TREND

134 Negara Jajaki Mata Uang Digital, Dolar AS dalam Bahaya Besar

Jumat 20-Sep-2024 21:02 WIB 196

Foto : sindonews

Brominemedia.com – Aliansi BRICS sedang berupaya membentuk sistem pembayaran baru untuk mengakhiri ketergantungan terhadap dolar AS. Blok ini ingin meredupkan pamor dolar AS dan menantang dominasi mata uang ini dalam perdagangan dan transaksi global.

Rusia sebagai pelopor BRICS menjadi yang terdepan dalam menciptakan mata uang digital (CBDC) dalam rubel dengan bantuan teknologi blockchain. Langkah tersebut akan membantu ekonominya tetap bertahan di tengah sanksi yang dijatuhkan Gedung Putih.

Atlantic Council menerbitkan laporan terbaru yang menunjukkan bahwa 134 negara di seluruh dunia termasuk negara-negara anggota BRICS sedang membangun mata uang digital. Seluruh CBDC saat ini sedang dalam mode pengujian dan uji coba sedang dijalankan oleh bank sentral masing-masing. Dari 134 negara, 66 negara telah mencapai tahap lanjut dalam pengujian CBDC.

"Penelitian baru kami menunjukkan bahwa 134 negara termasuk BRICS sekarang sedang menjajaki CBDC, yang mewakili 98% dari PDB global," tulis Atlantic Council, dilansir dari WatcherGuru, Jumat (20/9/2024).

Dalam laporan itu disebutkan, 66 negara berada dalam tahap eksplorasi lanjutan, yang meliputi tahap peluncuran, percontohan, atau pengembangan.

Anggota BRICS, India dan Rusia, kini sedang menjalankan uji coba mata uang digital tahap kedua. Baca Juga: Manfaatkan Sanksi Barat, Terkuak Bagaimana Yuan China Menggerogoti Dolar AS Pada September 2024, setiap negara G20 sedang menjajaki CBDC dengan 19 di antaranya berada dalam tahap lanjutan pengembangan CBDC.

Sejumlah negara seperti, Jepang, India, Australia, Korea Selatan dan Turki termasuk di antara 13 negara G20 yang menguji coba CBDC.

Sementara proyek-proyek baru diperkenalkan di Prancis, Italia, dan Indonesia. Sebab itu, BRICS dapat mengakhiri ketergantungan pada dolar AS setelah mata uang digital menjadi norma untuk perdagangan dan transaksi.
Share:

Konten Terkait

TEKNOLOGI Aukey Rilis 14 Produk Wireless Charging MagFusion Qi2.2

MEREK pengisian daya nirkabel premium global Aukey, meluncurkan 14 produk MagFusion Qi2.2 di Konferensi Mitra Asia Tenggara di Bangkok, Thailand.

Minggu 31-Aug-2025 20:54 WIB

PERISTIWA Menkomdigi Berharap Penutupan Fitur Live TikTok Tak Berlangsung Lama

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menghargai langkah TikTok menutup sementara fitur Live di platform.

Minggu 31-Aug-2025 20:51 WIB

LIFESTYLE Pengguna Spotify Kini Bisa Saling Berkirim Pesan

Spotify memperkenalkan fitur pesan di dalam aplikasi, sehingga pengguna merasa seperti media sosial dalam konsumsi konten musik dan podcast.

Rabu 27-Aug-2025 20:50 WIB

EVENT Digital Trust Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Teknologi

Membangun digital trust bukan hanya soal teknologi, tetapi juga kolaborasi dan kepatuhan. Dengan identitas digital yang sah dan diakui negara, masyarakat maupun industri dapat bertransaksi dengan lebih aman.

Selasa 26-Aug-2025 21:05 WIB

TEKNOLOGI Peneliti China Kembangkan Baterai Litium Lebih Kuat dari Tesla

Peneliti Universitas Tianjin China mengumumkan pengembangan baterai logam litium yang diklaim lebih kuat dibandingkan dengan kendaraan listrik milik Tesla.

Senin 18-Aug-2025 20:42 WIB

Tulis Komentar