Foto : harianjogja
brominemedia.com
- Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi
Indonesia sepanjang 2022 hari ini, Senin (6/2/2023). Ekonom memproyeksikan akan
tumbuh di atas 5 persen namun melambat.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf
Rendy Manilet menyampaikan untuk 2022, ekonomi Indonesia berpeluang tumbuh di
rentang 5,0-5,1 persen year-on-year (yoy).
“Proyeksi kami masih
sama untuk 2022, tanpa mengecilkan sisa-sisa luka pandemi Covid-19 [scarring
effects], ekonomi Indonesia berpeluang tumbuh 5,0-5,1 persen,” ungkapnya kepada
Bisnis, Minggu (5/2/2023).
Prediksi pertumbuhan ekonomi kali ini menurut Core Indonesia
lebih optimis dari prediksinya sebelumnya yang hanya akan berada pada kisaran
4-5 persen.
Lebih lanjut, dalam pandangan Yusuf, ekonomi Indonesia memiliki ciri khas dan daya tahan tersendiri, yang membedakannya dengan banyak negara lain, termasuk peer countries.
Manfaatin gadgetmu untuk dapetin penghasilan tambahan. Cuma modal sosial media sudah bisa cuan!
Gabung bisnis online tanpa modal di http://bit.ly/3HmpDWm
Yusuf melihat kondisi seperti peningkatan harga komoditas berpengaruh besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022.
“Menguatnya permintaan domestik, khususnya dorongan pent-up demand yang sejalan dengan suksesnya pengendalian pandemi, juga tidak kalah signifikan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang menyamai dan bahkan berpotensi melampaui kondisi pra-pandemi,” lanjutnya.
Sementara itu, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercermin dari produk domestik bruto (PDB) akan tumbuh ke angka 5,27 persen.
“Untuk setahun penuh 2022, kami memperkirakan PDB akan meningkat sebesar 5,27 persen, atau naik dari 2021 [3,69 persen],” katanya dikutip dalam keterangan resmi, Minggu (5/2/2023).
Faisal berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 akan tetap Tangguh di tengah ketidakpastian ekonomi global di bayang-bayang resesi, meski sudah menunjukkan tanda-tanda mereda.
Dengan demikian, Faisal melihat bahwa sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia kemungkinan besar akan bergeser dari sektor eksternal ke sektor domestik, karena kegiatan ekspor diperkirakan akan melemah seiring dengan perlambatan ekonomi global.
“Pembukaan kembali ekonomi China memang dapat mendukung permintaan, namun harga komoditas masih rentan berlanjut melemah di tengah prospek peningkatan pasokan dan penurunan permintaan di AS dan zona euro,” jelasnya.
Tercatat pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 berhasil tumbuh sebesar 3,69 persen (yoy). Dengan angka pertumbuhan tersebut, PDB per kapita Indonesia meningkat menjadi Rp62,2 juta (atau setara dengan US$4.349,5), lebih tinggi dari PDB per kapita sebelum pandemi yang sebesar Rp59,3 juta pada 2019.
Konten Terkait
JPNN.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia, menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 8% dalam lima tahun mendatang. Untuk itu, berbagai strategi telah dicanangkan, termasuk peningkatan investasi hingga Rp 1.900 triliun pada tahun 2025.
Jumat 13-Dec-2024 20:18 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Universitas Paramadina Prof Didik Junaidi Rachbini menganggap, visi ambisius Presiden Terpilih Prabowo Subianto mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen memerlukan strategi yang mumpuni. Langkah itu...
Minggu 22-Sep-2024 20:16 WIB
Ekonom senior Indef, menyebutkan, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia menyentuh angka 8% masih bisa dicapai (attainable growth).
Minggu 08-Sep-2024 20:24 WIB
Pertumbuhan industri waralaba di Indonesia terus menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir. Industri itu mencatat pertumbuhan rata-rata sebesar 10%-15% per tahun sejak 2019.
Kamis 05-Sep-2024 20:38 WIB
Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporan Prospek Ekonomi Dunia yang dirilis Selasa (11/4) lalu menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Rusia untuk tahun 2023. Produk Domestik Bruto (PDB) Rusia diperkirakan....
Rabu 12-Apr-2023 09:28 WIB