Foto : detik
brominemedia.com - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta wisatawan
asing yang berlibur ke Indonesia, termasuk turis asal Rusia untuk mematuhi
peraturan yang ada di negara ini. Ia mengingatkan pelanggaran hukum positif
maupun bisa berujung deportasi.
"Saat ini kita banyak mendengar ada beberapa turis
asing yang 'berulah' saat berada di Pulau Bali. Mulai dari melanggar lalu
lintas, bekerja secara ilegal, hingga melanggar hukum adat. Kita minta agar
semua wisatawan asing yang masuk ke Indonesia untuk mematuhi semua peraturan
yang ada di Indonesia," kata Bamsoet dalam keterangannya, dikutip Senin
(28/3/2023)
Usai menerima Komunitas perwakilan Warga Rusia di Bali,
Minggu (26/3), Ketua DPR RI ke-20 itu menjelaskan turis Rusia tengah mendapat
sorotan tajam. Bamsoet menilai banyaknya warga Rusia yang datang ke Bali karena
merasa nyaman untuk berwisata dan berlibur di Bali. Ia menyebut turis Rusia
yang berulah di Bali jumlahnya kecil dibanding total wisatawan Rusia yang
datang ke Bali.
"Jadi, tidak semua turis asal Rusia 'berengsek'.
Imigrasi Ngurah Rai Bali mencatat dari bulan Januari hingga Maret 2023 jumlah
wisatawan Rusia yang datang ke Bali di angka 43.622. Tingkat kunjungan turis
Rusia masih menduduki peringkat kedua setelah Australia. Sementara, menurut
catatan Polda Bali warga Rusia yang melakukan pelanggaran lalu lintas di Bali
sekitar 56 pelanggar," papar Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu menambahkan terlepas dari
pelanggaran yang dibuat turis Rusia, hubungan bilateral antara Rusia dengan
Indonesia telah terjalin baik sejak 1956. Rusia telah menjadi salah satu mitra
penting bagi Indonesia. Hubungan kerja sama antara kedua negara disebut Bamsoet
juga berkembang dengan baik dan dinamis di berbagai sektor dan pada berbagai
tingkatan.
Manfaatin gadgetmu untuk dapetin penghasilan tambahan. Cuma modal sosial media sudah bisa cuan!
Gabung bisnis online tanpa modal di http://bit.ly/3HmpDWm
Ia menambahkan Rusia merupakan pasar potensial bagi Indonesia dan mitra dagang utama Indonesia. Kedua negara menargetkan nilai dagang bisa mencapai US$ 5 miliar dapat tercapai dengan peningkatan status kemitraan strategis.
"Komoditas perdagangan Indonesia dan Rusia merupakan bahan baku manufaktur yang sangat dibutuhkan oleh kedua negara. Rusia dapat menjadi pasar alternatif bagi ekspor komoditas pertanian dan perkebunan Indonesia sejak pandemi COVID-19. Terdapat kebutuhan impor Rusia yang tinggi akan sejumlah produk pertanian tertentu akibat sanksi ekonomi AS dan negara Barat, serta adanya perubahan pola konsumsi masyarakat Rusia," urai Bamsoet.
Bamsoet menuturkan nilai realisasi investasi Rusia di Indonesia yang terus meningkat. Rusia menduduki peringkat ke-37 dari semua negara investor di Indonesia. Sejumlah perusahaan Rusia, lanjut Bamsoet, menyampaikan ketertarikan untuk berinvestasi di Indonesia, seperti bidang infrastruktur, energi dan pertambangan.
"Investasi Rusia di RI menunjukkan tren baik selama 2016-2019, namun akibat pandemi COVID-19, terjadi penurunan yang signifikan pada tahun 2020. Terdapat pemulihan grafik investasi Rusia ke Indonesia pada tahun 2021, yaitu US$ 8,7 juta dalam 122 proyek pada TW II 2021, naik 163,3% dari periode yang sama tahun 2020," ujar Bamsoet.
Konten Terkait
Ia menyebut turis Rusia yang berulah di Bali jumlahnya kecil dibanding total wisatawan Rusia yang datang ke Bali.
Senin 27-Mar-2023 08:50 WIB