Foto : tempo
brominemedia.com -
President Director PT Trimentari Niaga (BRT) Tomy Huang mengatakan pihaknya
bisa mengkonversi ribuan sepeda motor berbahan bakar minyak atau BBM menjadi
motor listrik dalam sebulan. Hal itu disampaikan dalam acara Electric Vehicle
(EV) Funday di Plaza Timur Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat.
“BRT bisa ribuan sebulan (konversi motor listrik). Karena
kami bukan bengkel tapi pabrik. Dalam sebulan bisa ribuan, karena kita produksi
(sparepart-nya),” ujar dia pada Ahad, 18 Desember 2022.
Soal teknisinya, Tomy melanjutkan, BRT memiliki rekanan yang
ada di seluruh Indonesia. Dia menyebutkan bahwa pihaknya memiliki jaringan 150
eksisting yang ada di 27 provinsi. “Kita akan buat sampai Juni 2023 1.000
eksisting,” kata dia.
Tomy cukup percaya diri bahwa BRT yang paling siap untuk
melakukan konversi motor bensin menjadi motor listrik. Karena, dia berujar, BRT
sudah 20 tahun di industri motor bensin, dan sekarang dilibatkan masuk ke
industri motor listrik. “Makanya yang baju kuning itu adalah seluruh mekanik
saya, yang saya training, rekanan saya dari seluruh Indonesia.”
Adapun mengenai sparepart, Tomy menambahkan, tidak sulit
mendapatkannya, karena memproduksinya sendiri. “Ada beberapa contoh onderilnya
di sini. Kita TKDN-nya paling tinggi, desain sendiri, produksi sendiri, semua
sendiri,” tutur dia.
Tomy pun menjelaskan proses konversi menjadi motor listrik
hanya membutuhkan waktu 45 menit. “Kalau BRT itu prosesnya begini, waktu motor
baru ada modif baru kita butuh tiga hari untuk mendesain, membuat
cetakan-cetakan. Setelah part-nya jadi hanya perlu 45 menit satu unit,” ucap
dia.
Ihwal harga, Tomy mengatakan biaya koversi sepeda motor di
bawah 115 CC dengan tenaga 2 kilowatt rata-rata Rp 7,5 juta. Namun harga itu
belum termasuk baterai. Baterai kendaraan listrik rencananya akan disubsidi
oleh pemerintah.
Selain itu, komponen biaya yang ia sebutkan juga tak termasuk pelat nomor, penggantian STNK, dan uji tipe. “Belum (termasuk pelat nomor), sama STNK itu dan uji tipe Rp 9,65 juta,” kata Tomy. Dia pun menuturkan, BRT saat ini sudah melakukan konversi 10 jenis motor listrik. “Termasuk jenis yang baru-baru.”
Tempo juga berkesempatan menyaksikan proses konversi sepeda motor listrik di stan milik BRT. Dalam stan tersebut, mekanik tampak mempreteli satu per satu terlebih dahulu komponen motor, mulai ban belakang, rantai, jok, knalpot, hingga mesin sepeda motor—mayoritas merek Supra keluaran Honda.
“Sekitar 45 menitan-lah langsung jalan,” kata salah satu mekanik. Setelah selesai, mekanik mengganti mesin menjadi bertenaga listrik.
Tomy melihat, bahwa pemerintah khususnya Kementerian Energi dam Sumber Daya Mineral (ESDM) cukup serius untuk meningkatkan jumlah kendaraan listrik. Namun yang paling penting itu adalah konversi motor listrik harus murah dan kualitasnya bagus, serta membuat penggunanya nyaman.
“Jadi saya bagian dari tim ESDM diamanatkan segera, jadi kita harus bekerja keras,” tutur Tomy.
Sementara Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahwa jumlah populasi sepeda motor di Indonesia sebanyak 120 juta unit. Dia menargetkan agar sepeda motor berbahan bakar minyak atau BBM itu bisa dikonversi menjadi motor listrik yang ramah lingkungan.
"Jadi memang saat ini populasi kendaraan di Indonesia ada 120 juta unit, itu kendaraan roda dua. Pemerintah selalu menyediakan BBM untuk para penggunannya," kata dia.
Namun, menurut dia, harga BBM tidak bisa dikontrol ke depannya, ditambah lagi dengan konsumsi rata-rata kebutuhannya yang sangat besar. "Sehingga, jawabannya untuk (120 juta unit) sepeda motor tersebut dikonversi menjadi energi listrik," tutur Arifin. Dia juga menyebut Indonesia memiliki banyak sumber energi listrik. "Kita juga sudah komitmen untuk mencapai zero emission tahun 2060."
Konten Terkait
Tomy Huang mengatakan pihaknya bisa mengkonversi ribuan sepeda motor berbahan bakar minyak atau BBM menjadi motor listrik dalam sebulan.
Senin 19-Dec-2022 08:46 WIB