Senin 17-Oct-2022 10:40 WIB
208

Foto : jpnn
brominemedia.com –
Komisioner KPAI Retno Listyarti angkat bicara ihwal hanyutnya empat siswa SMPIT
Al-Hikmah di Curug Kembar, Puncak, Kabupaten Bogor saat mengikuti LDKS, pada
Rabu (12/10).
Dari empat siswa yang hayut terbawa arus, tiga di antaranya
ditemukan meninggal dunia, sementara satu siswa lainnya masih dalam proses
pencarian petugas gabungan. Retno menilai peristiwa seperti ini berulang hampir
di setiap tahunnya.
Pada Jumat, 21 Februari 2020, kegiatan susur sungai yang
diikuti 257 pelajar SMPN 1 Turi, Sleman juga berujung petaka, dengan korban 10
siswi meninggal dunia.
Pada Jumat, 15 oktober 2021, terjadi tragedi memilukan di
mana sebanyak 21 siswa MTs di Ciamis menjadi korban dari kegiatan susur sungai
yang diselengarakan oleh pihak sekolah MTs Harapan Baru Cijantung, di mana 11
siswa meninggal dunia.
Kini, pada 13 Oktober 2022 empat siswa SMPIT Al-Hikmah Depok
hanyut di sungai saat mengikuti kegiatan tracking di wilayah Curug Kembar,
Cisarua, Kabupaten Bogor.
“Atas kejadian ini, saya menyampaikan duka cita mendalam
kepada seluruh keluarga korban, semoga ayah dan ibu korban diberikan kekuatan
dalam menghadapi musibah ini.” Ucap Retno dalam keterangan resminya, dikutip
Senin (17/10).
Dirinya juga sangat menyayangkan sikap pihak sekolah yang
tidak bijak dalam menyelenggarakan kegiatan di alam bebas saat musim hujan dan
cuaca ekstrem.
“Padahal, saat hujan lebat segala kemungkinan bisa terjadi, mulai dari tanah longsor, banjir, sampai kemungkinan banjir bandang di lokasi curug tersebut,” terangnya.

Pihaknya juga mendorong Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok dan pihak kepolisian sesuai kewenangannya masing-masing untuk melakukan pemeriksaan kepada sekolah tersebut atas peristiwa ini.
Dia juga mempertanyakan apakah ada kelalaian yang membuat hanyutnya empat peserta didik? Apakah ada laporan atau izin dari Disdik Kota Depok terkait penyelenggarakan kegiatan LDKS di Cisarua ini? Apakah ada izin orang tua?
"Apakah orang tua mengetahui bahwa akan ada kegiatan tracking yang melewati sungai pada rundown kegiatan LDKS tersebut? Karena jika hujan seharusnya tidak diperkenankan ada kegiatan tracking dan susur sungai, apalagi di wilayah curug, yang merupakan hulu sungai,” jelasnya.
Retno menjelaskan saat kegiatan juga perlu dipastikan pakaian anak-anak, apakah sesuai untuk tracking, misalnya celana panjang, sepatu, alat bantu, dan pengaman selama kegiatan tracking dan susur sungai.
“Karena korban kebanyakan perempuan, apakah anak-anak tersebut mengenakan rok panjang sehingga saat hanyut sulit menyelamatkan diri. Penyelidikan penting dilakukan agar menjadi pembelajaran dan ada efek jera, sehingga kedepan setiap kegiatan yang melibatkan anak-anak harus memastikan keselamatan dan perlindungan anak,” paparnya.
Dirinya juga mengimbau, agar Disdik Kota Depok segera membuat surat edarat yang melarang pihak sekolah menyelenggarakan kegiatan di alam terbuka, apalagi di wilayah sungai saat musim hujan seperti sekarang ini.
“Kalau pun sedang tidak musim hujan, sekolah wajib memiliki SOP kegiatan di alam terbuka yang aman dan melindungi anak-anak. Selain itu, para orang tua wajib memastikan rundown kegiatan untuk memastikan anak-anaknya aman selama berkegiatan,” pungkasnya.
Konten Terkait
Eks Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro dipecat buntut dugaan pemerasan terkait kasus pembunuhan dengan tersangka anak bos Prodia.
Jumat 07-Feb-2025 21:07 WIB
Sebagian wilayah Kota Semarang dikepung banjir setelah diguyur hujan deras pada Rabu (11/12/2024) sore.
Rabu 11-Dec-2024 20:42 WIB
Gunung Anak Ranakah terletak di Wae Rii Kecamatan Wae Rii Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur. Gunung Ranakah kini naik status level II Waspada.
Selasa 03-Dec-2024 20:58 WIB
Sejumlah warga merusak salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, pada Minggu (1/12/2024).
Minggu 01-Dec-2024 20:28 WIB
Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Pekalongan menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus dugaan korupsi pembangunan Blok F Pasar Kedungwuni.
Kamis 26-Sep-2024 20:29 WIB