Rabu 22-Feb-2023 08:07 WIB
164

Foto : harianjogja
brominemedia.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY
akan menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk menelusuri keberadaan
sesar aktif baru bernama Sesar Mataram yang disebutkan seorang peneliti berada
di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Dalam waktu dekat, BMKG bekerja sama dengan UGM dalam
hal ini FMIPA, Fisika, dan Geofisika UGM bersama-sama dalam Merdeka
Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) melakukan penelitian di daerah yang diduga (Sesar
Mataram) dari hasil penelitian terdahulu," kata Staf Stasiun Geofisika
Kelas I Sleman Ayu K. Ekarsti dikutip Antara, Selasa (21/2/2023).
Berkolaborasi dengan para peneliti dari Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM, tim dari BMKG akan memantau kondisi di
bawah permukaan tanah yang disebutkan peneliti dari Badan Riset dan Inovasi
Nasional (BRIN) dilintasi Sesar Mataram.
Menurut Ayu, metode penelitian BMKG tersebut di antaranya
akan menggunakan kajian ilmu geofisika dengan seismograf sebagai alat ukurnya.
"Nantinya akan dianalisis oleh teman-teman untuk melihat bagaimana profil
bawah permukaannya. Saat ini sedang proses penggodokan penentuan lokasi titik
ukur," kata dia.
Namun demikian, berdasarkan pendekatan data kegempaan, BMKG
Yogyakarta belum pernah menemukan adanya aktivitas kegempaan di lokasi sesar
yang keberadaanya diklaim oleh peneliti BRIN. Padahal, menurut dia, keberadaan
sesar aktif dapat diidentifikasi manakala daerah yang diduga dilintasi pernah
terjadi gempa bumi.
"Kalau dari kacamata BMKG, kami belum menemukan adanya
kegempaan di lokasi tersebut, mungkin nanti dengan menggunakan pendekatan lain
atau dengan kacamata geodesi atau pengukuran geofisika bisa lebih memperkuat
apakah hasil temuan itu memang benar atau tidak," kata dia.
Sebelumnya, Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi
Nasional (BRIN) Danny Hilman Natawidjaja menyebutkan selain terdapat Sesar Opak
yang menyebabkan gempa pada 2006, di wilayah Yogyakarta ternyata terdapat sesar
aktif yang sebelumnya belum terpetakan.
Manfaatin gadgetmu untuk dapetin penghasilan tambahan. Cuma modal sosial media sudah bisa cuan!
Gabung bisnis online tanpa modal di http://bit.ly/3HmpDWm

Berdasar data pemutakhiran sesar aktif yang dilakukan BRIN, Danny menyebutkan sesar yang membentang dari timur ke barat tersebut baru dipetakan pada 2021 dengan nama Sesar Mataram. Ia mengatakan pada Sesar Mataram bagian timur sebelumnya dikenal sebagai Sesar Dengkeng.
"Ini sebetulnya sudah dikenal juga sebagai Sesar Dengkeng pada waktu itu di sebelah timurnya, tapi baru diketahui bahwa Sesar Dengkeng ini masih menerus ke arah barat melewati tengah-tengah Kota Yogyakarta," ujar Danny Hilman Natawidjaja dalam acara lokakarya nasional "Perkembangan Terkini Pemutakhiran Peta Sumber Dan Bahaya Gempa Indonesia" di Jakarta, pada 29-30 November 2022 yang juga disiarkan melalui akun Youtube Kementerian PUPR.
Meski belum ada studi yang lebih rinci, kata Danny, Sesar Mataram terlihat berasosiasi dengan "offset stream" berdasarkan studi survei geolistrik dan pemetaan berdasarkan morfologi.
Pakar Geofisika FMIPA UGM Wiwit Suryanto mendukung penuh rencana BMKG menggelar penelitian lanjutan atas hasil studi BRIN terkait Sesar Mataram. Menurut dia, munculnya sesar atau patahan-patahan baru di wilayah DIY sangat memungkinkan dipicu oleh gempa-gempa yang terjadi sebelumnya. "Bumi ini kan dinamis, patahan yang dulu tidak aktif, juga bisa menjadi aktif," kata Wiwit.
Sementara itu, Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY Lilik Andi Aryanto menunggu hasil kajian resmi dari BMKG Yogyakarta terkait keberadaan sesar aktif baru tersebut.
Menurut dia hasil kajian dari BMKG nantinya akan menjadi dasar BPBD DIY untuk menyusun peta risiko bencana gempa bumi yang baru apabila Sesar Mataram telah dipastikan berada di DIY.
Konten Terkait
Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo menyebut sebanyak 28 kelurahan masih berstatus zona kuning dalam sistem pengelolaan sampah. Sementara, 17 kelurahan lainnya sudah
Selasa 08-Apr-2025 20:27 WIB
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diperkirakan bakal kedatangan jutaan pemudik pada momen Idulfitri 1446 Hijriah.
Senin 17-Mar-2025 20:35 WIB
Bumi Pertiwi kembali terjadi pada hari ini, Selasa (11/3/2025). Hingga pukul 20.15 WIB, hanya satu kali gempa hari ini menggetarkan Indonesia.
Selasa 11-Mar-2025 21:28 WIB
BMKG memperingatkan potensi hujan ekstrem di Jabodetabek hingga 20 Maret 2025, dengan intensitas hingga 300 mm; modifikasi cuaca dilakukan untuk mitigasi bencana.
Kamis 06-Mar-2025 20:21 WIB
Jelang akhir pekan, Jumat (14/2/2025) sejumlah wilayah di Bumi Pertiwi kembali digetarkan lindu. Hingga pukul 20.00 WIB, terjadi empat kali gempa hari ini di Indonesia.
Jumat 14-Feb-2025 20:34 WIB