Foto : tribunnews
Namun, di balik tantangan itu, selalu ada harapan. Harapan akan adanya program pemberdayaan yang tepat sasaran. Harapan akan kebijakan inklusif yang menciptakan ruang yang lebih adil, di mana setiap warga terlepas dari status ekonominya memiliki peluang untuk hidup layak dan bermartabat.
Perubahan tidak akan datang hanya dari belas kasih individu. Diperlukan aksi kolektif dan dukungan dari semua lapisan masyarakat: pemerintah, organisasi sosial, media, dan kita sebagai warga biasa. Kolaborasi nyata untuk mengubah struktur sosial yang timpang menjadi sebuah keharusan moral.
Refleksi dari kisah ibu penjual tisu ini harus menjadi ajakan untuk merenungkan siapa yang sebenarnya dilayani oleh pembangunan.
Jika pembangunan hanya melayani mereka yang sudah sejahtera, lalu untuk siapa negara ini berdiri? Setiap orang, termasuk mereka yang berdiri di bawah terik matahari di lampu merah, berhak untuk diperjuangkan.
Akhirnya, potret ibu penjual tisu ini bukan hanya tentang kemiskinan, tetapi tentang ketidakadilan. Selama kita membiarkan ketidakadilan itu terjadi, kita turut berkontribusi pada ketimpangan.
Sudah saatnya menyuarakan perubahan nyata perubahan struktural yang menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya di Provinsi Bengkulu.
Konten Terkait
Pedagang Pasar Minggu Bengkulu minta solusi ke Pemkot sebelum ditertibkan dari badan jalan, agar tetap bisa berjualan.
Minggu 02-Nov-2025 20:08 WIB
Generasi Z didorong untuk berani menentukan arah masa depan dan berkontribusi secara nyata bagi lingkungan serta masyarakat.
Selasa 28-Oct-2025 20:15 WIB
WABAH influenza tengah melanda Malaysia.
Selasa 21-Oct-2025 21:10 WIB
Tengah viral di media sosial video mertua usir menantu saat mengambil barang di rumah. Peristiwa ini terjadi di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Selasa 21-Oct-2025 21:09 WIB
Polres Metro Jakarta Pusat membentuk Rakyat Mart dan Rakyat Auto untuk seluruh komunitas driver ojek online kamtibmas. Nantinya pengelolaan diserahkan ke ojol.
Selasa 21-Oct-2025 21:09 WIB