Foto : jawapos
brominemedia.com –Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa
mengimbau agar masyarakat yang merasakan gejala Leptospirosis segera periksakan
diri ke fasilitas kesehatan.
Apa saja gejalanya? Gejala tersebut antara lain seperti
demam (>38°C), nyeri kepala, nyeri otot, malaise (lelah), serta mata tampak
merah atau kekuning-kuningan. Mirip dengan demam berdarah. Jika tidak segera
tertangani, pasien terjangkit bisa meninggal dunia.
Khofifah mengimbau agar masyarakat untuk rajin mencuci
anggota tubuh dengan sabun setelah beraktivitas. Terutama di daerah yang
terpapar hujan dan banjir.
Tak cuma itu, mantan Mensos RI itu juga menyarankan
penggunaan alat pelindung diri (APD). Yakni seperti sarung tangan dan sepatu
boot saat berkegiatan di area yang rawan terkontaminasi leptospira.
”Saya berpesan kepada seluruh masyarakat Jawa Timur, jika
merasakan gejala tersebut segera periksakan diri ke fasilitas pelayanan
kesehatan terdekat agar segera mendapatkan penanganan medis,” jelas Khofifah.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jatim Erwin Astha
Triyono mengimbau masyarakat untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) saat musim hujan.
Khususnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan
banjir. Sebab, banyak penyakit yang dapat ditimbulkan di antaranya
leptospirosis.
Manfaatin gadgetmu untuk dapetin penghasilan tambahan. Cuma modal sosial media sudah bisa cuan!
Gabung bisnis online tanpa modal di http://bit.ly/3HmpDWm
Untuk mengendalikan kasus Leptospirosis di Jawa Timur, Kadinkes Jatim juga telah menginstruksikan kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota untuk meningkatkan sistem kewaspadaan dini dengan pelaporan melalui SKDR yang sudah diverifikasi serta melakukan koordinasi/jejaring dengan lintas program dan lintas sektor terkait dalam penanganan leptospirosis.
Selain itu, Dinkes Jatim juga telah menyiapkan ketersediaan RDT leptospirosis di masing-masing kabupaten/kota untuk memudahkan diagnosis serta menyosialisasikan tata laksana pengobatan leptospirosis.
Erwin menambahkan, kejadian leptospirosis tidak hanya berkaitan dengan banjir, tapi juga terkait dengan air yang terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri leptospira.
”Seperti tikus, sapi, babi, di sekitar lingkungan manusia. Tak hanya itu, penularan Leptospirosis bisa terjadi melalui kontak erat dengan binatang ternak yang terinfeksi dan terjadi pada pekerjaan yang berpotensi kontak dengan sumber infeksi,” jelas Erwin.
Sejauh ini, dari total 249 kasus yang terjadi di Jatim, terbanyak terjadi di Kabupaten Pacitan dengan jumlah 204 kasus dengan jumlah kematian 6 orang.
Selanjutnya, Kabupaten Probolinggo sejumlah 3 kasus dengan jumlah kematian 2 orang, Kabupaten Gresik 3 kasus, Kabupaten Lumajang 8 kasus, Kota Probolinggo 5 kasus dengan jumlah kematian 1 orang, Kabupaten Sampang 22 kasus, dan Kabupaten Tulungagung 4 kasus.
Konten Terkait
Persebaran leptospirosis patut diwaspadai. Sebab, penyakit kencing tikus tersebut telah menyebar ke tujuh kabupaten/kota di Jawa Timur (Jatim).
Selasa 07-Mar-2023 11:48 WIB
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa imbau masyarakat yang merasakan gejala Leptospirosis segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan
Selasa 07-Mar-2023 11:31 WIB
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengimbau seluruh masyarakat memberi perhatian khusus pada kesehatan saat musim hujan
Selasa 07-Mar-2023 11:05 WIB
"Penting kewaspadaan kita. Apalagi musim hujan dan musim banjir mewaspadai leptospirosis karena dapat juga menyebabkan kematian walau kecil," ujarnya
Kamis 02-Mar-2023 07:16 WIB
Dinas Kesehatan Bantul mencatat total kasus penakit leptospirosis sudah mencapai 37 kasus. Dari jumlah tersebut sebanyak enam orang meninggal dunia
Selasa 21-Feb-2023 12:17 WIB