Foto : jpnn
brominemedia.com –
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan di era
digitalisasi informasi yang berkembang secara masif saat ini, penyediaan data
yang cepat dan akurat sangat dimungkinkan.
Pemanfaatan big data juga telah menjadi kebutuhan untuk
dapat melihat berbagai transaksi digital, termasuk transaksi yang kompleks,
seperti transaksi rumah tangga, kredit, perbankan, perusahaan, ekspor dan
impor.
Memanfaatkan big data, kata Menko Airlangga, pencapaian
pembangunan nasional juga dapat didesain lebih inklusif untuk kesejahteraan
masyarakat.
Peserta yang hadir dalam kegiatan 7th International
Conference on Big Data and Data Science for Official Statistics diselenggarakan
atas kerja sama BPS dengan PBB dan Asian Development Bank.
Penyediaan data dan informasi yang andal dan berkualitas
oleh produsen data merupakan hal penting, terutama untuk mendorong kegiatan
perekonomian.
"Big data menyediakan data statistik yang lebih cepat
dan lebih detail, tetapi yang lebih penting adalah melakukan analisa dari big
data tersebut yang merupakan kebutuhan bagi bisnis di era digital saat ini,”
kata Menko Airlangga secara virtual dalam 7th International Conference on Big
Data and Data Science for Official Statistics, Senin (7/11).
Kegiatan 7th International Conference on Big Data and Data
Science for Official Statistics diselenggarakan atas kerja sama Badan Pusat
Statistik (BPS) dengan PBB dan Asian Development Bank.
Konferensi internasional yang digelar di Yogyakarta tersebut
diikuti ratusan peserta yang berasal dari Indonesia serta 22 negara lainnya.
“Konferensi ini adalah upaya untuk meningkatan kapasitas dan
kapabilitas data science di Indonesia," ungkap Menko Airlangga.
Para akademisi, praktisi, dan pejabat diharapkan dapat
memanfaatkan big data untuk digunakan pada pola ekonomi baru serta digunakan
untuk kebijakan yang akan ditetapkan ke depan.
Menko Airlangga mengatakan BPS berperan dalam mendukung Pemerintah menyediakan indikator strategis yang dapat digunakan untuk melihat berbagai fenomena dan gejolak sosial-ekonomi Indonesia. Selain data PDB dan inflasi, BPS juga merilis data secara bulanan, yakni data ekspor, impor, dan tingkat penghunian perhotelan.
“Kompleksitas data yang diperlukan dalam penghitungan perekonomian Indonesia perlu dikomunikasikan dan dikoordinasikan antarsatuan kerja maupun instansi agar data dasar cepat dan akurat,” kata Menko Airlangga.
Lebih lanjut Menko Airlangga menegaskan, BPS sebagai instansi penyedia data harus independen sehingga data yang dihasilkan dapat digunakan oleh pemangku kepentingan untuk menghasilkan kebijakan yang tepat sasaran.
BPS juga diharapkan dapat meningkatkan frekuensi kecepatan waktu rilis data, menyediakan estimasi hingga wilayah yang lebih kecil, mengurangi efek dari non-response, serta mampu menyediakan informasi sebagai pembanding.
“Mengingat peran krusial BPS dalam mendukung pemerintah, maka penyediaan data yang cepat, akurat, dan valid harus menjadi perhatian insan BPS,” pungkas Menko Airlangga.
Konten Terkait
Eks Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro dipecat buntut dugaan pemerasan terkait kasus pembunuhan dengan tersangka anak bos Prodia.
Jumat 07-Feb-2025 21:07 WIB
JPNN.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia, menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 8% dalam lima tahun mendatang. Untuk itu, berbagai strategi telah dicanangkan, termasuk peningkatan investasi hingga Rp 1.900 triliun pada tahun 2025.
Jumat 13-Dec-2024 20:18 WIB
Sebagian wilayah Kota Semarang dikepung banjir setelah diguyur hujan deras pada Rabu (11/12/2024) sore.
Rabu 11-Dec-2024 20:42 WIB
Gunung Anak Ranakah terletak di Wae Rii Kecamatan Wae Rii Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur. Gunung Ranakah kini naik status level II Waspada.
Selasa 03-Dec-2024 20:58 WIB
JPNN.com, JAKARTA - Kendaraan listrik (EV) adalah bagian dari strategi nasional untuk mencapai target pengurangan emisi karbon.
Minggu 01-Dec-2024 20:30 WIB