Selasa 27-Sep-2022 09:16 WIB
675

Foto : jpnn
brominemedia.com –
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kembali mencatatkan surplus
hingga akhir Agustus 2022 mencapai Rp 107,4 triliun. Menteri Keuangan (Menkeu)
Sri Mulyani Indrawati mengatakan jumlah tersebut naik 0,58 persen dari GDP
Indonesia, sementara angka itu lebih tinggi dari realisasi surplus APBN Juli
2022 yang sebesar Rp 106,1 triliun.
"Secara keseluruhan APBN surplus Rp 107,4 triliun dan
setara 0,58 persen terhadap PDB," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers
APBN Kita, Senin (26/9).
Menurut Sri Mulyani, neraca perdagangan melanjutkan tren
surplus pada Agustus mencapai USD 5,76 miliar sehingga secara kumulatif surplus
NP mencapai USD 34,92 miliar. Kemudian, ekspor dan impor Agustus 2022 juga
mencatatkan capaian tertinggi dalam sejarah, yaitu ekspor mencapai USD 27,9
miliar atau tumbuh 30,15 persen (yoy), serta impor tumbuh 32,81 persen (yoy)
didominasi impor bahan baku, barang modal, dan BBM.
Lebih lanjut, di sektor moneter dan keuangan, volatilitas
global turut berdampak terhadap arus keluar di pasar SBN. Baca Juga: Formasi
PPPK 2022 Ditetapkan, Bupati Ini Singgung soal Gaji dari APBN. Namun, pasar
saham masih mencatatkan inflow (ytd) sejalan dengan pemulihan ekonomi yang
cukup kuat.
Selanjutnya, dari segi kepemilikan SBN masih didominasi oleh perbankan dan BI, sementara porsi kepemilikan asing turun secara bertahap sejak akhir 2019 (38,57 persen) ke angka 14,70 persen per 22 September 2022.

"Tren capital outflow di emerging market termasuk Indonesia masih menjadi perhatian dan perlu diwaspadai pengaruh normalisasi kebijakan moneter global pada peningkatan cost of fund," ungkapnya.
Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyampaikan dengan adanya surplus APBN maka pembiayaan utang menurun. Pada akhir Agustus 2022, pembiayaan utang tercatat sebesar Rp 286,8 triliun, turun 46 persen (yoy) dibandingkan periode sama di 2021 yang mencapai Rp 531 triliun.
"Surplus tersebut menjadi strategi APBN sangat sesuai dengan tantangan yang sekarang ini berasal dari cost of fund yang tinggi, guncangan di sektor keuangan, dan tren kenaikan suku bunga, dan penguatan dolar AS," tegas Sri Mulyani.
Konten Terkait
Kejaksaan Agung Republik Indonesia menyita uang senilai Rp 1.374.892.735.527,46 atau setara lebih dari 91.000 unit rumah subsidi di Indonesia.
Rabu 02-Jul-2025 20:59 WIB
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Surakarta, Ferry Septha Indrianto, menargetkan transaksi Rp 10 triliun di Solo Raya Great Sale (SGS) 2025
Minggu 29-Jun-2025 20:46 WIB
Beras tidak Sesuai Regulasi, Kementan: Rugikan Konsumen hingga Rp99,35 Triliun
Jumat 27-Jun-2025 20:39 WIB
Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) mengalokasikan dana sebesar Rp 313,2 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk penataan kawasan IKN yang berada di...
Jumat 27-Jun-2025 20:35 WIB
PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI terus memperkuat dukungan terhadap Islamic ecosystem terutama dari halal lifestyle, dengan menggelar BSI International Expo 2025.Acara tersebut, bakal digelar di Jakarta International Convention Center (JICC) pada 26-29 Juni 2025, BSI menggandeng 90 brand fesyen ternama di Indonesia dan juga menghadirkan Glamlocal.Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar mengungkapkan, ajang BSI International Expo 2025 digelar dalam rangka dukungan terhadap kemajuan ...
Rabu 18-Jun-2025 21:04 WIB