Foto : tempo
brominemedia.com
- Di Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Indonesia ternyata masih saja
ditemukan kasus anak menderita gizi buruk. Sebelumnya, dilaporkan 19 anak di
Kelurahan Pejaten Barat mengalami gizi buruk dan penyakit penyerta. Kejadian
ini diketahui berdasarkan hasil identifikasi petugas kelurahan dan puskesmas
Pejaten Barat pada September 2022.
Masalah gizi buruk di Jakarta seakan tidak pernah tuntas.
Tempo menelusuri jejak 5 gubernur DKI Jakarta ke belakang yang telah memimpin
Jakarta. Hasilnya? Kasus gizi buruk selalu terjadi di masa kepemimpinan mereka.
Era Fauzi Bowo
Pada eras Gubernur DKI Jakarta periode 2007 – 2012 ini
pernah ditemukan dua pasien gizi buruk, yakni Farhan (1,2), warga Kelurahan
Kapukmuara, Penjaringan dan Halimah Hasifah (3,8) warga Penjaringan, Jakarta
Utara pada 11 Juni 2012. Keduanya dilakukan penanganan serius.
Era Joko Widodo
Di era Joko Widodo atau Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI
Jakarta 2012 hingga 2014
Masih mengakui tak sedikit kasus gizi buruk yang dialami
anak-anak di ibu kota. Sebab, ia berulang kali kerap dimintakan tolong warga yang
mengalami penyakit tersebut.
“Kita ini di Jakarta enggak usah tutup-tutupilah. Begitu itu
enggak satu dua saya jamin. Bisa tiga, empat, bisa lima enam, bisa puluhan
terjadi,” ujar Jokowi di Balaikota Jakarta, 2 September 2013.
Era Basuki Tjahaja
Purnama
Di era Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih dikenal dengan
panggilan Ahok itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2014-2017 juga
ditemukan kasus gizi buruk. Saat itu Ahok mengatakan seharusnya di Jakarta
tidak ada lagi warga yang mengalami gizi buruk. Ahok memastikan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta akan mengurus orang yang sakit, bahkan orang kelaparan sekalipun.
Pernyataan Ahok tersebut untuk menanggapi berita ditemukannya seorang remaja di Jakarta Timur yang mengalami gizi buruk hingga lumpuh.
Era Anies Baswedan
Sementara di era Anies Baswedan menjabat Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 juga masih ditemukan kasus gizi buruk. Anies tidak bisa mentoleransi kejadian kekurangan gizi di Ibu Kota.
“Di Jakarta tidak boleh ada anak yang sampai kekurangan gizi, enggak boleh. Kalau itu sampai terjadi, itu adalah kondisi yang tidak bisa ditoleransi," ujar Anies di RSIA Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat, Jumat, 2 Februari 2018. Hal ini diungkapkan Anies menanggapi data Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara yang menyebut ada 194 anak balita kekurangan gizi di Jakarta Utara sampai Desember 2016.
Di akhir masa jabatannya, dilaporkan 19 anak di Kelurahan Pejaten Barat mengalami gizi buruk dan penyakit penyerta. Kejadian ini diketahui berdasarkan hasil identifikasi petugas kelurahan dan puskesmas Pejaten Barat pada September 2022.
Angka Gizi Buruk DKI Jakarta Sebanyak 6.047 anak
Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta tahun 2020,angka gizi buruk di DKI Jakarta mencapai 6.047 anak. Jumlah balita penderita gizi buruk di Jakarta Timur mencapai 1.826 balita.
Kemudian Jakarta Barat (Jakbar) 1.823 balita. Disusul Jakarta Pusat 989 balita, Jakarta Selatan (Jaksel) 803 balita. Dan Jakarta Utara (Jakut) 498 balita.
Sebenarnya Pemerintah DKI Jakarta telah melakukan berbagai upaya guna menanggulangi masalah gizi buruk dan gizi kurang maupun stunting (balita pendek). Salah satu upaya yang dilakukan, yaitu dengan pemantauan perkembangan status gizi balita melalui penimbangan setiap bulan di posyandu, Puskesmas dan Rumah Sakit.
Tingginya angka balita gizi buruk tampaknya masih akan menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono.
Konten Terkait
Kasus gizi buruk seakan selalu menghantui Jakarta. Di era Fauzi Bowo, Jokowi, Ahok, dan Anies, menjabat sebagai Gubernur DKI, kasus gizi buruk terus terjadi.
Sabtu 07-Jan-2023 05:09 WIB