Foto : harianjogja
brominemedia.com - Di
tengah tingginya potensi dan dukungan terhadap UMKM, sektor ini masih
menghadapi permasalahan yang cukup pelik, khususnya menyangkut isu kualitas,
kapasitas dan kontinuitas produksi. Hal ini membuat standar produk UMKM tidak
merata dari waktu ke waktu dan operasional menjadi tidak efektif dan efisien.
Salah satu bidang usaha UMKM yang memiliki potensi besar
adalah UMKM bidang makanan, di mana sekitar 60% pelaku UMKM di Indonesia
bergerak pada produksi makanan (Kementerian Koperasi dan UKM, 2019). Selain
itu, sejak 2024, seluruh produsen makanan dan minuman wajib memenuhi
sertifikasi halal.
Wakil Presiden Indonesia selaku Ketua Harian Komite Nasional
Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) memberikan arahan melakukan penguatan UMKM
Industri Halal melalui pendirian pusat-pusat inkubasi sebagai sarana
pengembangan pengusaha syariah, dan pendirian pusat-pusat bisnis syariah
(sharia business center). Salah satu alternatif bentuk Pusat Bisnis Syariah
adalah menghadirkan fasilitas rumah produksi bersama bagi UMKM untuk
mempercepat perbaikan produksi UMKM.
Rumah Produksi Halal Bersama (RPHB) merupakan fasilitas
produksi yang dapat digunakan bersama-sama oleh beberapa pelaku UMKM dengan
proses produksi atau produk yang serupa. Model ini adalah salah satu model baru
yang menggabungkan konsep ekonomi berbagi (shared economy) ke dalam sistem
produksi atau manufaktur. Melalui konsep ini, maka dapat dilakukan integrasi
produksi berbasis masyarakat. Setiap pelaku UMKM yang terorganisir dapat
melakukan aktivitas produksi secara kolaboratif.
Saat ini berbagai Kementerian dan Lembaga tengah membangun
rumah produksi bersama, salah satunya Kementerian Koperasi dan UKM yang tengah
menargetkan membangun lima rumah produksi bersama pada tahun 2023 di berbagai
daerah, yaitu: di Aceh untuk produksi minyak atsiri, Jawa Tengah untuk produksi
mebel, Nusa Tenggara Timur untuk pengelolaan daging sapi, Sulawesi Utara untuk
pengelolaan serat kelapa, dan di Kalimantan Timur untuk biofarmaka. Pembentukan
rumah produksi bersama sendiri ini akan disesuaikan dengan potensi daerah
masing-masing.
Manfaatin gadgetmu untuk dapetin penghasilan tambahan. Cuma modal sosial media sudah bisa cuan!
Gabung bisnis online tanpa modal di http://bit.ly/3HmpDWm
Dengan begitu, rumah produksi ini tidak hanya pada produk tertentu saja, namun berbagai macam produk sesuai potensi masing-masing daerah. Tidak hanya KemenkopUKM, Badan Riset Inovasi dan Nasional (BRIN) juga telah memiliki rumah produksi bersama yang berlokasi salah satunya di Cibinong dan telah mendapatkan sertifikasi halal dengan Nomor Sertifikat: ID 32210000466010822 yang diterbitkan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dalam kategori jasa pengolahan.
Fasilitas Rumah Produksi Halal Bersama sebagai produk jasa pengolahan, produksi, dan pengemasan makanan diharuskan untuk melakukan sertifikasi halal. Hal itu sesuai dengan Pasal 1 ayat 1, UU No. 33/2014, yang menjelaskan kewajiban sertifikasi termasuk pada jasa yang terkait dengan makanan, minuman, obat, kosmetik dan barang gunaan. KNEKS turut membantu proses sertifikasi halal RPHB di BRIN Cibinong dimaksud dengan menyediakan Manual Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH).
Dokumen SJPH dimaksud dapat diduplikasikan oleh Kementerian/Lembaga lainnya sebagai salah satu syarat dokumen dalam pengajuan proses sertifikasi halal dalam rangka memperbanyak jumlah RPHB serta mendukung UMKM agar menghasilkan produk halal yang berdaya saing global. RPHB yang sudah tersertifikasi halal, akan memudahkan para pelaku UMKM yang menggunakan jasa tersebut karena adanya kepastian standar halal dalam proses produksi dan pengemasan produk.
Selain pemerintah, konsep Rumah Produksi Halal Bersama juga dapat didirikan oleh pihak swasta yang berbentuk koperasi, perseroan terbatas, Ormas Islam dan berbagai asosiasi. Modal pendiriannya bisa dengan menggunakan modal sendiri ataupun menggunakan skema wakaf. Keunggulan dari konsep RPHB adalah mengedepankan pola kolaboratif produksi yang terintegrasi secara end to end dengan pengawasan standar dan mutu produk berkualitas global dan siap ekspor, serta jaminan proses sertifikasi produk.
Dalam mendukung berbagai usaha dalam menyediakan RPHB tersebut, KNEKS telah menerbitkan Kajian Kelayakan Rumah Produksi Bersama. Dalam tahap awal ini, hasil kajian berfokus pada produk olahan makanan kering. Berdasarkan analisa finansial, maka penyediaan RPHB layak secara finansial dengan masa pengembalian modal tercepat dengan menggunakan Skema Wakaf Mesin dengan waktu 22 bulan, sedangkan dengan skema modal sendiri membutuhkan waktu 50 bulan.
Kami mendorong Sentra IKM Kemenperin, BUMN, Ormas Islam dan berbagai pemangku kepentingan dapat bersama-sama bergerak menyediakan RPHB guna membantu meningkatkan Kualitas, Kuantitas, Kontuinitas dan Kapasitas Produksi UMKM Industri Halal.
Konten Terkait
Investasi senilai 1 miliar Dolar AS atau sekitar Rp16 triliun Apple Inc di Batam ternyata bukan dari Apple langsung, melainkan bersumber dari vendor
Jumat 31-Jan-2025 20:32 WIB
jateng.jpnn.com, SOLO - Organisasi GEMA DESA ( Gerakan Membangun Desa) menggelar hari jadi ke-17 di Stadion Manahan Solo. Bersamaan dengan momen itu, Ketua Umum Gema Desa Subari mengingatkan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Jumat 31-Jan-2025 20:30 WIB
Dijelaskan Vina, untuk tetap mempertahankan kredibilatas Vinkoo Jakarta Fest, pihaknya selalu melakukan berbagai inovasi.
Minggu 19-Jan-2025 21:22 WIB
Program Bale Berdaya untuk UMKM di Sumbawa kini memasuki tahun kedua pelaksanaan
Jumat 10-Jan-2025 20:49 WIB
JPNN.com, BANDUNG - Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) telah mewajibkan sertifikasi halal untuk seluruh produk yang diperjualbelikan di Indonesia.
Minggu 27-Oct-2024 20:22 WIB