Foto : harianjogja
brominemedia.com -Sebanyak
tiga ton beras medium digelontorkan ke sejumlah pasar tradisional di Kota Jogja
guna menekan kenaikan harga yang dinilai cukup tinggi sejak awal tahun lalu dan
berdampak pada angka inflasi.
Ketiga pasar tradisional yang menjadi sasaran dalam operasi
pasar itu yakni Pasar Beringharjo dengan alokasi 1,5 ton, Pasar Kranggan satu
ton dan Pasar Prawirotaman sebanyak 500 kg.
"Kalau untuk stok memang masih cukup ya, tetapi
fluktuasi harga yang memang cukup menjadi tantangan belakangan ini, sehingga
operasi pasar ini kami targetkan bisa menurunkan harga beras medium sesuai
harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp9.450 per kilogram (kg)," kata Kepala
Dinas Perdagangan Kota Jogja, Veronica Ambar Ismuwardani, Kamis (9/2/2023).
Vero mengklaim bahwa, rata-rata harga beras di sejumlah
pasar tradisional besar di wilayah itu memang dinilai masih cukup tinggi
lantaran harga jual dari tingkat distributor maupun kelompok tani juga melejit.
Misalnya saja untuk harga beras curah dijual senilai
Rp11.200 per kg dan Rp12.500 per kg untuk beras premium. Selisih antara harga
jual dengan HET disebutnya berada di angka Rp500 sampai Rp1.000-an.
Manfaatin gadgetmu untuk dapetin penghasilan tambahan. Cuma modal sosial media sudah bisa cuan!
Gabung bisnis online tanpa modal di http://bit.ly/3HmpDWm
"Kami akan lihat perkembangannya karena panen kan katanya di Februari atau Maret, kalau harga masih belum sesuai, menjelang puasa kami akan lanjutkan lagi dan kalau memungkinkan akan berbasis Kemantren pada awal Maret kalau harga memang belum turun," katanya.
Harga jual beras medium hasil operasi pasar tersebut dibanderol RpRp 47.250 per lima kg. Penyaluran beras dialokasikan ke kios Segoro Amarto yang sudah terbentuk di empat pasar tradisional di Kota Jogja meliputi Beringharjo, Demangan, Kranggan dan Prawirotaman.
Harga jual yang diberlakukan di kios itu diharapkan bisa memberikan panduan kepada konsumen dan sejumlah pedagang untuk tetap menjual komoditas dengan HET.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY, Budiharto menjelaskan kenaikan harga pada komoditas beras menyumbang besaran inflasi senilai 60% pada rentang Januari dan awal Februari ini berdasarkan hasil pencermatan di tiga pasar besar di Kota Jogja. Oleh karena itu operasi pasar beras itu ditargetkan mampu menurunkan angka inflasi menjelang masuknya bulan Ramadan.
"Targetnya ya karena beras ini menjadi penyumbang terbesar inflasi dan kita bisa meredam kenaikan inflasi khususnya di bulan Februari ini," jelasnya.
Adapun tiga pasar yang dipilih untuk menjadi sasaran alokasi operasi pasar itu selama ini memang menjadi acuan harga jual bagi sejumlah pasar lain yang berada di Jogja dan wilayah DIY.
Pasar tersebut juga dijadikan tempat pemantau fluktuasi harga barang-barang kebutuhan pokok terutama menjelang masuknya bulan puasa nanti.
"Kami ingin ketiga pasar itu harganya relatif stabil dan daya beli masyarakat tetap terjaga karena target kita kan inflasi ini bisa melandai terus di angka 3 +-1persen karena Jogja memang di awal tahun ini cukup tinggi di angka 6,05 persen pada Januari lalu."
Konten Terkait
DPUPKP Kota Jogja menyiapkan dana insidental sedikitnya Rp1 miliar pada APBD murni 2023 untuk perbaikan talut yang ambrol
Jumat 24-Feb-2023 06:47 WIB
Kota Jogja pun menargetkan pada 2024 mendatang wilayahnya mampu terbebas dari fenomena stunting yang pada 2022 lalu angka pravelensinya sebesar 10,7 persen.
Selasa 21-Feb-2023 23:47 WIB
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan wilayah di DIY pada Senin (13/2/2023) didominasi cuaca hujan.
Senin 13-Feb-2023 09:17 WIB
Sebanyak tiga ton beras medium digelontorkan ke sejumlah pasar tradisional di Kota Jogja guna menekan kenaikan harga yang dinilai cukup tinggi sejak awal tahun
Kamis 09-Feb-2023 23:27 WIB
Pondok Pesantren Bener dan pondok pesantren Hidayatul Mubtadiien pimpinan Abah Munip dan Munir Syafaat menyatakan bergabung ke PDI Perjuangan
Senin 06-Feb-2023 10:00 WIB