Jumat 28-Oct-2022 14:35 WIB
183

Foto : jpnn
brominemedia.com-- Junaedi
Saleh, penasihat hukum terdakwa obstruction of justice perkara pembunuhan
berencana terhadap Brigadir J, Arif Rachman Arifin, menilai dakwaan jaksa
penuntut umum (JPU) tidak cermat. Tim hukum terdakwa Arif Rachman Arifin pun
meminta majelis hakim menyatakan dakwaan JPU batal demi hukum dan melepaskan
kliennya dari tahanan.
Junaedi menyampaikan itu dalam sidang dengan agenda
pembacaan eksepsi atau nota keberatan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN
Jaksel), Jumat (28/10). Menurut Junaedi, tidak cermatnya dakwaan itu lantaran
jaksa lantaran gagal menguraikan kesamaan niat ihwal pasal penyertaan dalam
dakwaan.

Adapun dalam dakwaan primer dan subsider, JPU mendakwa Arif
Rachman sebagai pelaku yang telah melakukan, menyuruh, dan turut serta
melakukan perbuatan dengan sengaja tanpa hak atau melawan hukum yang berakibat
terganggunya sistem elektronik.
Junaedi mengatakan bahwa Arif Rachman merupakan sosok yang
diperintahkan Ferdy Sambo untuk menyalin rekaman CCTV di Pos Satpam Kompleks
Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan. "Kami penasihat hukum menyatakan bahwa
dakwaan penuntut umum harus dinyatakan batal demi hukum," kata Junaedi di
ruang sidang.
Junaedi menyatakan bahwa dakwaan jaksa tidak menggambarkan
adanya kesamaan niat antara Ferdy Sambo selaku pemberi perintah kepada terdakwa
Arif Rachman sebagai pihak yang diperintahkan. Junaedi lantas membeberkan
dakwaan jaksa yang dinilai cacat prosedur. Pada halaman 11 dan 12 dakwaan jaksa
disebutkan bahwa terdakwa Arif Rachman diajak menonton salinan rekaman CCTV
yang telah disalin oleh Baiquni Wibowo.
Selanjutnya, Arif Rachman melaporkan kepada Hendra Kurniawan
selaku atasan langsung soal rekaman CCTV yang telah disalin Baiquni Wobowo yang
merupakan terdakwa dalam perkara yang sama. Lalu, Hendra Kurniawan mengajak
Arif Rachman menghadap Ferdy Sambo. Singkat cerita, Ferdy Sambo dengan nada
tinggi alias emosi memerintahkan agar memusnahkan seluruh rekaman CCTV yang
telah disalin itu.
Nah, Junaedi menyatakan bahwa dari isi dakwaan itu tidak ada
kesamaan niat antara Ferdy Sambo dengan Arif Rachman Arifin. "Melainkan
sebuah ancaman dari Ferdy Sambo kepada terdakwa Arif Rachman untuk melaksanakan
perbuatan (melawan hukum, red)," ujar Junaedi.
Dalam petikan petitum, tim penasihat hukum Arif Rachman
memohon kepada majelis hakim agar menerima dan mengabulkan nota keberatan atas
nama Arif Rachman Arifin. Kedua, menyatakan surat dakwaan penuntut umum batal
demi hukum atau setidakĀ tidaknya tidak dapat diterima.
Ketiga, menyatakan surat dakwaan penuntut umum batal demi
hukum atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima karena penyidikan dalam proses
penuntutan terhadap terdakwa Arif Rachman telah dilakukan secara tidak sah.
Keempat, menyatakan surat dakwaan penuntut umum batal demi
hukum atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima dan menyatakan surat dakwaan
prematur untuk diajukan karena tindakan yang dilakukan oleh terdakwa Arif
Rachman masih dalam ruang lingkup administrasi negara, sehingga harus dilakukan
pemeriksaan dan penyelesaian di lingkup adminsitrasi terlebih dahulu.
Kelima, membebaskan terdakwa Arif Rachman Arifin dari segala
dakwaan penuntut umum. Keenam, melepaskan terdakwa Arif Rachman Arifin dari
tahanan. Ketujuh, memulihkan terdakwa Arif Rachman Arifin dalam harkat dan
martabatnya. Terakhir, membebankan biaya perkara kepada negara. Dalam perkara
ini, JPU mendakwa Arif Rachman dengan Pasal 49 juncto Pasal 33 dan Pasal 48
juncto Pasal 32 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik juncto Pasal
55 Ayat 1 Ke-1 KUHP dan Pasal 233 KUHP dan Pasal 221 Ayat 1 Ke-2 juncto Pasal
55 Ayat 1 Ke-1 KUHP.
Konten Terkait
Firdaus Owibo adalah pengacara asal Tengerang, Banten yang berpendidikan lulusan Fakultas Hukum Universitas Ibnu Chaldun, Jakarta.
Kamis 06-Feb-2025 20:35 WIB
Teddy menyebut, Erdogan memohon izin kepada Prabowo untuk berbicara lebih dulu karena dia harus pergi dari lokasi.
Senin 23-Dec-2024 20:54 WIB
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Tim hukum pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut 01 Andika Perkasa-Hendrar Prihadi menemukan dugaan mobilisasi para kepala desa se-Kabupaten Kendal di Kota Semarang beberapa waktu lalu.
Kamis 24-Oct-2024 20:22 WIB
Tiga terdakwa yang akan menjalani sidang perdana kasus korupsi Timah yakni, mantan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (Kadis ESDM) Provinsi Bangka Belitung.
Selasa 30-Jul-2024 20:37 WIB
Putusan MK sudah bersifat final, stop narasi-narasi perpecahan
Senin 22-Apr-2024 20:10 WIB