FINANCE

Tekanan Ekonomi Global, Menperin Optimistis Industri Manufaktur RI Ekspansif

Kamis 02-Mar-2023 13:25 WIB 188

Foto : tempo

brominemedia.com- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis kinerja industri pengolahan non migas di tanah air masih tetap terjaga dalam kondisi yang stabil pada pertengahan triwulan pertama tahun ini.

Capaian tersebut terlihat dari hasil Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global, menunjukkan di posisi 51,2 pada bulan Februari atau masih dalam tahap ekspansi.

 “Level ekspansi ini memperpanjang periode perbaikan kondisi sektor industri manufaktur kita selama 18 bulan terakhir ini, meskipun di tengah dampak tekanan ekonomi global. Artinya tingkat kepercayaan diri para pelaku indutri manufaktur kita masih cukup tinggi atau optimistis,” kata Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangannya di Jakarta, Kamis, 2 Maret 2023.

PMI manufaktur Indonesia pada bulan kedua ini mampu melampaui PMI manufaktur Myanmar (51,1), Malaysia (48,4), Taiwan (49,0), Jepang (47,7), Inggris (49,2), Amerika Serikat (47,8), Zona Eropa (48,5), Prancis (47,9), dan Jerman (46,5).

Agus mengemukakan aktivitas industri manufaktur nasional yang masih berjalan impresif ini sesuai juga dengan hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan Februari 2023 yang dirilis oleh Kementerian Perindustrian, tercatat mencapai posisi 52,32. Level ekspansi ini mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 0,78 poin dibandingkan Januari 2023.

 “Saya yakin, industri manufaktur kita akan tetap ekspansif seiring dengan berangsur membaiknya kondisi geopolitik dan ekonomi global. Selain itu didukung dengan kebijakan pemerintah dalam upaya menciptakan iklim usaha yang kondusif,” paparnya.

Manfaatin gadgetmu untuk dapetin penghasilan tambahan. Cuma modal sosial media sudah bisa cuan!

Gabung bisnis online tanpa modal di http://bit.ly/3HmpDWm

Menanggapi laporan PMI manufaktur Februari 2023 mengenai kepercayaan diri berbisnis yang turun, Agus menyampaikan bahwa survei IKI pada periode yang sama juga menunjukkan adanya industri yang masih pesimis, namun dengan jumlah atau persentase yang sedikit.

 “Sebanyak 64,29 persen pelaku usaha menyatakan optimistis terhadap kondisi usaha industri enam bulan ke depan. Seiring dengan itu, persentase pesimisme pelaku usaha mengalami penurunan, dari 13,60 persen pada Januari 2023 menjadi 10,81 persen pada Februari 2023. Sedangkan 24,90 persen pelaku usaha menyatakan kondisi usahanya stabil selama enam bulan mendatang,” terang Agus.

Ia bertekad untuk terus fokus dalam mendorong kegiatan pengolahan sumber daya alam di dalam negeri. Langkah hilirisasi industri ini terbukti mampu membawa dampak yang luas bagi perekonomiaan nasional, seperti peningkatan investasi, penyerapan tenaga kerja, dan ekspor.

“Hilirisasi dan pendalaman struktur manufaktur, itu yang akan terus kami kejar, karena bagian dari upaya penguatan supply chain. Ini juga yang akan memacu daya saing industri kita,” ungkapnya.

Pemerintah telah menekankan proses hilirisasi tidak hanya akan dilakukan pada sektor pertambangan mineral dan batu bara saja, tetapi juga menyasar ke sektor lain seperti pertanian, perkebunan, hingga perikanan.

Lebih lanjut, strategi yang akan ditempuh dalam upaya pendalaman struktur industri di tanah air, misalnya pemerintah akan mendorong pelaku industri untuk mengolah produknya lagi atau lebih meningkatkan nilai tambahnya.

“Contohnya, pengusaha yang sebelumnya hanya memproduksi kain akan didorong untuk mengolah kain tersebut menjadi pakaian sebelum masuk ke pasar,” imbuhnya.

Selain itu, Kemenperin konsisten untuk mempermudah pelaku industri mendapatkan bahan bakunya, sehingga produktivitas bisa berjalan baik. “Menjaga ketersediaan bahan baku ini salah satu faktor yang menyebabkan dari industri kita naik,” tutur Agus.

Ia menambahkan pihaknya juga terus memacu program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). Sebab, upaya peningkatan belanja produk dalam negeri ini diyakini turut mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.

“Pada tahun 2022, sekitar Rp762 triliun dari APBN, APBD maupun BUMN telah dibelanjakan untuk produk-produk dalam negeri. Ini nilai yang sangat besar sekali. Dan, ini bisa menjadi kesempatan atau peluang bagi pelaku industri yang memiliki produk-produk dengan kualitas yang baik,” tandasnya.

Kunci pertumbuhan ekonomi lainnya adalah peningkatan investasi.“Pemerintah telah berupaya untuk memberikan kemudahan izin. Kami juga mendorong pertumbuhan industri di luar Jawa, karena untuk mendukung pemerataan ekonomi,” ujar Agus.

Terkait capaian PMI manufaktur Indonesia pada Februari 2023, Jingyi Pan selaku Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence mengatakan bahwa kondisi sektor manufaktur di Indonesia terus membaik pada laju stabil dan berkelanjutan pada bulan Februari.

“Permintaan domestik dilaporkan menguat yang mendukung pertumbuhan manufaktur output, karena permintaan asing masih dalam proses pemulihan,” katanya.

Konten Terkait

FINANCE Tekanan Ekonomi Global, Menperin Optimistis Industri Manufaktur RI Ekspansif

Kemenperin konsisten untuk mempermudah pelaku industri mendapatkan bahan bakunya, sehingga produktivitas bisa berjalan baik.

Kamis 02-Mar-2023 13:25 WIB

Tulis Komentar