Jumat 09-Dec-2022 09:15 WIB
203

Foto : tempo
brominemedia - Sejumlah negara Eropa seperti Inggris,
Prancis dan Jerman pada Kamis mengutuk keras eksekusi mati pertama Iran terkait
protes kematian Mahsa Amini yang telah mengguncang rezim sejak September lalu.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan
dalam sebuah tweet bahwa Mohsen Shekari "diadili dan dieksekusi dalam
persidangan yang terburu-buru karena tidak setuju dengan rezim."
“Ketidakmanusiawian rezim Iran tidak mengenal batas,”
katanya. “Tapi ancaman eksekusi tidak akan mencekik keinginan orang akan
kebebasan.”
Juru bicara kementerian luar negeri Prancis Anne-Claire
Legendre mengatakan Prancis mengutuk eksekusi terhadap pemuda berusia 23 tahun
tersebut dalam "istilah terkuat." Legendre menegaskan kembali
komitmen terkuat Prancis terhadap hak untuk melakukan protes damai. “Tuntutan
para pengunjuk rasa sah dan harus didengar."
Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mengatakan dia
"marah" dengan eksekusi pertama Iran yang diketahui sejak protes
mengguncang negara itu.
“Dunia tidak bisa menutup mata terhadap kekerasan
menjijikkan yang dilakukan oleh rezim Iran terhadap rakyatnya sendiri,”
cuitnya. “Inggris menentang hukuman mati dalam segala situasi,” tambahnya.
Sementara kementerian luar negeri Republik Ceko, yang saat
ini memegang jabatan presiden bergilir Uni Eropa, menggambarkan berita itu
sebagai " mengerikan.” “Rezim Iran menggunakan hukuman yang sangat tidak proporsional
untuk menanamkan teror pada penduduknya.”

Beberapa warga Iran telah dijatuhi hukuman mati dengan eksekusi selama protes nasional, yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun. Perempuan keturunan Kurdi itu tewas setelah ditangkap oleh polisi moralitas negara karena diduga tidak mengenakan jilbabnya dengan benar.
Kematiannya memicu kemarahan di Republik Islam, dengan tokoh masyarakat terkemuka keluar untuk mendukung gerakan tersebut, termasuk aktor top Iran Taraneh Alidoosti. Protes sejak itu telah menyatu di sekitar berbagai keluhan dengan rezim otoriter.
Menurut Amnesty International, per November, otoritas Iran menuntut hukuman mati untuk setidaknya 21 orang sehubungan dengan protes tersebut. Setidaknya 458 orang tewas dalam kerusuhan sejak September, menurut Hak Asasi Manusia Iran yang berbasis di Norwegia pada Rabu.
Konten Terkait
Sejumlah negara Eropa seperti Inggris, Prancis dan Jerman pada Kamis mengutuk keras eksekusi mati pertama Iran terkait protes kematian Mahsa Amini
Jumat 09-Dec-2022 09:15 WIB