FINANCE

Pakar UGM Soroti Anjloknya IHSG Minggu Lalu

Minggu 23-Mar-2025 20:35 WIB 344

Foto : mediaindonesia

Brominemedia.com – INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami penurunan tajam hingga 5% pada 18 maret lalu yang memicu Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan trading halt selama 30 menit. Langkah itu merupakan bagian dari mekanisme circuit breaker yang dirancang untuk mengantisipasi kepanikan pasar dan volatilitas ekstrem.

Penurunan tajam IHSG ini menurut Akademisi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Dr. Rijadh Djatu Winardi, CFE., mencerminkan respons pasar terutama dari investor asing terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik di Indonesia. Salah satu pemicu utama adalah ketidakjelasan arah kebijakan fiskal pemerintah, termasuk rencana peningkatan belanja negara yang tidak didukung oleh sumber pendanaan yang solid. 

“Defisit APBN dalam dua bulan pertama 2025 semakin memperparah kekhawatiran ini,” jelasnya, Kamis (20/3).

Selain itu, aksi jual besar-besaran saham-saham big cap di sektor perbankan BUMN turut memperburuk situasi. Kebijakan kontroversial, seperti penghapusan pencatatan utang Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan regulasi Danantara, mendapat respons negatif dari pasar. 

Ketidakjelasan aturan dan potensi konflik kepentingan yang menyertainya telah mendorong investor untuk mengurangi eksposur mereka di sektor keuangan. Salah satu kebijakan lainnya yang menjadi sorotan adalah program makan bergizi gratis (MBG) senilai 28 miliar dollar per tahun. 

Rijadh menilai program ini memiliki manfaat sosial yang besar, tetapi juga berisiko terhadap stabilitas fiskal. “Jika tidak dikelola dengan baik, program ini dapat memperbesar defisit anggaran, yang pada akhirnya menurunkan kepercayaan investor dan memicu aksi jual saham,” tutur dalam siaran pers 

Ditambah lagi, pembentukan 80.000 koperasi desa dengan pinjaman besar dari bank-bank BUMN menimbulkan kekhawatiran akan risiko kredit macet. Dari sisi aliran modal, net sell asing pada 18 Maret mencapai Rp2,48 triliun, sementara local buyer memborong saham big caps senilai 2,5 triliun rupiah. 

“Tren penjualan oleh investor asing sudah terlihat sejak Februari, diperburuk oleh penurunan rating saham Indonesia oleh lembaga keuangan global seperti Morgan Stanley dan Goldman Sachs,” ungkap Rijadh.

Lebih lanjut, tercatat bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi sebesar 0,48% (mtm) dan 0,09% (yoy) pada Februari 2025. Deflasi ini menunjukkan lemahnya daya beli masyarakat, yang berpotensi menekan sektor riil, termasuk properti, otomotif, dan perbankan. Namun, Rijadh menegaskan bahwa meskipun deflasi mencerminkan pelemahan daya beli, faktor ini bukan penyebab utama dari penurunan IHSG pada 18 Maret. Ia meyakini jika deflasi terus terjadi, dampaknya akan bersifat jangka panjang terhadap emiten-emiten tertentu yang bergantung pada konsumsi domestik.

Selama pandemi covid-19, BEI juga beberapa kali menerapkan trading halt untuk mengendalikan volatilitas pasar. Salah satu yang paling bersejarah terjadi sepanjang Maret 2020 ketika IHSG mengalami kejatuhan tajam akibat kepanikan investor. 

Rijadh menyoroti perbedaan mendasar antara trading halt 2025 dengan yang terjadi pada masa awal pandemi tersebut. Ia menuturkan, pada 2020 gejolak pasar dipicu oleh faktor eksternal, yakni ketidakpastian global akibat pandemi.

Sementara itu, pada 2025 gejolak lebih banyak dipengaruhi oleh ketidakpastian kebijakan ekonomi domestik dan reaksi negatif investor terhadap regulasi baru. 

Pada 2020, BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengambil langkah-langkah mitigasi tambahan, seperti pembatasan penjualan saham tanpa kepemilikan dan pembelian kembali saham oleh perusahaan tanpa persetujuan pemegang saham. 

“Sebaliknya, pada 2025, pasar lebih merespons sentimen kebijakan fiskal dan moneter yang dianggap tidak kredibel oleh investor,” ujarnya.

Mekanisme trading halt memiliki peran penting dalam meredam kepanikan di pasar. Rijadh menjelaskan bahwa penghentian perdagangan sementara memberikan waktu bagi investor untuk mencerna informasi dan menghindari keputusan impulsif. 

Trading halt juga membuka peluang bagi investor untuk melakukan strategi buy on weakness, dengan catatan harus dilakukan secara cermat dan bertahap untuk menghindari kerugian lebih lanjut akibat penurunan harga saham yang berkelanjutan. Ia pun memberikan beberapa tips bagi investor untuk menghadapi ketidakpastian pasar. 

“Di setiap krisis, market akan mengalami rebound. Bisa menjadi kesempatan asal hati-hati dalam menyikapinya karena tidak ada yang tahu kapan bottom dari penurunan terjadi,” pesannya.

Ia berpesan, dalam kondisi pasar yang bergejolak, penting untuk tidak panik dan mengambil keputusan berdasarkan emosi. Menurutnya, diversifikasi kunci untuk mengurangi risiko dalam investasi. Investor perlu menyebar investasi mereka ke berbagai instrumen keuangan, seperti saham, obligasi, dan reksadana.

Jika investor ingin melakukan pembelian saham untuk jangka pendek di tengah penurunan IHSG, ia menyarankan agar para investor lebih berhati-hati. “Bisa juga mencicil untuk membeli saham-saham dengan fundamental bagus, dan jangan lupa terapkan cut loss secara disiplin untuk melindungi modal investasi,” tutup dia. 

Konten Terkait

PEMERINTAHAN Sharing Session SINDOnews Ajak Gen Z Berani Tentukan Arah dan Berkontribusi Nyata

Generasi Z didorong untuk berani menentukan arah masa depan dan berkontribusi secara nyata bagi lingkungan serta masyarakat.

Selasa 28-Oct-2025 20:15 WIB

FINANCE Dorong Inklusi Keuangan Rupiah Cepat Gelar Edukasi Untuk Penyandang Disabilitas

Dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan Nasional (BIKN) 2025, platform fintech peer-to-peer (P2P) lendingRupiah Cepat berkomitmen mendukung industri keuangan nasional, dengan memberikan solusi keuangan kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat yang belum terjangkau dengan layanan keuangan konvensional.

Kamis 09-Oct-2025 21:28 WIB

PENDIDIKAN Mengenal Sekolah Garuda yang Serentak Dikenalkan ke Publik Hari Ini

Pemerintah pusat memperkenalkan 16 Sekolah Garuda secara serentak di berbagai wilayah Indonesia, Rabu (8/10/2025). Sekolah Garuda itu diharapkan dapat menciptakan generasi muda yang memiliki daya saing...

Rabu 08-Oct-2025 20:32 WIB

PERISTIWA Jakarta Bidik 50 Besar Kota Global, Pemerintah Fokus pada Regenerasi Perkotaan

Jakarta menargetkan posisi Top 50 kota global. Pemerintah dan EAROPH siapkan strategi regenerasi urban, TOD, dan pembangunan berkelanjutan.

Senin 06-Oct-2025 21:31 WIB

FINANCE PAD Majalengka Harus Capai Rp670 Miliar di Tahun Depan

Pemerintah Kabupaten Majalengka menargetkan nilai pendapatan asli daerah (PAD) untuk tahun anggaran 2026 sebesar Rp670 miliar atau meningkat 2,17 persen dibandingkan realisasi tahun 2025.

Rabu 01-Oct-2025 20:30 WIB

Tulis Komentar