prabowo Subianto mengatakan telah menegur jajaran direksi BUMN dalam pertemuan tertutup pada acara Townhall Danantara yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senin (28/4).
Senin 28-Apr-2025 20:49 WIB
Pemerintah Provinsi Lampung bersama Polda...Artikel Polda Lampung Dukung Tegas Langkah Gubernur Tertibkan Perambah di Kawasan Konservasi TNBBS pertama kali tampil pada Republik News.
Senin 28-Apr-2025 20:44 WIB
Pembukaan 2 juta hektar lahan baru untuk pertanian berhasil meningkatkan luas panen dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Senin 28-Apr-2025 20:41 WIB
Pemerintah resmi mengubah kriteria Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) berdasarkan penghasilan untuk mengakses rumah subsidi lewat skema FLPP
Minggu 27-Apr-2025 20:49 WIB
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengungkapkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga April 2025, produksi gabah nasional mencapai 13,9 juta ton.
Jumat 25-Apr-2025 20:36 WIB