Minggu 28-Sep-2025 21:04 WIB
Foto : tribunnews
Brominemedia.com – Apresiasi Duta dan Ajang Kreativitas Generasi Berencana (ADUJAK GenRe) Jawa Barat 2025 resmi digelar di Braga City Mall, Kota Bandung, pada Sabtu (27/9/2025).
Momentum tersebut menghadirkan para finalis dari kabupaten/kota se-Jawa Barat yang siap memperebutkan predikat Duta GenRe sekaligus menjadi teladan remaja dalam mengampanyekan penundaan pernikahan dini, pencegahan seks pranikah, bahaya Napza, dan upaya percepatan penurunan stunting.
Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Jawa Barat, Dadi Ahmad Roswandi, menyoroti pentingnya peran remaja dalam menjawab persoalan saat ini.
Dengan jumlah penduduk lebih dari 50 juta jiwa, hampir 28 persennya adalah remaja dari generasi Z dan generasi alpha.
“Itu artinya remaja punya posisi strategis. Tapi di sisi lain, tantangannya juga berat, pernikahan usia dini, kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, hingga kesehatan mental,” ujarnya.
Menurut Dadi, Forum GenRe hadir sebagai ruang bagi remaja untuk berorganisasi, berbagi pengalaman, dan merespons isu-isu tersebut.
Melalui ajang ini, kata dia, remaja tidak hanya dilatih untuk berkata tidak pada pernikahan dini, seks pranikah, dan narkoba, tetapi juga menjadi pribadi tangguh yang mampu merencanakan masa depan.
“Grand Final Duta GenRe Jabar 2025 adalah ajang apresiasi sekaligus akselerasi. Kita ingin melahirkan role model yang bisa menjadi inspirasi di lingkungannya. Karena remaja hari ini bukan sekadar generasi penerus, tapi agen perubahan,” tegas Dadi.
Ajang ini diikuti oleh perwakilan dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Seluruh peserta sebelumnya telah menjalani masa karantina selama tiga hari, menerima pembekalan, serta memaparkan program dan ide solutif mereka.
Bunda GenRe Jawa Barat, Siska Gerfianti, menegaskan bahwa para finalis tidak hanya dituntut tampil percaya diri di atas panggung, tetapi juga mampu menawarkan gagasan yang relevan dengan persoalan remaja di daerah masing-masing.
“Kita ingin anak-anak muda di Jawa Barat mulai peduli pada pembangunan di daerahnya. Mereka harus memaknai isu-isu yang ada dan memberikan solusi, entah lewat konseling, kampanye, atau program nyata,” ujarnya.
Menurutnya, generasi muda hari ini harus tumbuh sebagai sumber daya manusia unggul dengan karakter Panca Waluya: cager, bager, bener, pinter, dan singer.
Siska yang juga menjadi dewan juri menambahkan, kriteria penilaian tidak hanya soal public speaking atau penampilan.
“Yang paling penting bagi saya adalah ketika mereka sudah punya program yang konkret. Bahkan ada yang bikin simulasi permainan hingga role play soal kesehatan mental. Itu menunjukkan mereka benar-benar paham kebutuhan remaja,” kata Siska.
Konten Terkait