Kasus Rumah Sakit di Papua Tolak Pasien Ibu Hamil, Kemenkes: Ada SOP yang Dilanggar
Kamis 27-Nov-2025 20:06 WIB
3
Foto : tempo
Brominemedia.com - Kementrian Kesehatan menyampaikan hasil investigasi tim yang dikirim ke Provinsi Papua untuk menindaklanjuti kasus kematian Irene Sokoy, ibu hamil yang meninggal karena ditolak empat rumah sakit. Irene meninggal bersama bayi dalam kandungannya setelah tak mendapat layanan medis.
Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kemenkes Azhar Jaya mengatakan, ada standar operasional prosedur yang tidak dilaksanakan oleh empat rumah sakit tersebut. Dalam hasil investigasi kementerian, ditemukan bahwa empat rumah sakit itu tak segera memberikan layanan medis terhadap pasien gawat darurat.
"Seharusnya seorang pasien dalam keadaan emergency itu tidak boleh dimintai administrasi atau pertanggungjawaban," kata Azhar dalam konferensi pers di kantor Kemenkes, Jakarta pada Kamis, 27 November 2025.
Azhar menegaskan sudah menjadi kewajiban bagi tiap rumah sakit untuk memprioritaskan keselamatan pasien. Ketika menerima pasien dalam kondisi gawat darurat, ujar dia, rumah sakit harus berfokus pada tindakan penanganan.
Dalam hasil investigasi itu, Kemenkes melaporkan kronologis kejadian yang menyebabkan Irene Sokoy meninggal. Direktur Mutu Pelayanan Kesehatan Kemenkes Yuli Astuti berujar pasien mulanya datang ke Rumah Sakit Umum Daerah Yowari pada 17 November 2025.
Pasien datang dengan kondisi sakit menjelang melahirkan bayi di kandungannya. Namun, dokter obgyn yang seharusnya bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah Yowari itu sedang ke luar kota untuk mengikuti seminar.
Kondisi itu, kata dia, menyebabkan rumah sakit tersebut tidak dapat melakukan pertolongan ke pasien. Irene kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Dian Harapan. "Ketika dirujuk, rumah sakit ini tidak memiliki dokter anastesi dan ruang ICU penuh," ujarnya.
Kondisi itu membuat Irene harus kembali dirujuk. Irene disarankan pergi ke Rumah Sakit Abepura. Namun, Yuli menjelaskan rumah sakit ketiga ini juga tidak bisa melayani pasien.
Hal ini disebabkan karena keterbatasan sarana di Rumah Sakit Abepura. "Kamar operasinya sedang diperbaiki, sehingga tidak bisa dilakukan operasi sesar," ucapnya.
Irene Sokoy kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara. Dia mengatakan, rumah sakit ini juga tidak bisa melayani pasien ibu hamil itu lantaran ruang rawat inap kelas III tidak tersedia.
Irene Sokoy disarankan untuk dirawat inap di kamar pelayanan VIP. Dia mengatakan, Rumah Sakit Bhayangkara meminta pembiayaan Rp 3 hingga 4 juta untuk proses persalinan pasien. "Karena permasalahan ekonomi pasien, dia dipindah ke rumah sakit lain," ucapnya.
Dalam perjalanan menuju ke rumah sakit kelima itu, Irene disebut mengalami kritis. Dia mengatakan pasien langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat, yaitu RS Bhayangkara. Namun nyawa ibu hamil bersama bayi dalam kandungannya itu sudah tidak bisa terselamatkan.
Anggota DPR RI Netty Prasetiyani mengungkapkan pembangunan Rumah Sakit (RS) internasional akan sia-sia bila kualitas lulusan kedokteran dalam negeri tidak memenuhi standar dunia.
REPUBLIKA.CO.ID, SORONG — Festival Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) diselenggarakan di SDN 35 Kota Sorong, Papua Barat Daya, pada Senin (17/11/2025). Festival untuk mendorong kreativitas siswa dan memperkuat kompetensi guru...