PEMERINTAHAN

Beringas AS Bombardir ISIS di Suriah Usai 3 Warganya Tewas

Sabtu 20-Dec-2025 20:00 WIB 7

Foto : detik

Brominemedia.com - Amerika Serikat (AS) membombardir lebih dari 70 target kelompok radikal Islamic State (ISIS) di wilayah Suriah. Gempuran pada Jumat (19/12) waktu itu untuk membalas serangan yang menewaskan tiga warga AS, termasuk dua tentara, di Suriah akhir pekan lalu.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (20/12/2025), Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan bahwa sebagai respons, AS telah "menyerang lebih dari 70 target di berbagai lokasi di wilayah Suriah bagian tengah dengan jet tempur, helikopter serbu, dan artileri".

"Operasi tersebut menggunakan lebih dari 100 amunisi presisi yang menargetkan infrastruktur dan situs-situs senjata ISIS yang diketahui," kata CENTCOM dalam pernyataannya.

CENTCOM juga menambahkan bahwa AS dan pasukan sekutunya telah "melakukan 10 operasi di Suriah dan Irak yang mengakibatkan kematian atau penahanan 23 pelaku teroris" menyusul serangan di Palmyra. Tidak disebutkan lebih lanjut kelompok mana yang menjadi afiliasi para militan tersebut.

Otoritas Washington mengatakan seorang pria bersenjata dari ISIS yang bertindak sendirian mendalangi serangan pada 13 Desember lalu di area Palmyra -- rumah bagi reruntuhan kuno yang terdaftar di UNESCO dan pernah dikuasai para petempur ISIS -- yang menewaskan dua tentara AS dan satu warga sipil AS.

Warga-warga AS yang tewas dalam serangan Palmyra pada akhir pekan lalu terdiri atas dua sersan Garda Nasional Iowa, William Howard dan Edgar Torres Tovar, serta seorang warga sipil bernama Ayad Mansoor Sakat yang berasal dari Michigan dan bekerja sebagai penerjemah.

Serangan yang menewaskan tiga warga AS itu merupakan insiden pertama sejak penggulingan penguasa lama Suriah, Bashar al-Assad, pada Desember tahun lalu. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Suriah, Noureddine al-Baba, mengatakan pelakunya adalah anggota pasukan keamanan yang akan dipecat karena "ide-ide ekstremis Islamis-nya".

Para personel AS yang menjadi target serangan itu merupakan personel yang mendukung Operation Inherent Resolve, upaya internasional untuk memerangi ISIS, yang merebut sebagian besar wilayah Suriah dan Irak pada tahun 2014.

Kelompok radikal itu telah dikalahkan oleh pasukan darat lokal, yang didukung serangan udara internasional dan dukungan lainnya, tetapi ISIS masih memiliki kehadiran di Suriah.

Kementerian Luar Negeri Suriah, meskipun tidak secara langsung mengomentari serangan pada Jumat (19/12), mengatakan dalam sebuah postingan via media sosial X bahwa negaranya berkomitmen untuk memerangi ISIS.

Ditegaskan juga oleh Kementerian Luar Negeri Suriah bahwa pihaknya "memastikan kelompok tersebut tidak memiliki tempat perlindungan yang aman di wilayah Suriah, dan akan terus mengintensifkan operasi militer terhadapnya di mana pun kelompok tersebut menimbulkan ancaman".

Peringatan Keras dari Trump

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan militer Washington telah melancarkan "pembalasan yang sangat serius" terhadap kelompok radikal Islamic State (ISIS) di Suriah, setelah serangan yang menewaskan tiga warga AS. Trump memperingatkan bahwa siapa pun yang menyerang atau mengancam AS, akan dihantam lebih keras.

"Dengan ini saya mengumumkan bahwa Amerika Serikat melancarkan pembalasan yang sangat serius, seperti yang telah saya janjikan, terhadap para teroris pembunuh yang bertanggung jawab," kata Trump dalam postingan Truth Social, seperti dilansir AFP, Sabtu (20/12/2025).

"Kita menyerang dengan sangat kuat terhadap benteng-benteng ISIS di Suriah, tempat yang berlumuran darah dan memiliki banyak masalah, tetapi memiliki masa depan yang cerah jika ISIS dapat diberantas," sebutnya.

Lebih lanjut, Trump melontarkan peringatan terbaru bagi siapa pun, terutama para teroris, yang menyerang atau mengancam AS.

"Semua teroris yang cukup jahat untuk menyerang warga Amerika dengan ini diperingatkan -- ANDA AKAN DIHANTAM LEBIH KERAS DARIPADA YANG PERNAH ANDA ALAMI SEBELUMNYA JIKA ANDA, DENGAN CARA APA PUN, MENYERANG ATAU MENGANCAM AMERIKA SERIKAT," tegasnya.

5 Militan ISIS di Suriah Tewas Digempur AS

Sedikitnya lima militan Islamic State (ISIS) tewas dalam gempuran militer AS di wilayah Suriah. Gempuran Washington itu merupakan balasan atas serangan akhir pekan lalu yang menewaskan tiga warga negaranya.

Kepala kelompok pemantau Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdel Rahman, seperti dilansir AFP, Sabtu (20/12), melaporkan bahwa gempuran-gempuran AS itu memakan korban jiwa di wilayah Provinsi Deir Ezzor, Suriah bagian timur.

"Setidaknya lima anggota kelompok Islamic State tewas," sebut Rahman dalam pernyataan kepada AFP.

Salah satu korban tewas, menurut Rahman, merupakan seorang pemimpin sel ISIS yang bertanggung jawab atas operasional drone di area tersebut.

Seorang sumber keamanan Suriah mengatakan kepada AFP bahwa serangan-serangan AS menargetkan sel-sel ISIS di area gurun Badia yang luas, termasuk di Provinsi Homs, Deir Ezzor, dan Raqa. Disebutkan sumber keamanan tersebut bahwa serangan itu tidak mencakup operasi darat.

Sebagian besar target serangan, menurut sumber tersebut, berada di area pegunungan yang membentang di sebelah utara Palmyra, termasuk menuju Deir Ezzor.


Konten Terkait

PEMERINTAHAN Beringas AS Bombardir ISIS di Suriah Usai 3 Warganya Tewas

Bombardir Amerika Serikat (AS) kepada ISIS di Suriah menewaskan lima orang. Ini merupakan balasan atas serangan yang menewaskan tiga warga AS.

Sabtu 20-Dec-2025 20:00 WIB

RAGAM Cerita Krisis TPA Cipeucang Dorong Realisasi Lubang Biopori

Sebagian warga Kota Tangerang Selatan berusaha menghindar dari dampak penutupan TPA Cipeucang. Rencana lama biopori akhirnya terlaksana.

Jumat 19-Dec-2025 20:13 WIB

PEMERINTAHAN Total Warga 39 Negara Dilarang Trump Masuk AS Mulai Tahun Depan

AS memperluas larangan masuk bagi warga negara asing, kini total 39 negara. Pembatasan ini mencakup larangan total dan parsial, mulai berlaku 1 Januari 2026.

Rabu 17-Dec-2025 20:11 WIB

PEMERINTAHAN GKR Hemas: Krisis Kesehatan Mental Perempuan Harus Jadi Agenda Prioritas Negara

Wakil Ketua DPD RI, GKR Hemas menegaskan kesehatan mental perempuan yang tidak boleh lagi dipandang sebagai isu pinggiran.

Minggu 07-Dec-2025 20:15 WIB

PERISTIWA Jenderal Sigit Bilang Oknum yang Mengeplak Wartawan Bukan Ajudan Kapolri

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengaku mengetahui kabar adanya dugaan kekerasan terhadap wartawan saat kunjungannya ke Stasiun Semarang Tawang pada Sabtu (5/4), dari pemberitaan.

Minggu 06-Apr-2025 20:45 WIB

Tulis Komentar