Foto : republikain
brominemedia.com - Saiful Mujani Research and
Consulting (SMRC) memaparkan hasil studi tentang polarisasi di Pilpres 2024.
Hasilnya, dari tingkat masa pemilih calon presiden (capres) tidak terjadi
polarisasi secara ideologis.
Saiful Mujani mengatakan, pertama yang dilihat posisi
ideologis masyarakat. Publik diminta memberi skor antara 0-10 pada diri
sendiri. Skor 10 jika ingin Islam berperan besar salam kehidupan politik.
Sedangkan, skor 0 berarti menginginkan agar negara diatur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hasilnya, rata-rata skor yang didapat 4,61
menunjukkan masyarakat cenderung lebih pro kepada Pancasila.
Manfaatin gadgetmu untuk dapetin penghasilan tambahan. Cuma modal sosial media sudah bisa cuan!
Gabung bisnis online tanpa modal di http://bit.ly/3HmpDWm
"Urusan mengatur negara, kecenderungan skornya di bawah lima, lebih cenderung ke Pancasila dan UUD 1945, bukan pada politik Islam," kata Saiful, Kamis (16/3/2023).
Ada angka yang cukup menonjol, beda dari yang lain, 28,5 persen yang menyatakan posisi ideologisnya ada di angka lima atau tengah. Ini menunjukkan kalau masyarakat tidak terpolarisasi atau tidak terbelah.
Ia menekankan, yang banyak yang moderat. Yang sangat ingin Pancasila hanya sekitar 20 persen, demikian pula yang sangat mau Islam. Sisanya ada di tengah dan mereka secara jumlah adalah yang paling besar.
"Ini mencerminkan kurva normal. Dan itu artinya tidak terjadi polarisasi dalam ideologi," ujar Saiful.
Saiful menegaskan, masyarakat Indonesia tidak terbelah, ekstrem Islam atau ekstrem Pancasila. Di antara titik ekstrem Pancasila dan Islam, ada ruang kelabu di tengah yang mempertemukan dua kecenderungan itu.
"Tanpa intervensi apa-apa, masyarakat kita moderat secara ideologis, walaupun moderatnya lebih cenderung pada Pancasila," kata Saiful.
Saiful menambahkan, secara alamiah, sikap moderat gejala umum masyarakat dan yang ekstrim secara alamiah kecil. Tetapi, kondisi normal tanpa polarisasi bisa rusak menjadi terpolarisasi kalau ada intervensi.
Salah satu bentuk intervensinya persaingan politik. Studi lebih fokus melihat persaingan dalam pilpres. Apakah Pilpres menciptakan polarisasi, ketika yang sangat pro Islam besar dan sangat pro Pancasila juga besar.
Studi ini mengungkap jika pilpres terjadi antara Anies Baswedan melawan Ganjar Pranowo, tetap tidak terjadi polarisasi. SMRC menemukan, pemilih Anies maupun pemilih Ganjar dalam ideologi tidak beda.
"Tidak terjadi polarisasi ideologis antara pemilih Anies dan pemilih Ganjar," ujar Saiful.
Konten Terkait
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Pembinaan Ideologi Pancasila melalui Seminar Nasional Bedah Buku "Pancasila dari Indonesia untuk Dunia" di Jakarta, Selasa, (14/5/2024). Bedah Buku bersama Civitas Akademika...
Rabu 15-May-2024 20:49 WIB
Mahkamah Konstitusi (MK) menyatakan PKPU pencalonan presiden dan wakil presiden telah sesuai dengan Putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023. MK menilai...
Senin 22-Apr-2024 12:50 WIB
Mahkamah Konstitusi (MK) tidak menerima gugatan yang diajukan Guy Rangga dan ditolak. Guy meminta syarat usia capres/cawapres menjadi minimal 21 tahun.
Senin 23-Oct-2023 11:31 WIB
brominemedia.com - Pasangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Koalisi Perubahan membagikan momen...
Senin 23-Oct-2023 08:58 WIB
Brominemedia.com - Ketua DPD AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menilai Mahkamah Konstitusi (MK) telah tercemar tradisi terkait putusan batasan usia capres-cawapres.
Rabu 18-Oct-2023 02:09 WIB