Pakar Imbau Kampus Harus Jadi Ruang Aman dan Bebas Perundungan
Jumat 24-Oct-2025 20:24 WIB
17
Foto : republikain
Brominemedia.com - Kematian mahasiswa Universitas Udayana, Bali, Timothy Anugrah Saputra (22 tahun), yang diduga bunuh diri akibat kerap di-bully, dinilai menjadi alarm bagi kampus untuk selalu memperhatikan kesehatan mental mahasiswa. Menurut kepala pusat Kajian Gender dan Anak IPB University, Dr Yulina Eva Riany, kasus ini merupakan persoalan multidimensional yang tidak bisa dipandang sebagai masalah individu semata.
"Kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh tekanan sosial, psikologis, dan struktural yang saling berkaitan," kata Dr Yulina dalam keterangan tertulis, dikutip pada Jumat (24/10/2025).
la mengatakan tekanan akademik, tuntutan berprestasi, dan rasa gagal sering memicu stres kronis. Tanpa dukungan sosial memadai, hal tersebut bisa berkembang menjadi depresi atau keputusasaan.
Selain itu, mayoritas mahasiswa menghadapi quarter life crisis yaitu masa pencarian jati diri dan kemandirian yang sering kali berbenturan dengan harapan keluarga atau realitas hidup. "Kesepian, perundungan, serta tekanan sosial di media digital semakin memperburuk situasi," kata dia.
Untuk itu, Dr Yulina menegaskan pentingnya ekosistem sosial kampus dan keluarga dalam mendukung kesehatan mental mahasiswa. la menilai, kampus semestinya menjadi ruang aman dan empatik, bukan hanya tempat belajar secara akademik.
Terkait layanan kesehatan mental, ia menilai sebagian besar perguruan tinggi termasuk IPB telah menunjukkan kemajuan dengan menyediakan unit layanan konseling dan program promotif. Namun menurutnya, tantangan utama masih teletak pada keterbatasan tenaga profesional, efektivitas sistem rujukan, dan stigma sosial.
"Masih ada mahasiswa yang enggan mencari bantuan karena takut distigma atau khawatir privasinya bocor," kata dia.
Untuk mencegah kasus serupa, Dr Yulina mendorong kampus membangun sistem perlindungan menyeluruh. Evaluasi empiris melalui data pengguna layanan dan tingkat kepuasan misalnya, perlu dilakukan agar sistem dukungan kampus semakin kuat.
la menekankan empat pilar penting yakni kebijakan anti-bullying yang tegas, peningkatan kapasitas layanan konseling, pencegahan berbasis komunitas, dan penguatan peran organisasi mahasiswa. "Kampus harus punya mekanisme pelaporan yang aman dan anonim, serta melatih dosen dan mahasiswa menjadi gatekeeper bagi teman-temannya yang rentan," kata dia.
la juga menyarankan agar layanan konseling diperluas ke format daring dan terhubung dengan lembaga eksternal seperti rumah sakit atau klinik psikologi. Selain itu, nilai empati perlu ditanamkan sejak mahasiswa baru melalui program orientasi, kegiatan gotong royong, mentoring, serta ruang aman untuk berbagi cerita.
"Budaya empati tidak bisa tumbuh instan. la lahir dari keteladanan pimpinan, konsistensi sistem, dan ruang sosial yang manusiawi," kata dia.
Kematian mahasiswa Universitas Udayana, Bali, Timothy Anugrah Saputra (22 tahun), yang diduga bunuh diri akibat kerap di-bully, dinilai menjadi alarm bagi kampus untuk selalu memperhatikan kesehatan...