Memaknai Kepemimpinan dari Sosok Pahlawan Nasional Syekh Yusuf
Senin 02-Sep-2024 20:43 WIB
77
Foto : tribunnews
Brominemedia.com – Universitas Hasanuddin (Unhas) menjadi tuan rumah Seminar Internasional Prinsip Karakter Bugis-Makassar 4 Ethos 4 Jusuf, yang digelar di Hotel Unhas, kampus Unhas, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar, Sulsel, Senin (2/9/2024).
Acara ini menyoroti sosok pahlawan nasional Syekh Yusuf, yang lahir di Makassar dan dikenal sebagai ulama serta pejuang kemerdekaan Indonesia.
Sejarawan terkemuka, Anhar Gonggong, menyampaikan materi mengenai kepemimpinan dan kemerdekaan yang diilhami dari perjuangan Syekh Yusuf.
Dalam pemaparannya, Anhar menekankan bahwa Syekh Yusuf adalah figur yang sangat relevan sebagai panutan di masa kini.
Anhar menjelaskan bahwa definisi pemimpin menurut Syekh Yusuf adalah seseorang yang mampu melampaui dirinya sendiri, sebuah konsep yang telah diterapkan oleh Syekh Yusuf dalam perjuangannya melawan penindasan pada abad ke-17.
Menurut Anhar, Syekh Yusuf melihat dengan jelas kejahatan imperialisme dan kapitalisme yang menyebabkan penderitaan masyarakat.
"Seorang pemimpin harus terdidik dan tercerahkan, dengan perpaduan antara ilmu dan hati nurani," ujar Anhar.
"Pemimpin adalah orang yang mampu dan bersedia melampaui diri," tambahnya.
Syekh Yusuf digambarkan sebagai pemimpin yang mampu menghayati kondisi di sekitarnya.
Berdasarkan penghayatan dan fakta yang ditemui di lapangan, Syekh Yusuf memutuskan untuk melakukan perubahan besar.
Syekh Yusuf Guru Penyelamat Kita dari Gowa yang Digelari Putra Afrika Terbaik
Ia memiliki tekad yang kuat untuk menghadapi penjajah dengan akal dan pikiran.
"Ketika Syekh Yusuf berkeliling di desa di Kabupaten Gowa, ia melihat berbagai penderitaan yang dialami rakyat," jelas Anhar.
"Hal ini menjadi salah satu faktor yang mendorongnya untuk melakukan perjalanan, mencari alat dan cara untuk melakukan perubahan."
Akibat perlawanan yang dilakukannya, Syekh Yusuf harus menjalani penahanan dan dipenjara, bahkan hingga ke Sri Lanka dan Afrika Selatan.
Di Sri Lanka, Syekh Yusuf menulis 30 karya tentang keilmuan dan tarekat.
Sementara di Afrika Selatan, Syekh Yusuf yang sangat dihormati, berhasil menyebarkan ajaran Islam dan memberikan dampak besar kepada masyarakat setempat.
Anhar menekankan bahwa warisan Syekh Yusuf kepada masyarakat Sulawesi Selatan telah lengkap, mulai dari nilai-nilai keagamaan, perjuangan melawan penjajah, hingga menjadi manusia yang merdeka.
"Inilah yang seharusnya kita warisi sekarang, apa makna kemerdekaan yang kita miliki saat ini. Mari kita belajar dari Syekh Yusuf yang telah meletakkan dasar-dasar tentang makna kemerdekaan," ujar Anhar.
"Di sinilah pentingnya Syekh Yusuf bagi kita. Apa yang telah diwariskan oleh Syekh Yusuf mencerminkan nilai-nilai yang ada dalam diri seorang Bugis-Makassar, seperti yang dijelaskan dalam 4 ethos tadi," pungkasnya.
Indonesia terus berupaya memperkuat identitas nasional di dunia internasional. Salah satunya dengan mempromosikan secara konsisten Bhinneka Tunggal Ika serta gotong-royong ke khalayak global.