Efisiensi Anggaran Pemerintah, GIPI DIY Tertantang Promosi Secara Kolektif dan Mandiri
Kamis 30-Jan-2025 20:29 WIB
173
Foto : tribunnews
Brominemedia.com – Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY mendorong stakeholder pariwisata melakukan promosi secara kolektif.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie mengatakan keterbatasan anggaran pemerintah saat ini menjadi tantangan sekaligus momentum bagi stakeholder pariwisata untuk mandiri.
Menurut dia, industri dan stakeholder pariwisata harus mulai membiasakan cost sharing atau membagi biaya promosi. Tujuannya agar dapat tetap konsisten dalam melakukan promosi pariwisata.
“Ini adalah challenge dan momentum untuk menyamakan persepsi, bahwa pariwisata harus mampu mandiri, tanpa tergantung oleh anggaran pemerintah,” katanya, Kamis (30/01/2025).
“Bagaimana kemudian industri dan stakeholder pariwisata cost sharing untuk tetap melakukan promosi bersama 4 kabupaten 1 kota dengan provinsi, sebagai bentuk Jogja integrated promotion (promosi terintegrasi) untuk mendorong Jogja tourism integrated (pariwisata terintegrasi),” sambungnya.
Ia melanjutkan sudah saatnya industri pariwisata menyudahi pola lama, promosi tergantung dengan anggaran pemerintah.
Untuk itu, dibutuhkan sinergi dan kolaborasi stakeholder pariwisata agar dapat mewujudkan promosi dan pariwisata yang terintegrasi antar kabupaten/kota.
“Tidak banyak waktu untuk menghadapi dinamika dan tantangan pariwisata Jogja dengan pola lama. Mari semangati dengan pola baru dan semangat baru, bersama-sama membangun pariwisata Jogja ke depan,” lanjutnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadhi mengungkapkan ada rasionalisasi anggaran di Dinas Pariwisata DIY.
Sehingga promosi yang bersifat langsung sulit dilakukan. Pihaknya mendorong agar industri pariwisata bisa melakukan promosi secara mandiri.
“Kami tidak bisa mendukung sepenuhnya seperti tahun 2019 dulu, karena ada rasionalisasi anggaran. Saat ini kita bisa mengembangkan pemasaran yang bersifat digital. Untuk pemasaran dan pengembangan kepariwisataan memanfaatkan potensi yang ada di setiap stakeholder pariwisata,” imbuhnya.
MENGEJUTKAN dan membikin banyak elemen kebakaran jenggot, bahkan tegang. Itulah terobosan Purbaya dalam menata-kelola keuangan negara. Bagaimana tidak? Terobosannya sangat di luar dugaan. Bisa dikatakan out of the box. Setidaknya, keluar dari sisi irama kebiasaan tata-kelola keuangan negara selama beberapa dasawarsa lalu.Satu sisi, masyarakat luas wajar harus terkejut. Karena, hilir dari terobosan kebijakannya mengarah pada manfaat besar untuk kepentingan rakyat. Sang engineer teknik elektro sek.
Laboratorium Indonesia 2045 (Lab 45) menyoroti capaian dan tantangan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka setelah satu tahun menjabat. Menurut Kepala Lab...
Analis Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menilai Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh tidak efisien dan berpotensi terus merugikan negara.