Foto : detik
brominemedia.com –
Ambruknya proyek revitalisasi tembok GOR Mampang Prapatan, Jakarta Selatan,
berbuntut panjang. Dinas Pemuda Olahraga (Dispora) DKI Jakarta dipanggil polisi
untuk dimintai keterangan.
Adapun peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (31/7) lalu.
Dua orang pekerja tewas akibat kejadian tersebut.
Kapolsek Mampang Prapatan, Kompol Supriadi mengatakan
Dispora DKI diperiksa terkait proses lelang proyek pada Jumat (5/8) sore.
Selain itu pihaknya juga akan memanggil Tim Puslabfor Polri
guna memastikan adanya dugaan kelalaian dalam insiden tersebut.
"Ini kita panggil Puslabfor untuk pastikan apakah ada
kelalaian atau bagaimana," ujar Supriadi.
Dispora menyebut saat ini kasus tersebut tengah ditangani
oleh Polsek Mampang Prapatan. Dispora juga memastikan pihaknya bakal memenuhi
panggilan polisi untuk dimintai keterangan terkait proses lelang proyek
revitalisasi GOR tersebut.
"Itu tadi yang saya sebut pejabat pembuat komitmen
(PPK)-nya, hanya dimintai keterangan sih. Proses lelangnya seperti apa,"
ujar Sekretaris Dispora DKI Jakarta, Rusdiyanto, Jumat (5/8).
Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI Jakarta buka suara
terkait insiden tembok GOR Mampang Prapatan yang ambruk hingga menewaskan
pekerja proyek. Dispora DKI mengatakan insiden itu terjadi ketika kontraktor
tengah merobohkan bangunan tersebut untuk kebutuhan proyek revitalisasi GOR.
"Memang sengaja dirobohkan, mau dibangun baru yang lama
kan harus dihapus," kata Sekretaris Dispora DKI Jakarta Rusdiyanto.
Rusdiyanto menuturkan perobohan bangunan itu merupakan
bagian dari tindakan penghapusan aset. Setelah itu, barulah akan dilakukan revitalisasi
GOR di lahan tersebut.
"Penghapusan itu artinya bangunan lama dihapus dan itu
ditenderkan sudah ada pemenang lelangnya. Itu pihak ketiga pemenang lelangnya yang
mengerjakan," jelasnya.
"Jadi, ini dalam proses menuju revitalisasi sebelum
direvitalisasi, bangunan lama kan harus dihilangkan dulu," imbuhnya.
Rusdiyanto menegaskan kejadian nahas tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab kontraktor. Pasalnya, bangunan yang sudah dilelang sepenuhnya
milik pemenang tender.
"Pada saat dilelang, badan aset ini yang punya kewenangan melelang namanya BPAD. Nah, berarti dilelang sudah ditemukan pemenangnya, sudah teken kontrak dan dikerjakan, kan bangunannya sudah menjadi milik pemenang tender. Dibongkar, besinya diambil, sebelumnya sudah ada proses perhitungan nih, dia yang dapat," ujarnya.
"Jadi ini kan korbannya pekerjanya korban yang menang
tender nih, jadi menjadi kewajiban si perusahaan itu," sambungnya.
Seperti diketahui, dua orang pekerja proyek revitalisasi GOR
Mampang Prapatan meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan tembok. Dua orang
korban meninggal dunia usai sempat dilarikan ke rumah sakit.
"Itu kan mereka bongkar tembok. Tahu-tahu angin kenceng
terus temboknya roboh timpa mereka. Jadi ketiban reruntuhan," kata
Supriadi, Senin (1/8).
Korban berinisial AJ (48) dan IN (23) tewas akibat kejadian
itu. Supriadi mengatakan saat itu ada empat pekerja di lokasi. Namun, dua
pekerja lainnya tidak terkena reruntuhan tembok.
Supriadi menyebut pihaknya kini tengah mendalami adanya
unsur kelalaian hingga fasilitas alat keselamatan kerja yang disiapkan pihak
penanggung jawab proyek kepada para karyawannya.
"Iya kita dalami ke sana walaupun ini sudah
diselesaikan secara kekeluargaan. Ini mereka damai. Tapi karena ada korban jiwa
kita tetap dalami sebagai pembelajaran ini ke depannya bahwa pekerjaan ini
taruhannya. Perlu ada standarnya. Tetap kita lakukan pemeriksaan, ini kan punya
dispora (dinas pemuda dan olahraga)," pungkas Supriadi.
Konten Terkait
Ambruknya proyek revitalisasi tembok GOR Mampang Prapatan, berbuntut panjang. Dinas Pemuda Olahraga DKI Jakarta dipanggil polisi untuk dimintai keterangan.
Sabtu 06-Aug-2022 05:23 WIB