PENDIDIKAN

Rerie: Manajemen Konflik Berbasis Sekolah Harus Diwujudkan Demi Lingkungan Belajar yang Lebih Baik

Minggu 08-Dec-2024 20:22 WIB 221

Foto : tribunnews

Brominemedia.com – Manajemen konflik berbasis sekolah harus mampu diwujudkan sebagai bagian upaya menekan angka kasus kekerasan yang terjadi di institusi pendidikan dan mewujudkan lingkungan belajar yang aman bagi generasi penerus bangsa. 

"Perlu ada upaya yang segera untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pendidikan agar mampu mengelola dan menangani konflik yang terjadi di sekolah," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, saat menjadi narasumber pada acara Youth Dialogue Studio: Inspiring Real-World Applications of Change through Theory U yang diselenggarakan United in Diversity (UID) secara daring, Sabtu (7/12). 

Forum Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat, sepanjang Januari hingga September 2024, terdapat 36 kasus kekerasan di satuan pendidikan dengan total korban mencapai 144 peserta didik.

Sementara itu Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), mencatat angka yang lebih tinggi, yakni 293 kasus kekerasan di sekolah dengan kekerasan seksual sebagai jenis yang paling banyak dilaporkan.

Menurut Lestari, berbagai konflik yang terjadi di sekolah harus segera diatasi dengan membangun manajemen konflik yang dikelola oleh para SDM pendidik, agar tidak ada lagi generasi penerus bangsa yang menjadi korban kekerasan sebagai dampak dari konflik yang tidak mampu diatasi di sekolah. 

Pada kesempatan itu, Rerie, sapaan akrab Lestari berbagi pengalaman kepada para peserta bagaimana membangun institusi pendidikan sejak 2005 di lingkungan yang rawan konflik pasca-tsunami dan berakhirnya perpecahan antar kelompok di Aceh. 

Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu berpendapat pemanfaatan Teori U sangat powerful dalam membangun dan mengelola sistem komunikasi di tengah beragam potensi konflik yang ada saat membangun sekolah.

Dengan menerapkan tahapan Teori U (co-initiating, co-sensing, presencing, co-creating, dan co-evolving) dalam membangun dan mengelola sekolah, Rerie mengungkapkan, para pengelola sekolah Sukma Bangsa di Aceh mampu mengantarkan sekolah tersebut dari sekolah yang rawan konflik menjadi sekolah yang mampu melahirkan lulusan yang berprestasi hingga tingkat internasional. 

Menurut Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, SDM pendidik harus dibekali kemampuan untuk mengelola konflik di lingkungan sekolah, sehingga konflik bisa diselesaikan tanpa menimbulkan kerusakan.

Dengan rendahnya potensi konflik yang terjadi di sekolah, Rerie sangat berharap, proses belajar dan mengajar dapat berjalan dengan aman dan menyenangkan bagi para peserta didik, sehingga sistem pendidikan nasional mampu melahirkan generasi penerus bangsa yang berdaya saing di masa depan.

Konten Terkait

PEMERINTAHAN Wamen Fajar Ajak Siswa Peduli pada Korban Bencana Sumatra

WAKIL Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar, mengajak anak-anak Indonesia untuk berempati dan peduli kepada masyarakat yang terdampak bencana Sumatra.

Rabu 10-Dec-2025 20:56 WIB

KRIMINAL Enggan Berdamai, Guru Korban Penganiayaan Wali Murid di Trenggalek Tolak Restorative Justice

Kasus penganiayaan seorang guru oleh wali murid di Kabupaten Trenggalek terus bergulir

Rabu 10-Dec-2025 20:55 WIB

PERISTIWA Siswa Sakit Bakar Tisu Berisi Minyak Telon, Asrama Sekolah Terbakar

Peristiwa kebakaran gegerkan warga di Banjar/Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Kamis (4/12/2025) sore.

Kamis 04-Dec-2025 20:13 WIB

PEMERINTAHAN Yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti Dukung SDGs’ Global Conference 2025

Yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti menggelar SDGs’ Global Conference 2025 bertema “National Visions, Global Mission:

Selasa 02-Dec-2025 20:23 WIB

PENDIDIKAN LPTQ Lebak Ajak Ponpes dan Guru Ngaji Tingkatkan Kemampuan Baca Al-Qur'an Anak

LPTQ Lebak mengimbau pimpinan ponpes, guru ngaji, dan orang tua meningkatkan kemampuan baca Al-Qur'an anak-anak

Senin 01-Dec-2025 20:21 WIB

Tulis Komentar